Bab 20 Dia yang Kembali

231 48 18
                                    

“Bi, kenapa kamu nikah lagi?”

Pria itu hanya terdiam. Urat wajahnya terlihat tegang. Aya yang melihat gelagat sang suami yang tidak biasa menurunkan kakinya untuk kembali memijak rumput yang sedikit basah. 

“Siapa, Mas?” tanya Aya penasaran.

“Tunggu di sini.” 

Abi memerintah Aya untuk menunggunya. Pria itu melangkah tergesa menuju ke sebuah tempat. Sambungan telepon itu tidak ia matikan. 

“Jawab aku, Bi. Apa kamu nggak butuh izin dari aku?” 

“Jelita,” panggil Abi saat ia sudah bersembunyi di salah satu ruangan yang pintunya terbuka.

Wanita itu, yang telah menghilang selama lebih dari 9 tahun menghubunginya. Dusta jika hati Abi tidak berdesir saat ini. Jantungnya seperti jatuh bebas. Sesuatu menekan perutnya hingga sakit.

Pria beralis tebal itu melepas kancing kemejanya yang paling atas karena tiba-tiba terasa mencekik. Lengan kemejanya ia gulung hingga siku karena tiba-tiba merasa gerah. Abi kacau karena Jelita menghubunginya.

Jadi, rencananya berhasil?

“Bi. Aku di rumah.”

“Jelita, apa yang kamu….”

“Kamu benar-benar sudah melupakanku ternyata. Nggak ada fotoku di dinding rumah kita. Kamu sengaja?” 

Wanita itu tidak berbicara dengan nada emosi. Ia masih tetap sama seperti Jelita 9 tahun yang lalu. Pembawaannya selalu tenang.

“Jelita, jangan temui Elle.”

“Kenapa? Dia putriku, Abi. Aku akan membawanya bersamaku.”

***

“Mas? Ada apa?” 

“Kita harus segera pulang!”

Aya setengah berlari mengimbangi langkah suaminya yang tergesa-gesa. Setelah kembali entah dari mana, Abi langsung menyeret Aya. Mereka segera masuk ke mobil. Pria itu bahkan tidak sabaran memasukan kunci ke lubangnya hingga benda itu terjatuh dan umpatan dari bibirnya tidak terelakkan.

“Mas! Kenapa? Ada apa?”

“Diam!”

Abi berteriak di dalam mobil. Seperti kesetanan, napas pria itu memburu. Tatapannya tajam seperti hendak menerkam. 

Malam itu Abi melajukan mobilnya seperti orang sinting. Tidak peduli apa pun. Ia harus segera sampai ke rumah, sebelum Jelita membawa Elle bersamanya.

Aya yang tidak tahu apa pun, hanya mampu mencengkeram sabuk pengamannya erat. Matanya tertutup saking takutnya Abi akan menabrak sesuatu.

Sesampainya di rumah. Abi segera berlari. Bahkan meninggalkan Aya yang masih ketakutan di jok mobil. Wanita itu hanya mampu mengelus dada. Dan bertanya-tanya mengapa Abi setergesa-gesa ini ingin cepat pulang.

Suara langkah kaki menggema saat Abi berlari memasuki rumah. Tujuannya hanya satu. Menemukan Elle.

“Elle!” Abi berteriak mencari sang putri. 

“Elle!” Dia mencari ke kamar, ke mana pun. Namun, anak itu tidak ada.

Mungkinkah Jelita telah membawa anaknya pergi?

“Papa, apa sih berisik. Elle lagi di kamar Mba Nini.” 

Kaki pria itu seperti kehilangan tulang-tulangnya. Abi terjatuh berlutut di lantai mengetahui bahwa Elle masih ada. Putrinya tidak pergi ke mana-mana.

Abi akhirnya dapat menarik napas lega. Wanita itu sepertinya hanya menggertak Abi. 

“Abi.”

Netra Abi kembali membulat. Lagi-lagi, suara itu membuat Abi menegang. Pria itu memutar kepala ke belakang. Dan, wanita itu berdiri di sana. Memakai dress selutut dengan model bahu terbuka. 

Life Scenario ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang