Bab 3 Tawaran Rama

182 43 5
                                    

“Pengusaha nomor tiga se-Indonesia dikabarkan homoseksual karena terlalu lama sendiri. Menurut beberapa sumber, Abimanyu Ganendra Dinata tidak pernah terjebak skandal dengan satu pun wanita selama ini. Apakah duren alias duda keren beranak satu ini benar-benar tidak suka wanita dan penyuka sesama jenis? Jangan kemana-kemana, kita akan ungkap faktanya setelah yang satu ini. Hanya di cutter.”

Aya bergidik sambil menggelengkan kepala setelah menyaksikan berita gosip di televisi rumahnya. Tidak habis pikir saja. Zaman sekarang memang banyak orang gila. Contohnya, pria yang baru muncul di televisi--Aya langsung menyimpulkan sebelum meneruskan kelanjutan berita itu. Masih banyak perempuan cantik di luar sana, tetapi kenapa menyukai yang serupa? Apakah ini tanda-tanda dunia hampir kiamat? 

Ayana bergidik untuk yang kedua kali. Dalam hati berdoa diam-diam agar dijauhkan dari makhluk-makhluk semacam itu. Mengerikan. Cepat-cepat ia mematikan televisi di hadapannya.

“Kak Aya, tv-nya kenapa dimatikan?” 

Lula Reena Galuh—adik Aya—yang baru saja datang dari dapur, protes pada sang kakak.

“Beritanya nggak bermutu, mending Kakak matikan tv-nya.” Aya menggeleng.

“Aku dengar ada nama Abimanyu Ganendra. Aku mau lihat wajahnya yang super ganteng, Kak Aya. Aku nge-fans sama dia,” rajuk Lula.

Di usia ABG seperti Lula, Aya memaklumi jika adiknya yang masih duduk di bangku SMA itu memiliki banyak idola, terutama pria-pria tampan. Namun, yang benar saja. Mengapa Lula harus mengidolakan, Abimanyu Ganendra atau siapalah namanya, Aya tidak peduli. Jelas-jelas pria itu tidak normal.

“Yang bener aja cari idola kamu, Lula.”

“Benerlah, Kak. Dia ganteng, pengusaha muda, terkaya nomor tiga se-Indonesia. Aku baca beritanya di internet kemarin,” jawab Lula panjang kali lebar.

“Tapi kamu tahu tidak kalau dia homo? Hati-hati kamu. Di luar sana banyak orang gila.” 

“Hah? Nggak percaya, Kak Aya pasti ngarang,” protes Lula pada sang Kakak. 

Mana mungkin Abimanyu Ganendra Dinata penyuka sesama jenis? Buktinya dia punya anak. Lula tidak terima.

“Maka dari itu tv-nya Kakak matikan.”

“Itu kan baru rumor, Kak.”

“Siapa yang bisa menjamin? Kasian anaknya, punya ayah abnormal. Udah ah, Kakak mau antar papa check-up.”

“Loh, Kakak nggak ngajar privat anak dosen Kakak?”

“Kakak ganti harinya. Kamu jaga rumah, ya? Jangan bawa masuk laki-laki!”

“Iya, Kakak cerewet.”

***

“Jane, Kakak yang kemarin itu mana?” tanya Elle yang hari ini datang kembali ke rumah Rama. 

Seingatnya, hari Kamis kemarin Aya datang untuk mengajar les privat kedua sepupunya. Jadi di hari yang sama, Elle berkunjung ke rumah Rama. Gadis itu mencari keberadaan Aya.

“Yang mana Elle?” 

“Itu, yang aku siram--eh, bukan. Yang ngajar les privat kalian.”

“Oh, Kak Aya? Lesnya diganti hari,” jelas Jade, kembaran Jane. Rama memiliki dua anak kembar yang seusia dengan Elle.

“Oh, begitu.” 

“Elle, mau lihat barbie baru aku tidak? Kemarin Mama baru belikan yang baru untuk kami,” ajak Jane pada Elle.

“Nanti aku susul kalian, ya.” 

Jane dan Jade lantas meninggalkan Elle yang masih ingin berdiam diri di ruang tengah. Elle terlihat kecewa. Padahal kan, dia ingin mengerjai wanita itu lagi.

Life Scenario ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang