04

72.2K 7.8K 125
                                    


   Kini jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, xiel yang sudah selesai membersihkan badannya pun segera keluar dari kamarnya menuju ruang makan.

Saat sampai di ruang makan xiel melihat dua orang pemuda yang sudah duduk di kursi mereka.

Xiel segera menghampiri mereka lalu duduk di samping kanan ren. Melihat adiknya sudah datang kedua pemuda itu langsung memakan makanannya, xiel yang melihat itu hanya mengikuti mereka sampai selesai makan pun suasana disana masih hening.

"Bang, dia bang lergan kan?" Tanya xiel sambil menunjuk pemuda di depannya menggunakan wajahnya. Ren yang mendengar pertanyaan xiel hanya mengangguk.

Melihat anggukan dari ren xiel segera memulai pembicaraan dengan bertanya pada lergan. "Bang lergan" panggil xiel pada lergan. Lergan yang merasa dipanggil hanya mendongakkan kepalanya menatap sang adik.

"Abang kok ga jengukin xiel pas dirumah sakit?" Ren tertegun mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh si bungsu. "Xiel" panggil ren pada xiel namun diabaikan oleh sang empu.

"Gue ga ngomong sama lo ya" ucapnya dengan pandangan masih menatap kearah lergan. "Kamu sendiri yang tidak mengizinkan nya" jujur lergan pada adiknya.

Xiel yang mendengar ucapan lergan hanya bisa berkata "hah?" Lalu dirinya menatap ren seolah menyuruh ren untuk menjelaskan apa maksud dari perkataan lergan.

Seolah mengerti ren langsung menjelaskannya pada xiel. "Kan dulu Lo sendiri yang selalu ngelarang bang lergan buat jenguk Lo di rumah sakit karena Lo gasuka sama dia" xiel hanya bisa melotot mendengar penjelasan dari ren.

"Si xiel punya masalah hidup apa sih? Banyak bener masalah hidupnya, dan sejak kapan xiel pernah bilang kek gitu?" Batin xiel sambil mengingat-ingat alur novel yang ia masuki itu.


"Bang lergan, xiel minta maaf ya, xiel salah ga seharusnya xiel bilang kek gitu ke Abang" monolog xiel sambil menundukkan kepalanya. Lergan dan ren yang mendengar ucapan xiel saling menatap satu sama lain.


"Hmm" lergan membalas ucapan xiel hanya dengan deheman. "Anjing gue udah ngilangin gengsi buat minta maaf dia malah cuma ham hem ham hem doang, bisu kali ya" batin xiel yang sudah misuh-misuh tidak jelas.


Kini semuanya sudah meninggalkan meja makan begitu pula dengan xiel, dia sekarang tengah rebahan di kamarnya sambil memainkan ponsel milik xiel asli.

"Ck, isinya gini doang gue jadi males" gumam xiel lalu membanting ponselnya di kasur mana berani dia banting di lantai ntar pecah kan dia yang repot. Xiel yang sudah bosan memilih untuk tidur.




---------------


Jam sudah menunjukkan pukul 7.00 pagi tetapi seorang pemuda yang memiliki wajah babyface itu terlihat masih setia memejamkan matanya.


Hingga suara ketukan pintu dari arah luar mampu membuatnya terusik. "Apaan si anjing ganggu orang tidur aja" teriak xiel yang masih setia memejamkan matanya.

"Xiel Lo ga sekolah? Ini udah jam 7 anjing kalo kaga bangun gue tinggal ni" teriak ren dari luar pintu. Xiel yang mendengar itu langsung bangkit dari kasurnya dan segera berlari kearah kamar mandi.


Hanya butuh waktu 25 menit kini xiel sudah siap dengan tubuhnya yang dibaluti oleh seragam sekolah, meski dibilang kurang rapi tetapi xiel tetap terlihat tampan dan imut di cermin.

"Gila ganteng juga gue, kalo gini siap berburu cewe dah gue" ucapnya lalu segera keluar dari kamar tak lupa juga dia mengambil tas nya yang berisi satu buku tulis dengan satu pulpen.



Become the Antagonist °xiel° (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang