"Pikirannya sudah tidak sinkron dengan hati dan tubuhnya"
~Wedding on Paper~
.
.
.
Tok tok tok
"Masuk!" sahut Oemar dari dalam.
"Zahra?" ucap pria itu begitu Zahra memasuki ruang kerjanya. Terlihat perempuan itu sudah rapi seperti hendak pergi.
"Kau mau kemana?" tanya pria itu.
"Mm..., aku mau minta izin untuk pergi menemui Ibuku, Tuan."
"Bukannya beberapa waktu lalu kau juga sudah kesana??" Pria itu berbicara sambil masih duduk di kursi kebesarannya.
Pria itu kemudian bangkit lalu berdiri dengan angkuh di depan Zahra. "Aku curiga kau tengah menyusun rencana untuk kabur dariku. Apakah begitu?" ucap pria itu dengan nada sinis.
"Awas saja kalau kau berani kabur dan membawa anakku! Aku tak akan segan-segan untu- "
"Aku tidak sedikitpun berniat untuk kabur, Tuan. Untuk saat ini aku memang ingin lebih sering bertemu dengan ibuku sebelum perutku membesar," jelas Zahra.
"Baiklah kalau begitu. Tapi awas saja jika kau berbohong kepadaku. Kau akan tahu akibatnya. Sekarang pergilah!"
"Baiklah, Tuan. Terimakasih."
Pria itu tak menjawab. Ia langsung melangkah kembali ke kursi kebesarannya.
oOo
Di rumah, Ibu Zahra melihat perubahan pada tubuh putrinya. "Zah, kamu kok kelihatan lebih berisi ya sekarang?"
Deg
Zahra cemas ibunya curiga bahwa sekarang ia lagi hamil. Cepat-cepat ia berusaha menormalkan detak jantung dan wajahnya. "Maksud ibu aku gendutan gitu?" ucapnya pura-pura cemberut.
"Gapapa." Ia kemudian meraih pipi gembul putriya. "Meskipun begitu putri ibu tetap cantik kok."
"Hehe. Makasi Ibu" ucapnya kemudian memeluk ibunya.
"Iyaaa. Pasti di tempat kerja kamu banyak makan ya?" todong ibunya.
"Hehe. Iya Bu." Zahra tidak bohongkan? Memang iya dia disana sering makan semenjak hamil.
oOo
Tri semester pertama sudah berhasil dilewati . Kini kandungan Zahra sudah memasuki usia empat bulan. Mahasiswa akhir manajemen itu juga tak perlu lagi ke kampus, ia hanya perlu sesekali bertemu dosen pembimbingnya untuk bimbingan. Sehingga ia tak perlu khawatir teman-temannya akan curiga dengan perutnya yang semakin membesar karena penelitian tugas akhirnya dilaksanakaan di kantor Oemar. Sedangkan untuk dosen pembimbingnya ia memang sudah memberitahukannya bahwa ia sudah menikah, namun ia tak memberitahukannya bahwa ini adalah pernikahan kontrak.
Tanpa sengaja, Oemar berjalan melewati ruang manajer yang sedikit terbuka. Disana terlihat Zahra tengah berbicara dengan manajernya. Beberapa waktu terakhir ini Zahra memang tengah sibuk berdiskusi dengan manajer perusahaan tersebut untuk mengumpulkan data penelitiannya. Entah kenapa Oemar sedikit tidak suka melihat itu, apalagi melihat Reza manajernya itu yang memang masih muda. Lebih lama melihat itu, Oemar terbakar. Ia langsung beranjak ke ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding on Paper ✓Tamat
Romance"Ini bukan lamaran. Ini sejenis kesepakatan. Kita akan menjalani pernikahan kontrak selama waktu yang ditentukan" ___________ Berada di jalan buntu, tak pernah terbayangkan oleh seorang gadis yatim bernama Zahra Kirana. Dikejar deadline pembayaran u...