Bab 18 Gengsi Mengakui

197 51 9
                                    

"Kenapa? Jangan kaget begitu. Udah sana tidur di ruang kerja."

Dengan gusar Aya kembali berbaring dan menutup seluruh tubuhnya hingga kepala dengan selimut. Hatinya benar-benar dongkol.

Pria itu bertindak sesuka hati seperti tidur memeluk foto mantan istri. Sementara Aya padahal hanya diantar oleh teman laki-laki satu kelompoknya. Wanita bermata bulat itu tidak habis keluyuran tidak jelas. Kenapa kesannya egois sekali?

Pria itu kira hanya dia yang bisa cemburu? Kesal sekali mengakui ini. Namun, Aya cemburu berat.

"Aya, dengarkan saya dulu. Saya bisa jelaskan."

Begitulah laki-laki kalau sudah tertangkap basah. Meminta didengarkan. Katanya ingin menjelaskan. Jelas-jelas sudah ketahuan. Mau membela diri apa lagi?

"Kemarin waktu berantem sama Elle, tiba-tiba saya inget Jelita."

"Kangen, ya?"

"Tidak."

Bohong! batin Aya berteriak.

"Ya, jangan marah begitu. Saya minta maaf. Saya mengaku, saya salah."

Abi mengikuti Aya ke kasur mencoba membujuk. Ia goyang-goyang tubuh istrinya agar mau membuka selimut dan menyelesaikan semuanya dengan kepala dingin. Bukan malah meninggalkannya untuk tidur.

"Begitu aja terus. Tiap malem diam-diam pergi ke ruang kerja. Tidur di sofa aja terus," cecar Aya dengan suara yang teredam selimut.

"Besok saya tidak begitu lagi."

"Tuh, kan bener? Berarti selalu seperti itu, kan?"

Aya membuka selimutnya dengan emosi. Lalu memandang Abi yang juga mengarahkan wajah padanya dengan mimik memelas seperti ingin dimaafkan. Namun, Aya malah kembali berguling ke sini lain. Menghindari wajah suaminya.

"Ya. Jangan begini, Ya. Maaf, Sayang."

Pria itu malah memeluk Aya dari belakang dan mencoba mencium pipi sang istri. Apa Abi pikir dengan kata gombalan seperti itu, hati Aya akan luluh? Tidak akan semudah itu.

"Saya janji. Saya tidak akan lihat foto jelita lagi. Kamu bisa simpan foto dia. Maaf, ya. Maafin saya."

Aya yang sudah mengantuk hanya mendengar suara Abi samar. Ia tidak peduli. Pasti besok pagi pria itu sudah tidak ada lagi di sampingnya. Pasti besok laki-laki itu kembali tidur memeluk foto sang mantan istri.

***

Abi terjaga di pukul 03.00. Ketika membuka mata, pemandangan pertama yang ia temukan adalah sang istri. Ayana Reina Galuh.

Pria berhidung tinggi itu mengamati wajah di hadapannya dengan seksama. Wajah yang berhasil membuatnya kembali jatuh cinta. Wajah wanita yang sudah lelah untuknya. Sudah bersabar mengurusnya, dan juga Elle.

Kepedulian Aya. Rasa sayang yang tulus dari Aya membuat Abi merasa bersalah untuk semua yang telah ia lakukan pada wanita itu. Hati Abi tiba-tiba terasa ngilu sendiri.

Maafin saya, Aya, batin Abi sambil mengusap pipi Aya lembut dengan telunjuknya. Saya akan melupakan, Jelita. Sekarang hanya ada kamu' sambungnya berbisik di dalam hati.

Ia maju bebarapa centi hanya untuk mengecup dahi istrinya. Lalu memeluk wanita yang selalu tidur seperti orang mati itu dan berbisik, "Saya cinta kamu, Aya. Maaf."

***

Ketika ingin menggeliat sesaat setelah kesadarannya terkumpul walau baru setengah. Aya merasa tubuhnya terkekang. Sulit bergerak. Matanya yang masih terpejam perlahan bergerak naik.

Life Scenario ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang