"kenapa kemaren ga sekolah Xiel?" Xiel yang ditanya oleh salah satu teman sekelasnya hanya mengendikkan bahunya lalu menenggelamkan wajahnya di bantalan tangannya.
"Perhatian semuanya" ucap seorang guru yang tiba-tiba saja sudah berada di kelasnya Xiel, Xiel yang mendengar ucapan gurunya tersebut langsung mengangkat kepalanya.
"Kita kedatangan murid baru" ujar guru tersebut sambil menoleh kearah pintu kelas, "nak, silahkan masuk" imbuhnya lagi.
Setelah perkataan guru tersebut dari balik pintu munculnya seorang pemuda jangkung yang berjalan mendekati guru tadi.
"Perkenalkan dirimu" titah sang guru yang langsung diangguki oleh pemuda itu. "Saya Deandra Rajevan, murid baru di kelas ini. Semoga kita bisa berteman baik" ucapnya memperkenalkan diri, Xiel kembali menenggelamkan wajahnya di kedua tangannya.
Di novel tidak pernah diceritakan akan muncul murid baru di kelas Xiel, menurut Xiel itu hanya kebetulan dan tokoh Deandra Rajevan sama sekali tak penting jadi ia tak peduli.
"Gue duduk di samping Lo" ucap seseorang yang membuat Xiel kembali mengangkat kepalanya, Xiel hanya mengangguk saat melihat Deandra Rajevan atau lebih akrab dipanggil Andra itu berdiri di sampingnya sambil tersenyum.
"Gue Andra" ucap Andra sambil mengulurkan tangannya, Xiel langsung membalas uluran tangan tersebut. "Xiel" balasnya lalu menarik kembali tangannya.
"Enak ka jadi Xiel?" Xiel yang mendengar itu langsung menatap Andra dengan penuh selidik, Andra hanya tersenyum tipis lalu mengacak rambut hitam Xiel, kebiasaan saat di dunia nyata ketika dirinya disuruh bersikap baik oleh mamanya kepada sepupu brengseknya itu.
"Lo siapa?" Andra tak menjawab ia hanya fokus menatap ke depan tanpa memedulikan Xiel yang terlihat sangat penasaran.
"Jam istirahat pertama ikut gue ke rooftop" ucap Andra lalu kembali fokus kedepan.
Bel istirahat pertama sudah berbunyi, disinilah sekarang Xiel dan Andra berada. Andra memejamkan matanya menikmati ketenangan yang ia rasakan disana.
"Ngapain ngajak gue kesini?" Mendengar pertanyaan xiel, Andra membuka matanya lalu melirik sepupunya itu sekilas.
"Enak bener hidup Lo ka jadi anak sultan Mulu" Xiel mengernyitkan dahinya, kenapa sedari tadi anak baru itu selalu saja memanggilnya dengan embel-embel 'ka' padahal ia memperkenalkan diri sebagai Xiel.
"Gausah bingung gitu, Lo ga mungkin lupa kan sama gue?" Xiel kembali mengerutkan keningnya, apakah anak baru ini teman lama Xiel pikirnya.
"Lo pernah masuk rumah sakit setelah berantem sama gue, Lo juga pernah dorong gue ke kolam Sampek gue hampir mati gara-gara gue bilang ke ortu Lo kalo Lo nyimpen foto telanjangnya cewe-cewe disekolah" Xiel langsung mematung di tempat, ia memang pernah mengalami itu tetapi di tubuh aslinya bukan tubuh yang ia tempati sekarang.
"Al?" Gumam xiel namun masih bisa didengar oleh Andra, "iya kenapa?" Xiel semakin terguncang sekarang setelah mendengar balasan dari anak baru itu.
"Alvaska Mahatma?" Andra yang mendengar itu hanya berdehem, ia terlalu malas menjawabnya.
"Bangsat lo beneran si brengsek itu?" Andra yang mendengar itu langsung berdecih.
"Siapa yang brengsek? Lo tu yang brengsek dasar sinting" xiel tak menjawab ia langsung memeluk erat tubuh sepupunya itu.
"Lo kenapa bisa ada disini njeng?" Andra langsung melepaskan pelukannya, tumben sekali sepupunya itu memeluknya padahal dulu ia harus dipaksa oleh papanya agar mau berpelukan dengan dirinya.
"Itu gara-gara novel yang ada di kamar Lo anjing" Xiel yang mendengar itu langsung memukul punggung andra yang membuat sang empu meringis kesakitan.
"Lo ngapain masuk kamar gue bego?" Andra terdiam, tidak mungkin kan dia bilang kalau dirinya merindukan Shaka makanya ia menghabiskan hari-harinya di kamar Shaka agar kerinduannya tertuntaskan.
"Ya gue kan harus jagain rumah Lo jadi gue tidur di kamar Lo" bohong Andra yang ternyata dipercayai oleh Xiel, "mama sama papa gue sibuk kerja ya? Makanya Lo yang disuruh jagain rumah" ucap xiel, Andra langsung menggeleng.
"Ortu Lo sibuk di rumah sakit, jagain Lo" Xiel yang mendengar itu langsung menatap Andra dengan penuh harap. "Jadi gue masih hidup?" Tanya Xiel.
"Lo kan koma, tapi sekarang gatau sih kayaknya udah mati deh" raut wajah Xiel berubah menjadi masam, mati katanya? Jadi sekarang dia harus hidup disini selamanya?.
"Terus tubuh Lo gimana?" Tanya xiel lagi, Andra hanya mengangkat bahunya,tanda tak tahu.
"Lo jadi siapa disini?" Andra yang mendengar itu langsung duduk di salah satu kursi yang berada disana.
"Deandra Rajevan, gue disini jadi miskin. Rasanya gue pengen nangi. gue gabisa jadi miskin ka" Xiel yang mendengar keluhan dari Andra hanya merotasikan matanya, untung saja dia jadi anak orang kaya disini.
"Kata kakek miskin itu adalah dosa Al" Andra langsung mengingat perkataan kakeknya dulu, beliau pernah mengatakan kepada dirinya dan juga Shaka bahwa miskin adalah dosa, itu membuatnya mengigit bibir bawahnya karena sekarang ia tengah melakukan dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become the Antagonist °xiel° (Tamat)
FantasíaShaka, pemuda berusia 18 tahun tiba-tiba jiwanya berpindah pada salah satu tokoh antagonis dalam novel. Sebelum mengalami kecelakaan Shaka sempat membaca sebuah novel yang berjudul 'my angel'. Hingga saat kecelakaan itu terjadi tiba-tiba dirinya ter...