Ren menidurkan badan adiknya di ranjang kamar miliknya, ren menatap lama wajah tampan adiknya. "Gue seneng Lo udah mulai terbuka tapi ga gitu juga bego, bisa-bisanya Lo bahas hal sensitif gitu di depan bang lergan" gumam ren sambil terkekeh kecil.
Setelah puas ren memilih untuk pergi keluar, ia dengan hati-hati menutup pintu kamarnya agar xiel tak terbangun.
Sesampainya di ruang keluarga dapat ren lihat abangnya yang sedang sibuk mengotak-atik laptop nya.
"Sibuk banget bang?" Lergan hanya berdehem pelan untuk menanggapi pertanyaan adiknya, ren yang mendapat respon singkat itu hanya menghela nafas lalu duduk disamping lergan.
"Gue tau xiel salah tapi gausah bentak dia juga" lergan tak menjawab ia hanya menatap ren sekilas lalu kembali menatap layar laptopnya.
"Jaga sikap kalian, mama sama papa bakal pulang besok" ren yang mendengar itu terlihat tak suka, berbeda dengan anak-anak lainnya yang akan senang jika mendengar orang tua mereka kembali ke rumah setelah lama berada di luar negeri, ren malah sebaliknya ia lebih senang jika orang tuanya tak berada di rumah.
"Papa udah banyak denger ulah yang dibuat sama El sebelum El kecelakaan, Abang harap kamu ga ikut campur nanti sama apa yang bakal papa lakuin" ucap lergan lalu segera pergi dari sana meninggalkan ren yang terlihat sedikit khawatir.
"Maaf xiel" lirih ren lalu segera bangkit dari duduknya dan pergi keluar rumah, sedari tadi xiel mendengarkan pembicaraan antara kedua abangnya dari balik dinding.
Xiel tak terlalu tahu tentang orang tua xiel asli, di novel tidak pernah dijelaskan bagaimana karakter mereka tetapi mendengar perkataan lergan tadi, xiel yakin bahwa orangtua nya orang yang tegas dan mungkin sedikit ringan tangan.
Tak mau ambil pusing xiel memilih pergi jalan-jalan untuk menyegarkan pikirannya.
°
°
°
Xiel terlihat berjalan santai di taman, dirinya benar-benar merasa bahagia dengan menghirup udara segar diluaran.
Lama berjalan-jalan santai di taman xiel memutuskan untuk pulang kerumah tetapi tiba-tiba wajahnya terlihat murung tatkala ingat bahwa dia datang ke taman dengan berjalan kaki.
Xiel menghela nafas kasar lalu dengan ogah-ogahan berjalan kearah jalan raya berniat mencari taksi, lama menunggu tapi ia tak kunjung mendapatkan taksi hingga tiba-tiba seseorang yang mengendarai sepeda motor berhenti di depannya.
Xiel terlihat memperhatikan siapa orang dibalik helm full face itu, hingga matanya berbinar ketika mengenali orang yang sedang duduk diastas motor yang berhenti di depannya.
"Tuhan bener-bener sayang sama gue" gumamnya sambil tersenyum manis kearah pemuda yang masih setia duduk diatas motornya, xiel tanpa meminta izin langsung naik ke motor pemuda tersebut.
"Ayok roo gas kita pulang" varoo hanya mengangguk lalu mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Hingga motor merah milik varoo berhenti disebuah rumah yang terlihat sangat mewah nan besar, xiel yang melihat bangunan di depannya itu terlihat sangat kagum.
"Masuk" xiel berjalan mengikuti varoo yang sudah melangkahkan duluan, dirinya tak ada henti-hentinya berdecak kagum ketika melewati beberapa ruangan di rumah varoo.
Lagi-lagi varoo menyuruh xiel masuk kedalam salah satu ruangan yang xiel yakini itu adalah kamar dari pemuda tersebut, tanpa berpikir panjang xiel langsung masuk kesana diikuti dengan Varoo di belakangnya.
"Rumah Lo sepi banget? Orang tua Lo kemana?" Tanya xiel sembari mendudukkan dirinya di atas ranjang milik varoo. "Kerja" balas varoo, singkat.
Xiel masih sibuk memperhatikan sekeliling ruangan yang ia singgahi itu hingga akhirnya ia tersadar akan sesuatu.
"Var, kok gue ke rumah Lo?" Varoo yang mendengar pertanyaan xiel hanya menatap xiel sekilas lalu tanpa menjawab ia masuk ke kamar mandi, tak memperdulikan xiel yang masih terlihat bingung.
"Dih si anjing sebelas dua belas tu sama bang lergan" gumam xiel lalu merebahkan dirinya di ranjang empuk milik varoo. "Apa gue nginep sini aja ya? Males banget gue pulang ketemu sama duo monyet" gumamnya lagi.
Xiel tersentak kaget ketika merasakan sebuah beban yang sangat berat menimpa tubuhnya, dalam hitungan detik saja wajah xiel sudah merah padam seperti kepiting rebus ketika melihat varoo yang berada diatasnya.
"Var Lo ngapain tiduran di atas badan gue anjing" varoo hanya acuh pada keluhan xiel dirinya mulai memasukkan tangan kirinya kedalam kaos yang digunakan oleh xiel.
Saat tangannya asik memainkan puting merah muda milik xiel bibir varoo tak tinggal diam, ia melumat setiap inci permukaan bibir manis milik xiel dengan kasar.
Xiel tak merespon dirinya benar-benar ingin menangis tetapi entah kenapa tubuhnya malah bereaksi pada setiap gerakan yang dilakukan oleh varoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become the Antagonist °xiel° (Tamat)
FantasíaShaka, pemuda berusia 18 tahun tiba-tiba jiwanya berpindah pada salah satu tokoh antagonis dalam novel. Sebelum mengalami kecelakaan Shaka sempat membaca sebuah novel yang berjudul 'my angel'. Hingga saat kecelakaan itu terjadi tiba-tiba dirinya ter...