32

31K 3.8K 64
                                    

Setelah perdebatan dirinya dengan keluarga Andara, Xiel memilih untuk pergi dari rumah tersebut.

"Gue harus kemana yak?" Gumam Xiel sambil memandang lurus jalanan didepannya, Xiel duduk di salah satu kursi yang memang sudah ada di tepi jalan.

"Ren, si bocah tengik itu padahal gue udah ngaku sama dia dulu tapi bisa-bisanya dia sok kaget kek tadi" Xiel tersenyum miris saat mengingat bagaimana keadaan Ren tadi.

Ia merasa iba tetapi tak bisa berbuat apa-apa, Xiel termenung dibawah pantulan sinar rembulan, ia masih menggunakan seragam sekolahnya.

Xiel sebenarnya ingin pergi ke rumah Andra, namun ia takut dadanya semakin sesak jika pergi kesana. Memang perasaan cinta itu sangat merepotkan pikirnya.

"Xiel bangsat, Lo pergi kemana sih? Gara-gara Lo gue harus kek gini. Andai aja Lo ga pergi pasti penderitaan ini ga bakal pernah gue rasain" tanpa sadar setetes liquid bening jatuh kepipi Xiel.

Hingga akhirnya pipi itu berubah menjadi tempat aliran sungai, air mata Xiel tak mau berhenti menetes rasanya Xiel seperti kehilangan akal sekarang yang ia pikirkan hanyalah 'pulang'.

"Kenapa?" Xiel yang mendengar suara itu langsung mendongakkan kepalanya, dapat ia lihat Varoo tengah berdiri didepannya sekarang.

Xiel hanya menggeleng lalu menghapus air matanya dengan kasar, Varoo langsung saja duduk disamping Xiel dan membawa tubuh mungil itu kedalam pelukannya.

Mendapat pelukan hangat, Xiel kembali menangis. Sedari dulu ia ingin ada orang yang memberikan pelukannya saat ia menangis namun tak pernah ia dapatkan.

"Gue mau nyerah" gumam Xiel namun masih bisa didengar oleh Varoo, Varoo langsung mengeratkan pelukannya apa yang pemuda mungil ini alami sehingga ia putus asa begini, pikirnya.

Setelah merasa tenang, Xiel melepaskan pelukannya. Varoo memandangi wajah indah milik xiel yang terlihat basah akibat menangis.

Varoo mengecup kening Xiel sekilas lalu mengusap-usap pipi Xiel dengan lembut.

Dari belakang mereka nampak seorang pria jangkung memperhatikan interaksi keduanya sedari tadi.

Pria itu tersenyum tipis lalu segera pergi dari sana.

°

°

°

Kini hanya tersisa Xiel disana, Xiel menyuruh Varoo pergi dengan alasan sebentar lagi sepupunya akan datang kesana.

Xiel mengambil ponselnya lalu mengirimkan Andra pesan.

Al

Me;
Al

Me;
Temuin gue di jalan xx

Me;
Bangsat Lo dimana sih?

Me;
Anjing Lo

Xiel menaruh kembali ponselnya di kursi tempat ia duduk saat Andra tak membalas pesannya, padahal sepupunya itu sedang online.

Sedari tadi Xiel merasa perasaan nya tidak enak, ia punya firasat bahwa hari ini ia akan kembali terkena sial.

"Bodo lah mending cari makan dulu, nangis juga butuh tenaga ternyata" xiel langsung bangkit dari duduknya lalu pergi kesebrang jalan.

Ia memesan martabak manis di salah satu penjual gerobak, saat sudah selesai membeli makanannya Xiel kembali menyebrangi jalan untuk kembali ketempat semula.

BRUKk!!

Baru saja dua langkah tubuhnya langsung terpental jauh, sungguh naas nasibnya karena harus merasakan ditabrak lagi.

Namun kali ini bukan truk melainkan sebuah mobil mewah berwarna biru, Xiel melihat kesampingkan dimana martabaknya sudah berceceran di aspal.

"Sial, kasi gue makan dulu kek, ditabrak juga butuh tenaga ternyata" gumam Xiel sebelum benar-benar menutup matanya.

Semua pengguna jalan berteriak histeris melihat keadaan Xiel, darah sudah memenuhi aspal tempat Xiel tergeletak.

Mobil biru tadi entah hilang kemana, saat orang-orang fokus kepada Xiel mobil itu langsung pergi tanpa bertanggung jawab, banyak orang berkata bahwa ini adalah kecelakaan berencana, mengingat posisi Xiel yang masih berada di tepi jalan namun masih saja ditabrak.

°

°

°

Xiel terbaring lemah dirumah sakit, banyak alat-alat medis terpasang ditubuhnya. Warga tak bisa menghubungi keluarga Xiel, karena Xiel tak membawa alat penunjuk identitas atau pun ponsel.

Masih ingat bukan ponsel xiel ditinggal di kursi tempat dirinya duduk.

Beralih dari Xiel, di tempat kecelakaan tadi terlihat dua orang pemuda sedang mondar mandir disana.

Pasalnya salah satu pemuda itu disuruh menjemput sepupunya tapi saat ia sampai sepupunya tak ada disana.

Arsen yang sudah kelelahan langsung mengajak Andra untuk duduk di kursi yang berada di dekat sana.

Andra mengangguk lalu mengikuti Arsen dari belakang, saat sampai di kursi itu andra terlihat terkejut melihat ponsel yang sama seperti ponsel xiel.

Andra langsung mengambil ponsel itu, saat menghidupkan nya dapat Andra lihat wallpaper nya adalah foto seorang gadis sexy yang sedang berbaring.

Andra menghela nafasnya, sedari dulu sepupunya itu sangat suka memakai foto-foto gadis seperti ini.

"Beneran punyanya Xiel?" Andra mengangguk lalu mengajak Arsen untuk pergi kesebrang dimana ada penjual martabak disana.

"Permisi mas, kita boleh nanya gak?" Mas-mas penjual martabak itu mengangguk saat ditanya oleh Andra.

"Mas pernah liat cowok seumuran sama kita, terus rambutnya agak panjang dikit kulitnya putih tingginya sekitar 170 an lah" tanya Andra dengan menjelaskan ciri-ciri dari Xiel.

Mendengar penjelasan dari Andra Arsen langsung membuka ponselnya lalu menunjukkan sebuah foto, dimana difoto tersebut xiel terlihat tersenyum manis sambil memegang sekotak susu.

Andra yang melihat itu nampak kesal, kenapa tak sedari tadi saja? Dan darimana Arsen mendapatkan foto Xiel?.

"Ini mah anak yang tadi kecelakaan, dia jadi korban tabrak lari"

DEG!!

Become the Antagonist °xiel° (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang