33. Video

2K 245 51
                                    

Satu minggu berlalu sejak kejadian video Tay dan New saat di ruang osis tersebar. Dan selama seminggu ini semuanya kembali normal, malah terlalu normal dan baik-baik saja.

Tapi Tay malah merasa aneh dengan hal ini. Sesuatu yang terlihat baik-baik saja, pasti sebenarnya tak baik-baik saja.

Tay duduk di tempat tidurnya sambil menatap lurus ke depan. Ada banyak hal yang kini menyelimuti pikiran Tay. Sebenarnya Tay cukup takut. Tay bukan takut sesuatu terjadi kepada dirinya, Tay takut sesuatu terjadi kepada New.

Ancaman di WhatsApp itu tidak lagi ada. Tapi Tay tak ingin lengah.

Drttt drrtttt drttt.

Tiba-tiba saja handphone Tay bergetar. Dengan cepat Tay mengambil handphonenya di samping tempat tidur.

Sebuah nomor yang sangat Tay kenal. Namun Tay tak menyimpannya.

081xxxxxxxx : Mengirimkan sebuah video.

081xxxxxxxx : Sepertinya ada banyak video gue nyabu ya.

Tay yang melihat itu pun tersenyum.

Tay : Ayo bertemu.

Tay memasukkan handphonenya ke dalam saku celananya dan langsung melenggang pergi meninggalkan kamarnya.

Ada sesuatu yang harus ia selesaikan dengan Mile.

Di lain tempat..

New duduk di sofa yang ada di ruang keluarga bersama Mita untuk menonton acara televisi sejak beberapa menit yang lalu.

"New..." Panggil Mita.

"Hm? Kenapa ma?" New menoleh ke arah Mita.

Mita menatap New lekat-lekat, dan diam untuk beberapa saat.

"Ma?"

"Tumben nak Tay gak kesini hari ini? Gak ada les?" Tanya Mita akhirnya.

New yang mendengar itu pun terdiam. Selama ini Tay selalu ke rumahnya, tanpa absen. Walaupun terkadang hanya lima belas menit, tapi Tay selalu menyempatkan datang ke rumah New.

Ada banyak alasan yang New gunakan untuk menjadi alibi, termasuk Tay les privat dengannya.

"Tay lagi sibuk, ma. Tadi dia bilang ada acara sama temen-temennya," jawab New.

"Oh.. kamu gak deket sama murid yang lain? Kenapa mama cuma liat Tay aja?"

New yang mendengar pertanyaan itupun menjadi salah tingkah. New tak tau bagaimana menjelaskan ini kepada ibunya. Tak mungkin jika ia mengatakan yang sebenarnya.

"Mm.. deket. Tapi gak terlalu ma. Tay anaknya mudah bergaul, dia bisa santai aja sama guru, kalau yang lain masih agak malu-malu, apalagi mampir ke rumah aku. Kayaknya cuma Tay murid yang urat malunya udah putus deh, ma."

Mita yang mendengar itu pun terkekeh, "bener. Tuh anak lucu banget. Anaknya ceria, asik, seru, tapi sopan ya."

New mengangguk setuju. Tay memang sosok mantu idaman para mertua.

"Mama pengen deh punya mantu kayak Tay," gumam Mita.

New yang sedang memakan cemilan pun langsung terbatuk mendengar ucapan Mita.

"Ya ampun, hati-hati makannya." Mita memberikan air putih ke New.

New meneguk air itu dengan panik.

"Kamu kenapa sih, New?"

"Abis, mama ngomong ngaco banget. Mantu apaan," balas New.

"Ya kan mama memang pengen punya mantu kayak Tay. Dia baik, loyal, ramah, ceria, pinter, sopan, suka lah mama pokoknya."

My Cutie Tea(cher) | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang