Typo bertebaran
Alur gaje"Jadi yang mana sih Je yang lu suka itu?" Tanya Rei kepo dengan suara pelan karena sekarang dia lagi di ruang tamu bareng sahabatnya itu di temani dua cowo ganteng Renal dan Haikal.
Kedua anak kos pak Dimas itu lagi ngerjain tugas di sana di liatin sama Jevin dan Rei yang emang lagi nonton di tempat itu.
Jevin ngedeketin mulut ke telinga Rei dan membisikkan sesuatu.
Rei mandang Jevin "serius?" Pastinya saat Jevin selesai berbisik.
"Iya serius" angguk Jevin.
"Huh untung bukan kak Nico" Rei menghela nafas sambil ngelus dadanya lega.
"Ya kali kak Nico kan kamu tau selera aku kayak gimana" ujar Jevin.
"Iya sih hehehehe"
Renal dan Haikal yang lagi ngerjain tugas mereka melirik bingung dua uke yang lagi asyik berbisik ria itu.
"Mereka ngomongin apa sih?" Haikal nyikut lengan Renal.
"Mana ku tau" ujar si pemuda chinese datar.
Haikal memandangnya julid 'gue tenggelemin juga nanti nih orang China satu nanti ngomongnya datar mulu kek papan ujian' Batinnya.
Ngga lama pintu rumah kebukan di susul tawa dari dua orang yang baru aja masuk.
"Hahaha anjir untung ada lu bang kalau ngga habis gue sama tuh bencong hahaha"
"Makanya lain kali jan sok iya pake mau godain bencong segala Ko"
"Hahaha/hahaha"
Mendengar suara berisik itu Renal pun bersuara.
"Hemm mohon untuk tidak berisik dan tutur katanya tolong di jaga ini bukan kebun binatang" ujar pemuda chinese itu tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop miliknya.
Kedua orang yang baru masuk ke rumah itu lalu menatap ke arah suara Renal dan langsung terkejut karena mendapati Jevin dan temannya juga berada di sana.
Mereka lalu terkekeh canggung "maaf Nal kirain tadi rumah sepi" kata salah satunya lalu mereka langsung melengos ke kamar mereka takut di amuk Renal mungkin.
"Duh Je kok kak Nico ganteng banget sih" bisik Rei pada Jevin sesaat setelah Nico lewat di belakang mereka.
"Bener sih, tapi masih gantengan crush aku" kata Jevin membuat Rei mencibir.
Tak terasa sore pun tiba, Rei juga sudah pulang sejak satu jam yang lalu dan kini Jevin sedang menyiapkan makan malam di bantu oleh Renal.
"Kak Renal mau buat apa?" Tanya Jevin yang melihat cowo Chinese itu menyiapkan berbagai macam sayur serta jamur dan ada daging juga di sana.
Renal melirik Jevin sebentar sambil tersenyum lalu kembali fokus pada bahan makanan di depannya.
"Mau masak hotpot dek, lagi kepengen makan itu soalnya"
Mata Jevin berbinar "wah hot pot ya, Jeje udah lama ngga makan hemm mau di bantu ngga kak buatnya?"
"Ngga usah Je~, ini tinggal nunggu kuahnya mendidih kamu selesaiin masakan kamu aja habis itu kita panggil yang lain makan"
Jevin mengangguk lalu kembali pada masakannya.
Setelah keduanya selesai memasak dan menyusun masakan mereka di meja makan Renal pun pergi memanggil teman kosannya yang lain untuk makan malam.
"Wah ada hotpot pasti enak nih" heboh Haikal saat tiba di ruang makan dan menemukan makanan tersebut tersaji di atas meja.
"Kamu yang masak Je~?" Tanya mas Jay.
"Kak Renal yang masak, Jeje mah ngga tau masak gituan" Jevin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Semua yang ada di sana mengangguk kecuali Renal.
"Ya udah yuk makan nanti keburu dingin makanannya"
Mereka berenam pun duduk di meja makan dan mulai menikmati makan malam buatan Jevin dan Renal.
"Eh tunggu ini daging apa Nal?" Markus menatap Renal.
Si Chinese yang di tanya mendongak menatap Markus lalu melirik Haikal yang tampak lahap memakan hot pot buatannya.
Dalam hati Renal tersenyum 'ngerjain si malika ah' batinnya.
"Babi bang" ucap si cowo Chinese dan sukses membuat Haikal yang tengah lahap tersedak.
"Uhuk... Kok ngga bilang dari awal, ya Allah gue udah makan banyak lagi" panik Haikal.
'sialan bener, ini gue ngga berdosa kan ya kan gue ngga tau itu babi'
"Maaf Kal lupa aku" kata Renal pura-pura.
"Kal kamu oke kan?" Ini Nico yang bertanya karena wajah Haikal tampak pucat.
"Ngga apa-apa kok Ko, cuman kepikiran aja ini aku dosa apa kagak"
Jay yang duduk di samping Haikal menepuk-nepuk pundak cowo tan itu "kamu ngga tau Kal, jadi kamu ngga dosa kok"
Haikal mengangguk "iya mas".
Jevin yang sedari tadi diam memperhatikan kelima anak kos ayah pun buka suara "hemm emang bener babi ya kak? tadi kok Jeje baca tulisannya sapi terus ada logo halalnya!" Bingung pemuda yang paling muda di sana itu.
Markus, Haikal, Jay dan Nico terdiam lalu suara tawa Renal terdengar setelahnya.
"Hahaha sorry Kal gue bercanda, dagingnya daging sapi kok bukan babi, maaf ya"
"bercandanya ngga lucu Nal, Haikal itu agamanya beda sama kita jangan gitu dong apalagi kamu tau agamanya ngelarang dia makan babi" kata Markus.
"Iya Nal, kamu ngga boleh gitu apalagi ini nyangkut agama" timpal Jay.
"Iya mas, bang aku ngga akan bercanda kaya gitu lagi, maaf ya Kal"
Haikal yang memang tidak marah sama sekali mengangguk "iya ngga apa-apa kok, yang penting lain kali jangan gitu, hampir jantungan aku tadi" dan Haikal pun lanjut memakan hot potnya.
"Eh tapi beneran ini bukan babi kan Nal?" Bisik Nico.
"Bukan Ko, ini sapi kok bungkusnya masih ada di dapur kalau ngga percaya"
Nico mengangguk, lalu melirik menatap Jevin yang sibuk dengan makanannya"seharusnya tadi kalau kamu mau ngerjain si Haikal, jangan biarin Jeje bantuin kamu masak" bisiknya lagi.
"Ya mau gimana lagi kan tadi aku reflek mau ngerjain Haikal"
"Nal, Ko makan jangan ngobrol terus" ujar Jay yang menyadari kedua adik kosannya itu sibuk mengobrol.
"Hehehe iya mas" ucap keduanya kemudian melanjutkan makannya.
~~KPD~~
Makin aneh ngga sih ini cerita 😅😅

KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Pak Dimas [Slow Update]
FanfictionJay, Markus, Renal, Chandra dan Jaemdra , lima cowo yang naksir anak pemilik kosan tempat mereka tinggal, dek Jevin.