"Lo liat orang yang nabrak Lo?" Xiel hanya menggeleng pasalnya pas ditabrak ia hanya melirik kearah martabaknya.
"Makanya hati-hati" nasehat Ren kepada Xiel, Xiel tak menjawab ia masih fokus memakan cemilannya.
"Tidur gih udah larut, besok kan Lo harus sekolah" ucap Xiel sembari berjalan kearah brankarnya.
"Gue ga sekolah" Xiel merebahkan tubuhnya diatas brankar lalu menatap malas kearah Ren.
"Gue yang sakit kenapa Lo yang ga sekolah?" Ren merotasikan matanya, tentu saja ia ingin menjaga Xiel.
"Ren! Tidur Sono" Ren yang mendengar itu lagi-lagi menatap tak suka kearah Xiel, sedari tadi Xiel terus saja memanggilnya tanpa embel-embel 'abang'.
"Apa ga suka Lo? Gue lebih tua dari Lo" ucap Xiel seakan mengerti apa yang dipikirkan oleh Ren.
Tok!tok!tok!
Xiel dan Ren kompak menoleh kearah pintu, siapa yang mengetuk pintu ruangan inap selarut ini pikir mereka.
"Bukain Sono" Ren langsung berdiri dan berjalan kearah pintu ketika disuruh oleh Xiel.
"Ngapain kesini?" Tanya Ren ketika melihat temannya datang kesana membawa buah-buahan.
"Jenguk Xiel" Ren menatap heran kearah Varoo, padahal ia hanya mengirim pesan digrup chatnya untuk bilang kalau besok ia tak sekolah karena Xiel dirawat di rumah sakit dan lihatnya sekarang Varoo datang sambil membawa parcel buah.
"Siapa yang dateng Ren?" Teriak Xiel karena tamu yang datang tak kunjung masuk kedalam.
Ren langsung mempersilahkan Varoo untuk masuk, Varoo yang sudah berada di dalam langsung berjalan mendekati brankar tempat Xiel berbaring.
"Buset dah ini udah pukul 1 malem tapi Lo masih nyempetin waktu buat Dateng" ucap Xiel, ketika melihat kearah jam dinding.
"1 pagi El" koreksi Varoo, namun Xiel tak peduli, pandangan Xiel kini fokus pada parcel buah yang dibawa oleh Varoo.
"Ini buat dimakan besok, sekarang tidur dulu gih" ucap Varoo lalu mencium bibir Xiel sekilas, Ren yang melihat itu menjatuhkan rahang bawah nya.
Apa-apaan barusan itu, pikir Ren.
°
°
°
Mentari telah menampakkan sinarnya, Ren dan Varoo yang kemarin diusir oleh Xiel sekarang sedang bersiap-siap untuk mengunjungi Xiel dirumah sakit.
"Lo yakin mau ikut? Kaga sekolah?" Varoo hanya berdehem untuk menanggapi pertanyaan dari Ren, Ren langsung menghela nafas temannya itu memang seperti es pikirnya.
Ren dan Varoo mengendarai motor mereka masing-masing untuk pergi ke rumah sakit.
Hanya butuh waktu 15 menit mereka berdua telah sampai, segera saja mereka memarkirkan motor mereka dan melangkahkan kaki mereka untuk menuju ruang inap tempat Xiel berada.
Saat membuka pintu Ren melihat ruangan adiknya kosong, ia kira Xiel ke kamar mandi tetapi saat ia mengeceknya xiel sama sekali tak ada.
Varoo yang juga sudah mencari Xiel kesetiap sudut ruangan tetapi tak kunjung menemukan Xiel jadi panik, segera saja keduanya berlari keluar dan berteriak memanggil dokter dan suster.
"BANGSAT DIMANA PASIEN YANG BERADA DI KAMAR INAP 02 DI LANTAI 2?!" teriak Ren didepan seorang pria yang profesi sebagai dokter.
"Atas nama Zavian Yezexiel Andara?" Ren mengangguk cepat untuk menanggapi pertanyaan dokter tersebut.
"Pasien dipindahkan kekamar mayat" Varoo langsung saja menarik kerah baju dokter tersebut ketika dokter itu mengatakan Xiel berada di kamar mayat.
"Maksud lo apa? Ngapain Lo pindahin dia kesana hah?!" Ren segera menarik Varoo, ia harus mengontrol emosi dirinya dan juga temannya itu sekarang.
"Pasien ditemukan tak bernyawa saat kami mengeceknya tadi" Varoo merasakan genggaman tangan Ren di lengannya sedikit melonggar,ia menoleh kearah Ren yang kini menatap dokter dengan tatapan kosong.
"Terdapat banyak bekas tusukan di perut pasien, kami sudah mencoba mengecek cctv tetapi malam sampai pagi tadi cctv rumah sakit error semua" imbuh sang dokter.
Tanpa berlama-lama Varoo langsung menarik Ren untuk ikut dengannya, mereka berdua berhenti di depan ruangan yang diyakini bahwa itu adalah kamar mayat.
Dengan tangan gemetar Varoo membuka pintu ruangan tersebut, matanya langsung saja menelusuri setiap mayat-mayat yang ada disana, hingga netra cokelatnya terpaku pada satu obyek yang sedang berbaring disana.
Varoo kembali menarik Ren agar mengikuti langkahnya, secara perlahan Varoo membuka selimut yang menutupi wajah mayat tersebut.
Kakinya terasa lemas, bibirnya bergetar ketika melihat wajah sang mayat, pemuda yang ia cintai pemuda yang ingin ia jaga pemuda yang sangat ingin ia buat bahagia itu kini sudah pergi, Varoo merasa sekarang ia telah kehilangan dunianya.
Ren langsung saja menangis, dirinya memeluk tubuh xiel yang telah tak bernyawa. Baru saja ia menerima keberadaan Shaka tetapi kini dia telah pergi menyusul adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become the Antagonist °xiel° (Tamat)
FantasiaShaka, pemuda berusia 18 tahun tiba-tiba jiwanya berpindah pada salah satu tokoh antagonis dalam novel. Sebelum mengalami kecelakaan Shaka sempat membaca sebuah novel yang berjudul 'my angel'. Hingga saat kecelakaan itu terjadi tiba-tiba dirinya ter...