15| Morning Sickness

7.5K 432 21
                                    

"Tanpa ia sadari, seorang Oemar Ghassan rela ribet-ribet seperti ini hanya karena Zahra dan janinnya yang meminta"

~Wedding on Paper~

PAGI ini Zahra kembali mengalami morning sickness. Perutnya tiba-tiba saja terasa mual.

Mbwuekk mbwuekk

Cepat-cepat ia berlari menuju wastafel kamar mandi. Ia langsung memuntahkan isi perutnya. Namun, lagi-lagi yang keluar hanya berupa cairan bening. Oemar yang sudah akan pergi ke kantor menghentikan langkahnya begitu melihat itu. Ia kemudian menyusul Zahra ke kamar mandi.

"Kau kenapa?" tanyanya begitu sudah berada di belakang Zahra.

Zahra menggeleng.

Mbwueekk mbwuekk

Oemar kemudian mendekat. Ia lalu mengusap-usap punggung dan tengkuk Zahra.

Dari jarak dekat, Zahra bisa mencium aroma tubuh Oemar. Aroma ini begitu maskulin, membuah rasa mualnya seketika menghilang. Setelah membersihkan mulutnya, ia pun membalikkan badannya ke belakang, entah kenapa ia begitu menyukai aroma ini. Tanpa sadar, ia semakin mendekat untuk mencium lebih kuat lagi aroma tubuh pria itu dan nyaris wajahnya sudah akan menempal pada dada pria itu. Untunglah ia cepat-cepat sadar.

"Anda memakai parfum apa, Tuan?" tanyanya kemudian.

"Hanya parfum yang biasa kugunakan. Kenapa kau menanyakannya?"

"Aku tidak tahu, tapi mual ku tiba-tiba hilang mencium aromanya."

"Benarkah?" tanya Oemar tak percaya.

Ia kemudian beranjak mengambil parfumnya itu. Oemar yang menjauh darinya membuat Zahra tiba-tiba kembali mual.

Mbuekk mbuekk

Dengan cepat Oemar memberikan parfum itu.

"Ambillah ini. Barangkali bisa lebih meredakan rasa mualmu."

Zahra kemudian langsung menyemprotkannya ke tangan. Begitu mencium aromanya, Zahra kembali mual.

Mbueekk mbuekk

"Sepertinya bukan aroma parfum ini yang mengilangkan mualnya, tapi aroma Tuan Oemar. Ternyata anak ini menyukai tubuh bapaknya!" ucapnya membatin.

Mbuekkk

"Tuan, berikan aku jas yang anda pakai sekarang!"

"Untuk apa?"

Mbuekkk

"Berikan saja!"

Dengan cepat Oemar pun melepaskan jasnya dan memberikannya ke Zahra.

Begitu menerima jas itu, Zahra langsung mencium aroma jas itu. Dan benar saja, mualnya menjadi hilang seketika.

Ia pun kemudian melap mulutnya dan berjalan keluar lalu memilih mendudukkan tubuhnya di sofa yang berada di kamar itu.

"Kau sudah tidak mual lagi?" tanya Oemar heran.

"Sudah tidak, " jawabnya seraya masih menggenggam jas itu.

"Apa itu karena pengaruh kehamilan?"

"Sepertinya iya. Karena aku tak pernah mengalami ini sebelumnya. Sepertinya anak ini menyukai aroma anda, Tuan" jelas Zahra.

"Benarkah?" tanyanya terharu, seketika membuat sudut bibirnya membentuk bulan sabit . Hatinya menghangat. Sungguh ini tidak bisa dipercaya, belum lahir saja anak itu sudah lengket dengannya.

Wedding on Paper ✓TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang