9. Jumat

3.3K 353 35
                                    

Tay memarkirkan motornya di tempat seperti biasanya.

Dengan senyuman yang sejak tadi terukir di wajahnya, Tay turun dari motornya sembari bersiul kecil.

Sekarang masih pukul setengah tujuh pagi. Masih sangat sedikit siswa yang datang ke sekolah. Langit pun masih sedikit gelap.

Tay mengalihkan pandangannya ke helm yang kini ia letakkan di bagian belakang motornya.

Ya, inilah alasan kenapa Tay datang sangat pagi. Tay terlalu bersemangat untuk bertemu dengan New dan Tay tak sabar nanti pulang membonceng New.

Tay berjalan dengan santainya menuju gedung kelas dua belas.

Beberapa siswa yang sedang lalu lalang diam-diam memperhatikan Tay. Tay sangat sadar itu. Mungkin karna ini kali pertamanya datang sangat pagi, banyak siswa yang terheran-heran.

Tay menghentikan langkahnya saat merasa tak nyaman diperhatikan berlebihan.

"Kenapa? Sini maju, ngomong sama gue kalau ada yang mau lo bicarain," ujar Tay dengan tatapan yang sangat tajam.

Beberapa siswa laki-laki yang memperhatikannya itupun langsung menggeleng ketakutan.

"Gak usah liatin gue berlebihan gitu. Gue tau mata gunanya untuk melihat, tapi gunain mata lo dengan benar," ujar Tay lagi sebelum melenggang pergi.

Untung saja mood nya sedang bagus sekarang, jadi tak perlu ada perkelahian.

Tay menghentikan langkahnya saat melewati ruangan bertuliskan, 'Ruang Guru'.

Senyuman Tay mengembang saat mengingat New yang ternyata adalah seorang guru.

Tay akhirnya memilih untuk masuk ke dalam ruangan itu dengan santainya, lalu menatap ke sekeliling ruangan itu.

"New ada?" Tanya Tay pada salah satu guru yang ada disana.

"New?"

"Oh maaf, maksud saya Pak New," ralat Tay.

"Oh, dia belum datang. Mungkin sebentar lagi. Ada keperluan apa? Biar saya yang sampaikan," ujar guru itu.

Tay menggeleng, "rahasia, itu urusan saya dengan N—Pak New. Kalau gitu saya tunggu di depan." Tay melambaikan tangannya dan melenggang pergi meninggalkan ruangan itu.

Tay memilih berdiri sambil bersandar pada tembok di samping pintu masuk ruang guru. Tay tak sabar ingin bertemu dengan New yang sudah— 15 jam tidak ia temui.

Lima menit..

Sepuluh menit..

New tak kunjung datang.

Tay menatap jam tangannya dan mendesah kesal.

"Ada ya guru suka telat gini?" Gumam Tay kesal.

Tay mengalihkan pandangannya ke lorong gedung itu. Dan detik berikutnya senyuman Tay mengembang saat melihat New yang kini berjalan ke arahnya.

Tay langsung membenarkan posisinya berdirinya dan melipat kedua tangannya di depan dada sembari menunggu New menghampirinya.

New yang kini berjalan menuju ruangannya pun menyadari keberadaan Tay. Sebenarnya New ingin putar balik dan menghindari Tay. Namun sayangnya ia ada jadwal mengajar pagi, sehingga ia harus ke ruangannya terlebih dahulu.

New menghentikan langkahnya tepat di depan Tay karna Tay menghalangi jalan menuju ruangannya.

"Tay, minggir," ujar New dengan tegas.

"Selamat pagi, Pak—New," sapa Tay dengan senyuman lebar yang menurut New sangat menakutkan.

"Selamat pagi. Bisa kamu minggir? Kamu menghalangi jalan," balas New.

My Cutie Tea(cher) | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang