"Ia menyesal telah menyetujui tawaran pria berhati iblis itu"
-Wedding on Paper
ZAHRA tak lupa janjinya untuk menemui pria itu di rumah sakit Medika Media siang ini. Bahkan kini seorang pria yang mengaku sopir pribadi Oemar sudah datang untuk menjemputnya. Heran Zahra, kenapa sampai segitunya, padahal Zahra tak akan lari karena Ibunya juga di rawat di rumah sakit yang sama.
Awalnya Zahra curiga, namun laki-laki itu menunjukkan semua identitasnya dan bukti perintah Oemar, barulah Zahra kemudian percaya.
Kini mereka sudah sampai di rumah sakit. "Nona Zahra, silakan. Tuan Oemar sudah menunggu anda didalam" ujarnya begit membukakan pintu mobil untuk zahra. Sopir itu kemudian memandunya menuju ruangan dimana Oemar menunggu.
"Silakan masuk, nona" ucapnya begitu sampai. Zahra hanya mengaguk pelan, dengan ragu akhirnya ia masuk ke dalam.
Deg
Begitu ia masuk, semua mata langsung menuju ke arahnya.
Oemar sempat melihat kearahnya dengan wajah datar sebelum kemudian ekspresinya tiba-tiba berubah.
Oemar kemudian memberi kode agar gadis itu mendekat. Zahra pun mengikutinya. Dengan pelan ia berjalan kearah brankar, dimana seorang wanita paruh baya tengah terbaring disana. Tiba-tiba saja Zahra teringat ibunya, bagaimana keadaan ibunya sekarang? Apakah ibu sudah sadar selepas pasca operasi tadi?
"Ma, perkenalkan ini Zahra, calon istri Oermar?" ujar pria itu begitu membuka suara.
"Apa?"
"Oemar, kamu serius nak?"tanya wanita paruh baya itu seakan tak percaya.
Oemar pun mengangguk.
Tampak binar bahagia di mata wanita paruh baya itu. "Mama senang akhirnya kamu membuka hati juga, nak" ucapnya tersenyum bahagia.
"Bawa dia kesini Oemar" pinta mamanya. Oemar kemudian memberi kode pada Zahra untuk mendekat ke mamanya.
"Nama kamu siapa sayang?" Ia kemudian meraih tangan Zahra.
"Sa..ya.. Zahra, tante" jawab Zahra gugup.
"Nama kamu cantik, seperti kamu nak" puji mamanya.
"Mulai sekarang jangan panggil tante lagi, panggil mama saja. Karena kamu akan menjadi menantu mama. Ya?" pinta Mira ibu Oemar.
"I..iya Tante" jawab Zahra ragu.
"Oemar, kenapa kamu baru memberi tahu mama sekarang?"
"Oemar baru menemukan waktu yang pas, Ma" kilahnya.
"Kalau boleh mama tahu, sudah berapa lama kalian saling kenal?" tanya mamanya lagi antusias.
"Baru kemar..."
Oemar langsung memotong perkataan Zahra "Sudah tiga bulan, Ma. Dan baru kemarin Oemar melamarnya" jelas Oemar.
Mamanya kemudian mengangguk paham.
"Lalu kapan kalian akan menikah?"
"Dua minggu lagi, Ma. Jika mama mengizinkan" jawab Oemar spontan. Sontak membuat Zahra terbelalak tak percaya. Kenapa bisa secepat itu? Batinnya. Bahkan pria itu tak pernah mengatakan itu padanya sebelumnya.
"Mama senang mendengarnya Oemar, memang lebih cepat lebih baik. Mama tentu akan merestuinya"ucap Mamanya senang.
Tak lama handphone Oemar bordering, ia pun izin sebentar keluar untuk mengangkat telefon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding on Paper ✓Tamat
Romance"Ini bukan lamaran. Ini sejenis kesepakatan. Kita akan menjalani pernikahan kontrak selama waktu yang ditentukan" ___________ Berada di jalan buntu, tak pernah terbayangkan oleh seorang gadis yatim bernama Zahra Kirana. Dikejar deadline pembayaran u...