Lenguhan pelan itu membuat Jaemin tersadar dari lamunannya. Pemuda Samudra itu menunduk, lalu tersenyum saat Renjun berkedip berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.
" Gila panas banget." Keluhan keluar dari bibirnya lalu setelahnya bergerak lambat bangkit untuk duduk.
" Kak? Lo Iron Man ya?" Tanya Renjun sembari menatap Jaemin bergantian dengan matahari yang tepat berada di atas kepala mereka.
Namun si pemuda hanya tersenyum sembari menggeleng.
" Ada-ada aja. Kalo udah puas tidurnya ayo ke bawah." Ujar Jaemin.
" Jam berapa ini?" Tanya Renjun sembari menguap. Sejujurnya ia masih mengantuk, tapi karna udara panas dan matahari yang seperti memanggang tubuhnya membuat ia mau tak mau harus buru-buru bangun.
Jaemin melirik jam tangannya.
" Lewat jam 12." Jawabnya.
" Argh pantes panas banget." Keluh Renjun lagi. Pemuda itu kembali menatap Jaemin, lalu perlahan beringsut mendekati Jaemin dan menyentuh pucuk kepala si kakak kelas.
" Kak ini otak lo ga mendidihkan di dalemnya?" Lirih Renjun saat merasakan panas disana. Jaemin terkekeh pelan, menyingkirkan tangan Renjun di kepalanya lalu menggeleng.
" Belum. Mungkin bentar lagi iya, kalo kamu masih belum bangun."
" Duh maaf banget ini." Renjun tiba-tiba merasa tidak enak hati.
" Gapapa. Yaudah ayo turun, cuci muka trus balik ke kelas." Ujar Jaemin sembari berusaha bangkit berdiri namun urung karna mau bagaimanapun ia memaksakannya, kakinya yang sudah mati rasa tak bisa di gerakkan. Renjun yang ikut bangkit itu mengernyit saat melihat sang ketua osis kembali duduk di lantai beton.
" Kak? Lo gapapa?" Tanyanya. Jaemin menggeleng lalu memijat pahanya pelan membuat pemuda Degan sepenuhnya paham. Renjun berlutut di sebelah Jaemin lalu turut memijat paha si kakak kelas.
" Serius ini gue minta maaf banget deh." Ujarnya sembari memukul tangan Jaemin yang berusaha menyingkirkan tangannya dari paha si pemuda. " Biar gue aja deh kak. Salah gue ini." Omelnya.
" Udah udah. Udah mendingan." Ujar Jaemin sembari buru-buru bangkit. Renjun mendongak, mendengus pelan sebelum ikut bangkit berdiri.
" Sini turunnya gue papah." Ujar Renjun sembari memeluk pinggang Jaemin dengan satu tangannya.
Jaemin menatap kepala sang adik kelas yang terbungkuk di sebelahnya. Menghela nafas berat sebelum berucap.
" Renjun. Aku nggak lumpuh. Cuma kesemutan."
*
*
*" Ini ada angin apa dah elo bisa makan lagi di kantin?" Tanya Haechan kepada Renjun yang sudah bersandar santai di kursi di depannya menunggu pesanannya.
" Angin surga." Jawab Renjun asal. Haechan hendak membalas tapi kedatangan Junghwan dan Junkyu yang membawakan pesanan keduanya membuat Haechan mengurungkan niatnya.
" Nih. Bakso ga pake bakso." Junghwan menghentakkan mangkok berisi kuah dan mi putih itu di depan Haechan.
" Seharusnya lo pesan bakso biasa aja. Kalo ga pengen makan bakso, baksonya kasih ke gue." Lanjut si pemuda tinggi.
" Itu mah maunya elo." Dengus Haechan sembari menambahkan saos sambal dan kecap ke mangkoknya.
" Emang." Balas Junghwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
De Troubles | Jaemren
FanfictionWelcome to : 21th My Jaemren Fanfic " De troubles" Start : 4 april 2022