26

2.1K 158 12
                                    

Calista membuka tirai rumah pagi itu, dan ia lagi-lagi mendapati kejanggalan dari rumah depan sana. "Bii! Bii! Sini deh!!"

Walaupun ogah-ogahan, Brian tetap mematikan alar pencukur elektriknya dan menghampiri isterinay ke dekat jendela.

"Lihat tuh! Bener kan kecurigaan aku?"

Brian ikut mengamati Tita di halaman rumahnya, yang masuk ke dalam mobil bersama lelaki yang beberapa waktu belakangan ini sering ia lihat berkeliaran di komplek mereka. "Bukan urusan kita, mending gak usah ikut campur."

"Bii!! Kamu nih, lupa ya kalau Mbak Ara tuh temen aku, dan Mas Bani itu temen kamu?"

Brian mengerutkan dahi, "emang hubungannya apa?"

Calista terlihat berpikir dan dengan upayanya berusaha untuk memberikan jawaban yang terdengar mantap, "Mbak Ara dan Mas Bani pasti sedih kalau tau Mas Arga diselingkuhin!!"

"Tetep aja, bukan urusan kita."

"Terserah kamu, tapi at least aku harus pastiin Mbak Ara tau saudara iparnya kayak gimana."

Brian hanya mengangkat bahunya dan berlalu meninggalkan Calista untuk melanjutkan aktivitas mencukur jenggot yang tertunda.

***

"Mohon maaf Pak, saya guru TK-nya Ganish. Mau konfirmasi, ini yang jemput Ganish siapa ya? Biasanya Mam Tita yang jemput Pak, tapi sampai jam segini saya belum lihat Mam Tita datang."

Arga sedang berada di meja bedah operasi sesar, dan ponselnya terus berdering sampai ia meminta bantuan suster untuk mengangkat dan mengaktifkan loudspeaker. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan waktu pukul lima sore, dan beralih menatap Radisty di balik kaca transparan ruang operasi yang sedang mengamat prosedur  operasi bedahnya. "Radisty, boleh minta tolong siapapun jemput Ganish di sekolah sekarang?"

Radisty yang tadinya serius mengamati layar monitor yang menampilkan bagian perut pasien yang baru di sayat, teralih oleh suara Arga dan mengangguk. "Kebetulan aku mau cari makan siang, sekalian aja deh."

"Thankyou."

Perempuan itu mengacungkan jempolnya dan terlihat berlalu pergi dari sana. Arga kembali lagi pada operasinya, berusaha semaksimal mungkin untuk tidak beralih fokus pada hal lain selain pasien di dalam kuasanya.

Durasi operasi caesar berlangsung seperti pada umumnya. Saat selesai Arga langsung melirik jam dan bergegas menuju ruang kerjanya. Ganish tertidur di sofa, dengan kepala berada di atas pangkuan Radisty yang juga sedang tidur dalam posisi duduk.

Arga menyentuh bahunya dan Radisty tersentak bangun, "udah selesai operasinya?"

Arga mengangguk, "thankyou." Ia memakai jaket dan mengambil kunci mobil sebelum beralih menggendong Ganish yang tertidur.

"Sama-sama."

"Saya dan Ganish pulang duluan ya."

Radisty mengangguk dan berjalan keluar lebih dulu untuk membukakan pintu ruangan. "Bareng sampe lobi deh, aku ada urusan sama orang manajemen rs."

Maka sambil membantu membawa tas Arga sampai ke lobi, Radisty diam-diam menikmati tatapan sejumlah orang-orang di koridor yang terlihat kagum melihat dirinya dan Arga. Mungkin saja yang ada di pikiran orang-orang itu, Arga dan Radisty adalah sepasang suami isteri yang menjadi dokter di rumah sakit yang sama, dan harus berbagi tugas merawat anak di sela-sela kesibukan.

"Duluan ya," ucap Arga sambil mengambil tasnya, dan berlalu keluar dari lobi rumah sakit. Radisty tersenyum menatap punggung lelaki itu sampai Arga dan Ganish menghilang dari pandangan.

TitaniumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang