Bab 14 : Sampai Jumpa Kembali

98 23 2
                                    

Bab 14 : Sampai Jumpa Kembali
.
.
.

JIKA mencintai seseorang membuat sebuah kekuatan, maka suatu saat akan menjadi kelemahan. Archard percaya hal tersebut, sangat percaya. Alisa adalah alasan mengapa dia suka bersaing dengan perempuan itu, menjadi selalu dekat walau disatukan dalam sebuah arena persaingan maupun kelas berdebat. Cinta memang serumit itu, bukan?

Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa saat perempuan yang sudah dia cintai dari dahulu mengatakan hal seperti perjumpaan di sore hari tadi, mengatakan hal yang sebenarnya selalu terjadi pada Archard. Merindukan Alisa, setiap waktu yang berputar. Diam-diam, senyuman Archard muncul, terpatri manis di malam yang sudah sangat larut.

Misi membangun rumah susun pasti akan lebih sering memberikan mereka ruang untuk bersama. Dan, yang paling memberi peluang untuk Archard semakin dekat dengan Alisa adalah misi menyingkirkan Arsean--Kekasih Alisa. Dia tidak tahu perempuan bermata hijau muda itu ingin sekali melihat Arsean mengemis akan kematian.

Menatap bergantian wajah lentera malam pada surat di tangan, Archard menghela napas panjang. Apa yang tertera di sana sungguh tidak bisa diterima akal sehat. Ya, Alisa mengirimi Archard surat mengenai apa yang terjadi dan dari mana Alisa tahu keluarga Count Alexander akan jatuh dalam perjudian di masa depan, oleh sebab Archard sendiri.

Patah hati ditinggal kekasih hati, melampiaskan sakit hati pada lembah perjudian dan akhirnya bertemu Alisa di tempat pelelangan wanita. Bukan, bukan itu yang membuat api amarah bergejolak di hati Archard saat ini, melainkan alasan mengapa Alisa sampai berada di tempat pelelangan wanita.

Dicampakkan oleh suami sendiri setelah berhasil memusnahkan keluarga kerajaan, menghancurkan segala yang berkenaan dengan kerajaan, menjadi penguasa tertinggi dan melenyapkan siapa saja yang pernah berada di pihak kerajaan. Meremas surat tersebut, mendekati lampu minyak dan membakar kertas surat hingga api memakan dengan rakus, menjadikan selembar kertas menjadi abu.

Tidak ada yang boleh mengetahui kebenaran ini lagi. "Aku percaya padamu, Alisa."

Yeah, semudah itu meyakinkan orang lain bagi seorang Alisa. Begitulah untungnya menjadi orang yang jujur. Namun, akan sulit mengembalikan kepercayaan seseorang bila telah berbohong sekali saja. Walau mustahil akan isi surat Alisa, Archard tetap mempercayainya tanpa secuil keraguan.

Menutup daun jendela, menarik tirai dan beranjak ke tempat tidur. Archard menarik selimut hingga ke dada, menatap langit-langit kamar sebelum akhirnya memejam untuk menuju alam mimpi. Sungguh magis, sungguh karismatik ... cinta menebar pesona dalam ruang hati nan berseri. Selamat malam cinta, sampai bertemu esok pagi dan biarkan dia melihat indahnya hari esok. Lagi.

*

Tidak boleh keluar dari istana, tidak boleh ke mana pun selain diperintahkan oleh penguasa. Memukul-mukul wajah boneka beruang cokelat berulang kali, membayangkan itu adalah wajah perempuan yang mengekang lehernya, sehingga tidak bisa pergi ke mana pun yang dia mau.

Seharusnya malam ini dia pergi ke pelukan kekasih, memadu kasih dalam ruang temaram, menghabiskan malam dengan gairah dan hasrat yang bergejolak. Saling memberi kenyamanan dan kehangatan. Bukannya seperti ini! Mendekam di kamar yang sesak oleh kebencian, dihukum lebih dari ini bila mencoba keluar dari istana. Apakah ada yang lebih menyebalkan dibanding dilarang bertemu kekasih hati dalam sebuah peraduan?

"Enyah saja kau, Wanita Sialan! Akan aku beri pelajaran dirimu. Lihat!"

Reala bangkit, mengambil pisau dari atas meja dan menusuknya ke wajah boneka beruang cokelat, lalu memotong setiap anggota badan boneka menjadi bagian-bagian terpisah. Kapas sinstetis ke luar berhamburan, berserak pada lantai kamar. Reala seperti seorang pembunuh yang dilahap hawa nafsu menghabisi, tiada memberi kesempatan lawan untuk berontak.

Merampas Nyawamu (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang