17

2.4K 383 7
                                    




Di hari berikutnya, Renjun secara tidak sengaja melihat Jaemin yang tengah membaca buku di taman saat pemuda itu berada di atas atap gedung sekolah. Dan entah apa yang menggerakkannya, Renjun langsung saja bergegas turun padahal ia baru saja sampai di atap gedung sekolahnya itu untuk mengusir bosan atau menjauh sejenak dari kecerewetan Haechan.



Setengah berlari, satu persatu lantai gedung lantai 3 itu terlewati hingga kini Renjun sudah berada di lobi gedung. Pemuda itu kini memperlambat larinya, menggantinya dengan langkah cepat menuju pintu keluar, lalu membelokkan langkahnya ke arah taman tempat dimana ia melihat Jaemin yang tengah membaca buku seorang diri.



Dan benar saja. Jaemin benar-benar berada disana dengan buku cetak biologi di tangannya dan buku catatan bertebaran di atas meja beton di depannya. Dahi pemuda itu tampak berkerut menatap isi buku cetak tersebut. Sesekali tangannya menandai isi buku dengan pensil yang berada di tangannya.



Renjun akhirnya bergerak diam-diam memasuki area taman dan duduk tidak jauh dari pemuda yang sedang belajar itu. Entah apa motifnya, tapi Renjun merasa lebih baik berada disini daripada panas-panasan di atas sana.





" Renjun?"



Renjun mendongak, dan mendapati Hyunjin yang tiba-tiba saja berada di depannya. Sedikit kaget tentu saja. Kenapa Hyunjin ini selalu saja muncul di hadapannya.



" Kak." Sapanya berusaha senormal mungkin.



" Ngapain?" Tanya Hyunjin setelahnya.




" Duduk." Jawabnya jujur. Tapi jawaban jujurnya itu mengundang dengusan tawa Hyunjin.




" Iya bener emang. Tapi gimana ya." Ujarnya lalu kembali tertawa membuat Renjun waswas jika nanti Jaemin mendengar tawa si kakak kelas dan berakhir melihat ke arah mereka.




Dan saat Renjun berfikir seperti itu, kepalanya reflek menoleh ke arah Jaemin yang tentu saja hal itu tak luput dari perhatian Hyunjin karna kini pemuda itu juga ikut mengalihkan tatapannya ke arah Jaemin yang duduk tak jauh dari mereka.



" Diem-diem ngikutin Jaemin ya?" Ujarnya mengejutkan Renjun. Renjun kembali menoleh lalu menggeleng dengan cepat.



" Enggak. Ngapain?" Bantahnya. Mendengar sangkalan itu Hyunjin kembali tertawa lalu tanpa di sangka-sangka, pemuda itu malah ikut duduk di bangku beton yang berhadapan dengan Renjun.


" Dia lagi belajar." Ujarnya. Ya. Renjun juga tau jika pemuda Samudra itu memang sedang belajar.




" Bukan cuma kenangannya selama setahun ini yang hilang. Tapi semua memorinya juga hilang. Jaemin gatau kalau dia udah kelas 11. Dia gatau kalo dia itu udah jadi ketos. Dia juga ga inget semua pelajarannya di kelas. Makanya sekarang dia mati-matian belajar." Sambung Hyunjin yang membuat ekspresi Renjun seketika berubah. Sejenak pemuda itu mengamati perubahan gestur Renjun sebelum melanjutkan.



" kadang kami juga ngebantu dia kok. Bantu dia belajar, yahh walaupun aslinya itu ga perlu. Karna dia udah pinter dari orok." Ujarnya lalu tertawa pelan di akhir. Entah kenapa juga ia menceritakan ini kepada si anak kelas 1. Entahlah, Hyunjin hanya merasa harus mengatakannya saja.




" Kami juga udah bantu nyeritain  hal-hal yang di rasa penting tanpa perlu minta dia buat nginget lagi segala hal yang udah dia lupain-"




Sedangkan Renjun masih dalam diam setelah keterkejutannya tadi, menunggu kelanjutan cerita Hyunjin tentang Jaemin.



" -Beruntungnya Jaemin itu nggak neko-neko anaknya. Dia percaya aja semuanya tanpa perlu buat berusaha nginget-nginget segalanya yang bakalan bikin kepala dia tambah sakit. Beruntung juga karna dia pinter, jadi dia ga terlalu kesusahan ngulang semua pelajaran. Tapi tetep aja itu semua nggak mudah buat dia--"



De Troubles | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang