15. Alecia lagi

984 134 50
                                    

Haii semuaanyaa, hariini up lagi nihhh!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii semuaanyaa, hariini up lagi nihhh!!

btw hari ini mami Aleanka ulang tahun lohh😍

Jangan lupa vote dan komen yaaa🤍

selamat membacaaaa

❤️🚀❤️🚀❤️🚀❤️🚀❤️🚀

"K-keysa mana?"

Alshaka yang awalnya sedang sibuk dengan kegiatannya membuka tirai jendela kamar inap rumah sakit ini pun menoleh ketika mendapati suara sang gadis yang rupanya sudah bangun dari pingsannya.

"Alhamdulillah, akhirnya lo bangun juga. Mau minum?"

Alshera menggeleng lemah. "K-keysa?"

"Tenang. Keysa udah aman sama mami Al. Tadi mami udah boyong Keysa sama Rhein buat ikut kerumah gue, biar disana ada yang bantu ngejagain."

Alshera menghela nafasnya lalu tersenyum samar. "Lagi-lagi aku ngrepotin kamu sama keluarga kamu. Keysa sama Rhein ngga perlu diboyong ke rumah kamu. Biasanya, kalo ayah udah bikin ulah sekarang, dia ngga akan bikin ulah lagi dengan jarak yang dekat."

"Ssstt. Udah, nurut sama gue. Yang penting sekarang lo sembuh dulu. Lihat, hidung lo masih diperban akibat pukulan dari om ayah."

"Makasih," ujar Alshera dengan tulus sembari tersenyum kearah Alshaka.

Alshera tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya dan kedua adiknya jika tidak ada Alshaka tadi.

"Sama-sama. Dah, bobok lagi."

Cup

Alshaka membenarkan selimut Alshera lalu mengecup pelan jidat mulus miliknya.

"Kamu ngga pulang?"

"Mana bisa gue pulang kalo lo disini ngga ada temennya?"

"Pulang aja ngga papa. Nanti kalo misalnya aku butuh bantuan kan bisa panggil perawat atau dokternya."

"Nurut. Udah bobo lagi. Gue mau ke kamar mandi bentar," Alshaka pun beranjak dari kursi dan menuju ke kamar mandi.

Meski Keysa dan Rhein sudah berada di rumah keluarga Alshaka, Alshera tetap tidak bisa tenang. Kejadian tadi benar benar diluar kendali. Apalagi Alshera yang belum sempat menenangkan Keysa lebih dalam lagi. Belum memberi pengertian agar adiknya tidak trauma meskipun dirinya sendiri juga sedang trauma.

Alshera tidak membiarkan kedua adiknya memiliki trauma yang begitu dalam kepada sang ayah. Gadis itu akan mengajari banyak hal dan banyak pengertian agar Keysa dan Rhein tahu mengapa Firman bisa begini. Cukup dirinya saja yang merasakan trauma, kedua adiknya jangan.

"Ibu, andai masih ada ibu disini. Pasti semua ngga akan seperti ini. Kakak kangen ibu."

Alshera tersenyum getir. Takdir seolah sedang bermain dengannya. Mengapa dunianya masih hancur? Tidakkah cukup kepergian ibunya yang membuatnya hancur? Alshera sudah sangat lelah menghadapi semua.

ALSHAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang