Tita bangun pagi-pagi sekali. Seingatnya semalam ia langsung tertidur pulas begitu menutup telepon dari Alya. Efek obat dismenore yang ia minum memang mampu membuatnya tepar seperti orang mati.
Saat mendongak, ia mendapati Arga masih tertidur di sebelahnya. Lelaki itu terlihat bangun dengan mata yang terlihat sedikit lebih sipit dari sebelumnya, seperti hampir tidak tidur semalaman.
"How was the party? Seru banget ya pasti?"Tanya Tita sambil melepas lilitan handuk dari rambutnya yang setengah kering di depan cermin.
Lelaki itu tidak menjawab, hanya terlihat beranjak berdiri dan berjalan menghampirinya. Matanya belum terlihat benar-benar terbuka saat Arga memosisikan dirinya tepat di belakang Tita dan menopang dagunya tepat di atas kepala isterinya. Kemudian Tita merasakan telapak tangan Arga menyentuh keningnya dan lelaki itu berucap dengan suara agak serak, "kamu udah gak demam."
"Emangnya semalem aku demam?"
Arga mengangguk. "39 derajat. Perut kamu?"
"Udah gak sakit sama sekali, sekarang aku malah laper."
"Kalau gitu saya mandi dulu baru kita sarapan ke bawah."
"Mau sarapan di luar hotel aja gak? Mumpung lagi di Bali, aku kepengen makan nasi pedas khas sini yang viral itu loh."
"Nanti siang aja gimana? Saya janjian ketemu Danang dan Kavita pas sarapan nanti, sekalian mau ucapin selamat. Siang nanti mereka sudah terbang ke Santorini untuk honeymoon soalnya." Lelaki itu meraih bathrobe hotel dan berjalan masuk ke kamar mandi.
"Ngucapin selamat? semalem bukannya udah?"
Tita terheran, tapi Arga yang sudah menutup pintu kamar mandi itu sepertinya tidak mendengar pertanyaannya.
***
Saat lelaki itu keluar dari kamar mandi, ia melihat Tita berdiri membelakanginya menatap jendela. Sepertinya perempuan itu sedang melamun karena tidak menyadari Arga yang sudah berdiri di sebelahnya.
Saat lengan mereka tidak sengaja bersentuhan barulah Tita tersadar dari lamunannya. "Kita turun sekarang?"
Arga mengangguk kemudian mengambil dompet dan ponselnya. Sudah banyak tamu hotel yang memenuhi restoran dan dari semua orang itu, tatapan Tita mudah saja untuk langsung terpaku pada seseorang di ujung sana. Seseorang yang kehadirannya di sini, lumayan membuat Tita merasa eksistensinya terancam.
Arga yang berdiri di sebelahnya meraih atensinya dengan bertanya, "kamu mau apa? Biar saya yang ambil, duduk aja sana."
"Bubur ayam." Ujar Tita sebelum melangkah menjauh ke area makan. Tita duduk di salah satu kursi, ia sengaja mengambil tempat terbaik untuk bisa leluasa mengamati kehadiran Radisty yang sedang sarapan bersama orang-orang yang tidak ia kenal di kejauhan sana.
"Mas, ada mantan kamu tuh. Gak disapa?"
Arga tau bahwa Tita sedang meledeknya, jadi tidak ada pilihan baginya selain tidak memberi respon apapun selain mengangkat bahunya. "Dimakan dulu buburnya, mumpung masih panas."
Mereka sedang sarapan dalam keterdiaman saat sepasang pengantin baru dengan cerianya datang menghampiri meja mereka. Tita tersenyum menyambut jabatan tangan dari Danang dan bercipika-cipiki dengan Kavita.
"Congratulations, both of you," ujar Arga.
Kavita menjawab dengan berseri-seri, "Gue sempet gak nyadar kalo lo gak dateng semalem loh Ga! But it's okay, untungnya masih bisa ketemu sekarang sebelum flight honeymoon gue sama Danang nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Titanium
Romance(SUDAH TAMAT) Mulanya membenci, kemudian menyukai, dan akhirnya membenci lagi. Tita mengalami ketiga fase itu pada sosok Arga. Tapi di saat ia sedang mengalami fase yang ketiga yaitu membenci, Arga justru dengan mantap mengajaknya menikah. Dan Tit...