20

498 39 3
                                        

Typo bertebaran
Alur gaje

Pagi itu Jay tengah memasak sarapan, engga tau ada angin apa tiba-tiba pengen aja gitu dia masak. Lagi asyik-asyiknya masak si Renal datang dengan muka kusutnya khas orang baru bangun tidur, entah sudah cuci muka dan gosok gigi atau belum author pun engga tau yang jelas mukanya sekarang lagi kurang enak buat di pandang, kurang seger gitu.

"Masak apa mas?" tanyanya sambil ngambil segelas air minum di kulkas, terus duduk di meja makan.

"Nasi goreng" Jawab Jay "mau ngga?"

"Mau mas" si Renal lalu minun airnya tadi hingga sisa setengah.

"Kok sepi, yang lain belum pada bangun yah!" ujarnya sambil ngelihat tiga pintu kamar yang penguhinya belum muncul.

"Biasa begadang mereka semalam main game" kata Jay masih sibuk sama masakannya.

Renal mengangguk lalu ngalihin padangannya ke arah tangga yang menuju lantai atas.

"Si Jeje juga belum bangun! Tumben?"

Jay nengok sebentar ngeliatin Renal yang lagi liatin tangga, terus lanjut masak lagi.

"Ngga tau, mungkin semalam dia begadang juga soalnya kemarin dia bilang banyak tugas dari gurunya."

"Bangunin engga nih, udah jam enam lewat loh ini" Renal beralih liat jam diding.

"Bangunin aja dari pada telat dia, kan kasian entar dihukum"

Pemuda china kita lalu beranjak dari meja makan terus jalan ke arah tangga, baru juga mau naikin satu anak tangga yang mau di bangunin udah muncul duluan.

"Kak Renal mau kemana?" tanya Jevin yang ada di ujung tangga atas.

Renal ngedongak " Eh dek, ini tadi kakak kira belum bangun jadi mau di banguni soalnya udah jam enam lewat"

Jevin senyum lalu turun nyamperin Renal "oh... kirain mau apa, yuk Jeje mau buat sarapan dulu"

"Engga usah dek ini mas udah buatin" kata Jay yang lagi naruh tiga piring nasi goreng di meja makan.

Si Jevin senyum lagi, lalu jalan kemeja makan diikutin Renal di belakangnya.

Mereka pun duduk di meja makan dan menikmati nasi goreng buatan Jay.

"Maaf yah mas, Jeje bangunnya telat jadinya mas Jay yang masak" kata Jevin di sela-sela makannya.

"Engga masalah dek, mas juga emang lagi pengen masak kok" Jay senyum ke Jevin.

"Oh iya berangkat sama siapa dek?" tanya Renal

"Sendiri kak soalnya Rei lagi sakit"

"yaudah sama kakak aja berangkatnya, kakak mandi dulu" Jevin ngangguk

Renal yang udah kenyang pun beranjak lalu naruh piringnya di washtafel, terus lanjut kekamarnya buat mandi.

"Oh iya mas Jay engga kerja?"

"Engga dek, pemotretannya udah selesai tinggal mau mas edit"

Keduanya lalu ngobrol, dan selesai makan Jevin milih buat nyuci piring, padahal udah di larang sama Jay, tapi dia ngotot katanya sambil nunggu Kak Renal yaudah Jay pasrah dan pamit kekamarnya buat lanjut ngedit.

.

.

.

"Baru udah mau berangkat sekolah Je?" Tanya Nico yang baru keluar kamar dan mendapati Jevin sedang mengenakan sepatu.

Jevin yang mendengar itu menoleh sejenak.

"Iya kak!" Jawab anak manis pak Dimas itu.

"Sama siapa? Mau kakak anter?"

Jevin menggeleng kecil.

"Ngga usah kak, Jeje di anter kak Renal"

"Oh, terus Renalnya mana?"

Nico celingukan mencari keberadaan si Chinese yang katanya akan mengantarkan si manis.

"Kak Renal udah nunggu di luar" kata Jevin membuat Nico mengangguk.

"Kalo gitu Jeje, pamit ke sekolah dulu ya, kak!" Lanjut Jevin pamit setelah selesai memakai sepatunya.

Nico tersenyum sembari mengangguk.

"Iya, hati-hati. Bilang sama Renal jangan ngebut"

"Iya kak, Jeje pergi dulu ya!"

Sepeninggal Jevin, Nico pun berjalan ke arah dapur untuk sarapan.

Saat akan mengambil nasi goreng, tak sengaja cowok Leo itu melihat sebuah buku yang tergeletak di meja makan.

Di ambilnya buku tersebut.

"Eh, ini kan buku Jeje kok bisa di sini!" Bingungnya.

Lalu sedetik kemudian ia pun sadar jika Jevin melupakan bukunya itu.

"Astaga, pasti dia lupa" ujarnya.

Nico yang tadinya ingin sarapan pun mengurungkan niatnya. Ia lalu berbalik ke kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci motor miliknya berniat mengantarkan buku milik Jevin.

"Mau kemana, Ko?" Tanya Markus yang keluar kamar bersamaan dengan Nico yang kini telah mengenakan jaket.

"Ini bang mau nganterin buku Jevin yang ketinggalan di meja makan" kata Nico sembari menunjukkan buku milik anak pemilik kosannya itu.

Melihat itu Markus mengangguk.

"Oh, ya udah hati-hati di jalan, ya!" Ucapnya.

"Iya bang, gue pergi dulu."

Nico lalu berjalan keluar kosannya tersebut menuju ke tempat motornya di parkir. Kemudian ia memasukkan kunci dan menyalakan mesin motornya. Setelahnya ia langsung tancap gas menuju sekolah Jevin.

Tak butuh waktu lama Nico pun tiba di depan gerbang sekolah Jevin dan memarkirkan motornya di sana.

Pemuda Leo itu turun dari motornya kemudian ia berjalan masuk melewati gerbang sembari mencari keberadaan si manis yang ia yakini belum masuk kedalam gedung sekolahnya.

Dan benar saja tak butuh waktu lama Nico langsung mendapati anak bapak kosnya itu sedang berdiri tersipu di depan Renal yang tengah mengacak rambutnya.

Sudut bibir Nico terangkat melihat pemandangan itu.

'Ngga enak banget liat crush malu-malu gitu sama orang lain' batinnya.

Lalu Nico pun menghampiri kedua cowo tersebut.

"Je~, buku kamu ketinggalan!" Ujarnya begitu tiba di hadapan Renal dan Jevin.

Jevin dan Renal sontak menoleh padanya.

"Eh! Aduh makasih ya kak, Jeje ngga sadar kalo buku Jeje ketinggalan!" Kata Jevin sembari mengambil bukunya pada Nico.

"Makasih ya kak karena udah repot-repot nganterin bukunya Jeje!" Lanjutnya.

Nico tersenyum.

"Sama-sama, lain kali cek barangnya dulu sebelum berangkat!"

"Iya kak, sekali lagi makasih, ya!"

Nico kembali tersenyum lalu pamit pulang. Setelah Nico berbalik pergi Renal pun juga ikut pamit pulang pada Jevin.

"Je, kakak juga pulang dulu, ya! Belajar yang rajin, terus siangnya kalo udah pulang sekolah kabarin kakak atau anak kosan yang lain biar salah satu dari kita bisa jemput kamu, oke!"

Jevin mengangguk.

"Iya kak!" Ucapnya.

Anak samata wayang pak Dimas itu lalu berbalik dan berjalan masuk kedalam gedung sekolah bersamaan dengan motor Renal yang sudah meninggal area sekolahnya.

~KPD~

Ninit 🍊

Kosan Pak Dimas [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang