"Senja adalah yang paling tabah, tak pernah mengeluh meski dihadirkan sebentar lalu digantikan dengan gelapnya malam"
-Wedding on Paper-
OEMAR baru saja pulang sore sekali mendekati magrib. Zahra kini tengah duduk di bangku panjang di halaman rumah, rumah ini memiliki halaman luas yang di jadikan sebagai taman, karena mama Oemar memang sangat menyukai tanaman dan bunga-bunga, tak sedikit juga tanaman bunga disana berharga puluhan juta koleksi mama Oemar. Ia tengah menantikan senja, Zahra memang sangat menyukai senja, menurutnya senja adalah yang paling tabah, tak pernah mengeluh meski dihadirkan sebentar lalu digantikan dengan gelapnya malam. Dalam pikirannya ia berfikir, mampukah ia sekuat senja?
Melihat kedatangan pria itu, Zahra hanya menoleh sekilas lalu kembali menatap langit yang mulai menampakkan guratan jingga. Oemar pun begitu, ia hanya bersikap acuh dengan keberadaan gadis itu. Begitu ia hendak memasuki rumah, Oemar melihat mamanya di dekat pintu. Melihat itu ia langsung menghampiri Zahra dan duduk di sebelah gadis itu. Sontak Zahra heran dengan kehadiran pria itu yang tiba tiba saja sudah duduk sebelahnya, membuat Zahra langsung menggeser posisinya menjauh.
Jebbb
Oemar langsung menarik tangannya untuk kembali mendekat.
"Dengar! Mama tengah disana melihat kita. Bersikaplah seolah kita tengah menikmati waktu berdua!" bisik Oemar. Zahra pun hanya mengangguk, meski sebenarnya ia begitu tak nyaman dengan posisi berdekatan saat ini.
Mama Oemar yang begitu melihat kebersaamaan anak dan menantunya itu hanya tersenyum senang.
"Sepertinya mereka memang sangat mencintai" gumamnya seraya tersenyum, lalu memilih kembali masuk ke dalam.
Begitu menyadari Mamanya sudah pergi, Oemar langsung bangkit.
"Apa kau akan tetap diam disana?" tanyanya sebelum pergi.
Zahra mengangguk. "Aku akan disini dulu"
"Apakah kau tidak akan sholat magrib?"
"Aku sedang tidak sholat" jawab Zahra.
Oemar pun kemudian bersikap tak acuh lalu berlalu pergi.
*****
Kini mereka tengah melaksanakan makan malam. Mereka makan dengan khidmat sebelum kemudian mama Oemar membuka suara.
"Oemar, kenapa kamu masih saja bekerja? Tidakah kamu mengambil cuti menikah?" tanya Mama Oemar.
"Sekarang tidak bisa, Ma. Untuk saat ini ada urusan penting perusahaan yang harus Oemar langsung handle'
"Tapi Oemar, mama rasa itu masih bisa kamu percayakan ke orang kepercayaanmu untuk menghandle nya. Masak baru menikah kamu langsung bekerja dan meninggalkan Zahra seperti itu" ucap mamanya tak terima.
"Tidak apa-apa Ma, Zahra tidak apa-apa kok" bela Zahra.
"Pokoknya Mama tidak mau tahu Oemar, lusa adalah weekend. Mama akan pesankan tiket honeymoon untuk kalian, dan mama tidak terima penolakan!" putus Mamanya, Oemar pun tidak bisa menolak putusan mamanya. Baginya sebrengsek-brengseknya ia tidak akan ia melawan pada mamanya.
-------
Kini Zahra tengah menghafalkan poin-poin mengenai pria itu. Ia pikir ini hanya mengenai apa yang pria itu suka dan tidak saja, tetapi juga mengenai seluk beluk riwayat hidupnya.
"Aihh dia pelik juga yah, lahir di Dubai , sekolah di Indo, kuliah di Inggris dan Amerika. Sudah seperti manusia purba saja hidup nomaden(berpindah-pindah)" gumamnya yang tengah berbicara sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding on Paper ✓Tamat
Roman d'amour"Ini bukan lamaran. Ini sejenis kesepakatan. Kita akan menjalani pernikahan kontrak selama waktu yang ditentukan" ___________ Berada di jalan buntu, tak pernah terbayangkan oleh seorang gadis yatim bernama Zahra Kirana. Dikejar deadline pembayaran u...