Jeno tersenyum mendapati Jaemin yang sudah berada di apartemennya. Jeno menyuruh Jaemin tunggu di ruang tengah sementara dia mengambil buku dan alat tulisnya di kamar."Ngerjain tugas pake ditemenin segala," Cibir Jaemin yang sedang duduk dibawah dan besender ke sofa dibelakangnya.
"Biar semangat," Jawab Jeno dengan senyuman khasnya.
Jeno duduk di samping Jaemin, lalu mulai membuka bukunya. "Na ajarin ngerangkum," pinta Jeno.
Alis Jaemin menekuk. "Wait, tugas lu ngerangkum?" Jeno mengangguk tanpa beban.
"What?! Gampang tau ngerangkum doang."
"Ihh itu kan kata Nana. Kata Jeno susah, makanya Jeno suruh kesini."
Jaemin mendengus sebal. "Elah gampang banget. Ada stabilo gak?"
Jeno mengangguk. "Ada nih satu." Jeno menunjukkan sebuah stabilo dari dalam tempat pensil nya.
"Nah tinggal lu coretin yang menurut lu penting, paham?" Jeno membalas dengan anggukan kecil.
"Yaudah coret yang penting," titah Jaemin.
Jeno menuruti perintah Jaemin. Dia sedikit mencondongkan tubuhnya ke Jaemin dan...
Srett.. srett..
"Eh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine | Nomin [End]
Teen FictionSetelah berbulan-bulan caper ke Jaemin akhirnya Jeno menjadi kekasihnya Jaemin. "Mau ya jadi pacar aku?" Tanya Jeno sekian kalinya. "Ck, yaudah iya. Gue bosen dengerin lu ngomong gitu mulu!" Jawab Jaemin yang berhasil membuat Jeno mematung.