Sudah, Jeno sudah tak kuat!
3 hari tak menempel dengan Jaemin membuatnya frustasi. Cukup kemarin dia menjadi pengecut, sekarang dia harus menjadi pria sejati.
Dengan percaya dirinya Jeno pergi ke kediaman Nakomoto sendirian, menggunakan motor ninja kesayangannya. Jeno sudah tak peduli lagi jika ayahnya Jaemin alias Yuta akan tahu permasalahan diantara mereka berdua.
Bermodal alamat dari sang mommy dan juga doa dari abangnya Jeno siap menghadapi tantangan kedepannya. Oh iya, Jeno menggunakan alasan, "mau nganterin barangnya Jaemin sekalian main kerumah om Yuta." Untuk meminta alamat mansion Yuta.
Jeno sudah berada di halaman mansion milik Yuta, satpam yang bertugas di gerbang mempersilahkan nya masuk ketika Jeno bilang bahwa ia salah satu putra Jaehyun. Saat menunjukkan kartu pelajarnya satpam itu baru percaya karena terdapat marga Jung di nama Jeno.
"Lu bisa Jen, lu harus lakik!" Semangat Jeno untuk dirinya sendiri.
Dengan santai Jeno mulai masuk ke dalam mansion dengan salah satu maid sebagai pemandu. "Tuan besar dan nyonya sedang pergi, hanya tinggal tuan muda di sini." Jelas maid yang bernama Jeno.
Sebuah keberuntungan untuknya karena Yuta tak ada di mansion, hanya tinggal Jaemin di sini. "Jaemin ada di mana?" Tanya Jeno.
"Tuan muda ada di kamarnya, mau saya antar?"
Jeno mengangguk. Pelayan itu menunjukkan jalan ke kamar Jaemin yang berada di lantai dua. "Ini kamar tuan muda. Kalau sudah tak ada yang bisa saya bantu, saya pamit."
"Terimakasih." Ucap Jeno.
Setelah memastikan pelayan yang bersamanya tadi sudah pergi, Jeno menggenggam knop pintu kamar Jaemin. Mengumpulkan mentalnya untuk menghadapi kelinci kesayangannya yang mungkin akan menjadi singa betina.
Dengan perlahan Jeno membuka kenop pintu sampai terbuka setengah. Jeno melihat Jaemin yang sedang menonton televisi di sofa kamarnya.
"Let's do it Jeno." Gumam Jeno seraya berjalan mendekati Jaemin. Tak lupa ia menutup pintu kamar dengan pelan.
"Say-"
"Gak punya sopan santun banget."
Baru saja hendak menyapa tapi Jaemin sudah memberi sambutan berupa omelan.
"Maaf." Ucap Jeno yang sudah duduk disamping Jaemin.
"Cih, selain pengecut lu gak ada sopan santun nya." Cerca Jaemin.
"Nana, aku minta maaf ya. Aku kesini mau jelasin soal Karina." Jeno menggenggam tangan Jaemin yang menganggur di sofa.
Jaemin menghentakkan tangannya kasar, ia tak suka Jeno memegang tangannya. "Pergi." Titah Jaemin dingin.
"Sayang.." panggil Jeno dengan lirih.
"PERGI JENO! NGERTI BAHASA MANUSIA KAN?"
Sakit, selain takut dengan amarah Taeyong Jeno juga takut dengan amarah Jaemin. Entah kenapa rasanya ingin nangis saja ia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine | Nomin [End]
Teen FictionSetelah berbulan-bulan caper ke Jaemin akhirnya Jeno menjadi kekasihnya Jaemin. "Mau ya jadi pacar aku?" Tanya Jeno sekian kalinya. "Ck, yaudah iya. Gue bosen dengerin lu ngomong gitu mulu!" Jawab Jaemin yang berhasil membuat Jeno mematung.