16

552 70 0
                                        

Typo bertebaran
Alur gaje

Dua hari setelah Renal kembali ke kosan, Nico pun juga menyusul.

Dan itu berarti sudah ada dua orang yang menemani Jevin di rumah.

"Kak Jaemdra mau kemana?" Tanya Jevin yang melihat Nico hendak keluar rumah.

Si cowo kelinci menoleh pada Jevin yang tengah menonton tv di ruang tamu.

"Mau jalan-jalan ke taman kompleks sambil nyari jajan Je~, kenapa mau ikut?"

Jevin yang memang tengah bosan di rumah, tersenyum mendengar ajakan Nico.

"Iya kak, Jeje mau ikut" antusias Jevin.

Anak manis pak Dimas itu lalu menghampiri Nico setelah mematikan tv.

Nico tersenyum kecil melihat Jevin yang begitu senang ia ajak pergi.

"Ngga mau ganti baju dulu?" Tanyanya dan di jawab gelengan kepala oleh Jevin.

"Nal, aku sama Jeje mau ke taman nyari jajan kamu mau nitip ngga?" Teriak Nico kemudian pada Renal yang tengah mengerjakan tugas di kamarnya.

"Iya, aku nitip pentol sama cilok sepuluh ribu, yang pedas ya!" Balas Renal dari dalam kamarnya.

"Ya udah kita pergi dulu! Yuk Je~"

Nico dan Jevin pun berjalan beriringan keluar rumah menuju ke taman kompleks tempat tinggal mereka.

Sepanjang perjalanan Jevin sesekali menatap hp-nya dan tampak menghela nafas panjang.

Semua gerak gerik cowo manis itu tak luput dari perhatian Nico. Salah satu alis cowo tampan itu terangkat.

"Kenapa Je~? Dari tadi kakak perhatiin kamu ngehela nafas terus."

Jevin yang mendengar itu mengalihkan perhatian dari hp-nya ke Nico.

Ia tersenyum kikuk.

"Ini kak, aku ngajakin Rei buat ikut kita biar rame gitu, tapi dia lagi pergi sama maminya, jadi dia ngga bisa."

"Oh kirain kenapa."

Tak berselang lama Jevin dan Nico pun sampai di taman kompleks yang sudah terdapat beberapa penjual jajanan di sana.

Mereka pun langsung menghampiri gerobak terdekat dan membeli beberapa bungkus jajanan dan memakannya di tempat itu juga.

"Je~ kamu mau apa lagi?" Tanya Nico pada Jevin saat tengah memesan titipan Renal.

Namun tak ada jawaban yang ia dapat.

Nico pun menoleh kebelakang dan tak mendapati anak bapak kosannya itu.

"Loh! Jeje kemana?" Bingungnya.

Cowo tampan itu lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan ia pun menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya ketika melihat Jevin tengah sibuk bermain dengan seekor kucing kecil tidak jauh dari tempatnya.

Ia kemudian menghampiri cowo manis itu setelah pesanannya selesai di bungkus.

"Eits... Ngga boleh di pegang-pegang kucingnya, nanti alergi kamu kambuh." Nico yang sudah berada di samping Jevin mencekal tangan si manis yang hendak mengelus bulu si kucing.

Jevin menatap Nico cemberut "kalau cuma pegang ngga bakalan bikin alergi aku kambuh kok, kak!" Ujarnya

Nico tersenyum lalu membawa Jevin untuk berdiri. Tangannya yang tadi mencekal tangan Jevin kini beralih mengacak rambut si manis.

"Kakak tau kok, tapi kan mencegah lebih baik dari pada mengobati, siapa yang bakal tau kalau tadi pas ngusap kucingnya tiba-tiba bulunya beterbangan dan kehirup sama kamu, itukan ngga baik buat kamu nya."

Jevin lagi-lagi menatap Nico dengan wajah cemberut "iya, maaf!" Ucapnya.

"Kamu masih mau beli sesuatu ngga?" Tanya Nico mengalihkan pembicaraan dan di jawab gelengan kepala oleh Jevin.

"Kalau gitu kita pulang, yuk! Udah sore banget ini, nanti Renal nyariin kita" lanjut Nico.

Dan Jevin hanya mengangguk sebagai jawaban.

Mereka pun pulang ke rumah dengan Jevin yang masih saja cemberut perkara si kucing tadi.

Nico yang tau itu menghela nafas panjang "udah dong cemberutnya. Nanti kakak traktir mekdi deh sampe kamu puas sebagai ganti pegang kucingnya. Mau?"

Mendengar kata traktir dari Nico. Jevin yang awalnya cemberut kini tersenyum senang sambil menatap cowo tampan itu.

"Mau kak!" Seru Jevin antusias.

Kapan lagi kan dia bisa menikmati MCD sepuasnya tanpa perlu mengeluarkan uang.

Terkesan matre emang, tapi kan bukan dia juga yang minta jadi gas lah hehehehe (⁠>⁠▽⁠<⁠)

~~KPD~~

Sogokan mekdi emang kadang di butuhkan ( ͡⁠°⁠ ͜⁠ʖ⁠ ͡⁠°⁠)

Kosan Pak Dimas [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang