Xiel yang mendapat perlakuan seperti itu langsung menepis tangan Fathan dengan kasar. "Eh anjing bisa mati gue" ucapnya sembari merapikan kembali kerah bajunya.
"Xiel" panggil Xavi yang hanya dibalas lirikan mata oleh xiel. "Lo yakin gamau bales mereka?" Lanjut xavi, xiel yang mendengar pertanyaan Xavi hanya menghela nafasnya.
"Kalian berdua diem aja, biar gue yang bales mereka" mendengar perkataan xiel dua pemuda itu terlihat tersenyum tipis. "Nanti pas jam istirahat pertama gue bakal hajar si varo habis-habisan" kata xiel sambil menyeringai.
-------------
Kini bel istirahat sudah berbunyi di depan pintu kelas 1 mipa 3 terlihat dua siswa yang sedang menunggu teman mereka disana.
"Mana xiel?" Tanya Fathan pada siswa yang masih berada di kelas. "Tadi katanya ada urusan di toilet" jawab salah satu siswa yang berada disana, mendengar jawaban dari siswa itu Fathan segera kembali ke depan pintu kelas.
"Varo mana?" Tanya Fathan pada temannya, Xavi. "Kantin" mendengar jawaban dari Xavi, Fathan sontak menarik tangan temannya itu ke kantin.
Sesampainya di kantin dapat mereka lihat gerombolan siswa yang sedang makan di salah satu meja disana. "Lo ngapain narik-narik gue anjing" kesal Xavi karena dirinya dipaksa berlari oleh Fathan.
"Lo ga denger tadi katanya xiel lagi ada urusan di toilet?" Tanya Fathan. "Kalo xiel di toilet ngapain kita lari ke kantin?" Tanya Xavi yang masih tak mengerti dengan isi pikiran Fathan.
Fathan tak menjawab tetapi langsung menunjuk kearah varo dkk. "Kita permudah rencana xiel dengan cara nyuruh varo pergi ke toilet" ucap Fathan diiringi dengan senyum tipisnya.
Xavi menganggukkan kepalanya tanda mengerti, setelah itu mereka segera menghampiri meja yang di duduki oleh varo dkk, sesampainya disana Fathan langsung membisikkan sesuatu pada varo.
Mendengar bisikan dari Fathan, varo langsung berdiri dan segera meninggalkan kantin. "Ro mau kemana Lo?" Teriak Rei yang juga ikut berdiri hendak menyusul varo tetapi ditahan oleh Xavi.
"Dia cuma mau main kok, sini lanjut makan sama kita" ucap xavi lalu segera duduk di bangku kosong yang berada disana diikuti oleh fathan.
-------------
Bruk!!
Suara pintu dibuka secara kasar, seorang pemuda yang berada di toilet pun terkejut mendengar suara bantingan pintu tersebut.
"Buset kasar amat dah" ucapnya sembari memperhatikan siapa yang membuka pintu tersebut. Tak lama kemudian terlihat seorang pemuda tampan berdiri di ambang pintu.
"Varo?" Gumam pemuda tadi yang tak lain adalah xiel. Varo yang melihat xiel langsung menutup kembali pintunya tetapi sekarang dengan agak lembut.
"Mau apa?" Tanya varo pada xiel yang tengah berdiri didepannya. Xiel hanya mengernyitkan dahinya ketika mendengar ucapan varo.
"Mau apa nyari gue? Sampek nyuruh gue Dateng ke toilet?" Mendengar ucapan varo xiel sontak melebarkan matanya. "Siapa yang nyari Lo? Jangan geer ye bang" ucap xiel lalu hendak pergi dari sana.
"Tadi temen Lo nyuruh gue nemuin Lo disini". Setelah berkata demikian varo langsung menarik tangan xiel dan merangkul pinggangnya agar tak lepas.
"Mampus gue padahal kan tadi cuma becanda doang njir, mana berani gue sama varo dasar temen-temen bangsat" batin xiel yang sudah merasa frustasi akibat temannya.
"Mereka keknya salah deh bang dan ini lepasin dulu gue mau balik ke kelas" ucapnya sambil mencoba melepaskan diri dari dekapan varo.
"Gue udah Dateng kesini dan Lo mau pergi gitu aja?" Setelah mengucapkan itu perlahan varo mendekatkan bibirnya pada bibir xiel, xiel yang menyadari kondisinya langsung mundur tetapi segera ditahan oleh varo.
Varo mengeratkan pelukannya pada pinggang xiel, lalu segera mencium bibir manis pemuda itu, xiel hanya termenung atas perlakuan dari varo hingga saat varo mengigit bibir bawahnya ia mengerang kesakitan dan langsung sadar dari keterdiamannya.
Melihat xiel yang sudah membuka mulutnya varo segera memasukkan lidahnya kedalam mulut xiel, beberapa kali xiel memberontak namun varo tetap melanjutkan aksinya.
Karena terlalu terbawa akan suasana xiel tanpa sadar membalas lumatan dari varo, varo yang merasakan pergerakan dari xiel tersenyum tipis tanpa melepaskan lumatannya.
"Ughhhh" lenguh xiel sambil memukul dada bidang varo ketika dirinya sudah kesusahan bernafas. Dengan berat hati varo melepaskan ciumannya.
Varo menatap xiel yang kini tengah menghirup udara dengan rakus, lalu ia bergumam, "manis".
"Apa yang manis goblok? Anjing lo ro dikira gue cewe apa" kesalnya sambil mengusap-usap bibirnya dengan kasar.
Terlalu asik pada kegiatannya sendiri, mereka dari tadi tak menyadari bahwa dari salah satu bilik toilet ada seseorang yang memperhatikan mereka dari awal.
Seseorang yang berada di dalam bilik toilet itu terlihat mengepalkan tangannya, wajahnya kini sudah merah padam akibat menahan amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become the Antagonist °xiel° (Tamat)
FantastikShaka, pemuda berusia 18 tahun tiba-tiba jiwanya berpindah pada salah satu tokoh antagonis dalam novel. Sebelum mengalami kecelakaan Shaka sempat membaca sebuah novel yang berjudul 'my angel'. Hingga saat kecelakaan itu terjadi tiba-tiba dirinya ter...