Sebagai seorang istri dari pria terpandang, kini penampilan Aya menjadi sorotan ketika ia melenggang di kampus. Bagaimana, tidak? Perubahan itu terlalu mencolok. Dua minggu yang lalu, Aya masih pergi ke kampus dengan celana jin dan kemeja kotak-kotak yang warnanya hampir pudar. Setiap hari rambut panjangnya, diikat. Tidak ada riasan menempel di wajahnya.
Walau masih mengenakan celana jin, tetapi blouse yang dikenakannya terlihat mahal hari ini. Rambutnya indah tergerai dengan model bergelombang. Make up tipis membuat wajahnya terlihat berbeda. Lebih penting dari itu semua, kini Aya tidak lagi membawa kotak berisi kue dagangannya. Wanita itu sudah pensiun menjadi penjual kue karena Abi melarangnya untuk berjualan lagi.
Ini adalah hari pertama Aya kembali menjejakkan kaki di kampus, setelah dua minggu membolos. Di sepanjang koridor, beberapa mahasiswa yang mengenal Aya terlihat terkejut dengan penampilan barunya. Ditambah mahasiswa yang dulu tidak mengenal Aya, kini sebaliknya. Acara pernikahan mewah dengan seorang pengusaha yang disiarkan di saluran televisi nasional, membuat Aya menjadi artis mendadak.
Namun, bukan ucapan selamat atau pujian atas penampilannya yang Aya terima saat ini. Malah, bisikan-bisikan miring tentangnya yang berseliweran saat ia melenggang di koridor kampus.
“Kok, seorang Abimanyu Ganendra Dinata mau, ya, sama cewek kayak dia? Cantikan gue nggak, sih?”
“Yang jelas, pernah dipake.”
“Ngincer hartanya doang, sih, ini.”
“Ada orang kaya baru lewat, nih.”
“Upik abu jadi Cinderella.”
“Haduh, salah pilih istri, sih, kayaknya.”
“Kok, Aya mau, ya, nikah sama om-om? Umur suaminya tiga puluhan tahun, kan?”
Aya hanya berjalan santai saat mendengar kalimat-kalimat yang harusnya melukai hatinya itu. Wanita bermata lentik itu memilih tidak peduli. Ia tetap berjalan dengan kepala yang menatap lurus ke depan. Ia juga tidak malu dengan kalimat-kalimat itu. Tidak ada kesalahan yang ia lakukan karena menikah dengan Abi. Ia bukan pelakor, bukan juga sugar baby.
Namun, yang paling melukai hatinya adalah Kiora yang mendiamkan dirinya sepanjang kelas pertama berlangsung. Aya merasa kehilangan sahabat.
***
“Ra, aku duduk di sini, ya?” Aya menunjuk bangku di sebelah Kiora yang masih kosong di ruang kelas mata kuliah kedua hari ini.
“Hem,” jawab Kiora malas.
Wanita berambut pendek sebahu ini marah sekali dengan Aya. Bagaimana mungkin hal besar seperti ini Aya sembunyikan darinya. Padahal, Kiora pikir ia dan Aya adalah sahabat sejati. Apa pun Kiora ceritakan pada Aya. Kenapa wanita yang kini penampilannya berubah drastis itu tidak sebaliknya?
“Aya sekarang beneran mirip tuan putri di dongeng-dongeng itu, ya,” celetuk Hana, ketua geng gosip di rombelnya. Reaksi Aya hanya diam.
“Yang awalnya miskin terus jadi kaya gitu, kan, Na? Iyalah. Orang suaminya kaya. Makanya Hana, kamu berguru sama Aya, gih, biar dapat suami kaya raya dalam semalam.” Bianca, sahabat Hana yang iri, berucap dengan lantang. Seperti ingin semua yang ada di kelas mendengar.
“Kamu menikah sama Abimanyu Ganendra Dinata cuma karena uangnya, kan, Ya?”
Aya mencengkeram tempat pensilnya kuat. Ingin rasanya melempar apa yang ia genggam ke wajah Bianca. Namun, ia urungkan karena Aya tahu, ada yang lebih marah dari padanya.
“Heh!” Kiora memukul meja, hingga Hana dan Bianca terkejut hingga hampir terjungkal dari kursi. “Apaan, sih, Bi? Punya mulut dijaga! Makanya, ya, kamu jomblo terus. Mana ada cowok yang mau sama cewek yang mulutnya kayak kamu? Suka menjatuhkan orang lain cuma buat lelucon.” Kiora yang emosi, memalingkan wajah ke belakang, menatap Bianca bengis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Scenario ✔
Romance(Bab 21 - End + Extra Part ada di karya karsa) Ayana Reina Galuh, tidak pernah menyangka bahwa pertemuannya dengan gadis kecil keras kepala bernama Elle Zhafira Dinata membawanya masuk ke dalam lingkaran Keluarga Dinata. Aya pikir, dirinya akan dipe...