Tay menatap layar handphonenya dengan bingung. Siapa yang mengirimkannya pesan? Dan isi pesan itu membuat Tay kesal.
Berani-beraninya dia mengirimkan pesan dengan bangganya. Batin Tay.
Tay menggertakkan giginya dengan kuat. Tay sangat tau siapa yang mengirimkannya pesan.
"Sial. Kita memang harus bertemu— Mile." Tay mengetikkan sesuatu untuk balasan.
Tay : Ya, syukurlah gue masih hidup. Gue gak sabar ngeliatin lo berlutut di depan gue untuk memohon ampun.
Tay melemparkan handphonenya dengan kesal setelah membalas pesan itu.
"Jangan banting handphone kayak gitu. Dipikir cari uang itu gampang?" Sindir New yang kini meletakkan gelas berisi air untuk Tay.
Tay yang mendengar itu pun tersenyum. Selalu seperti ini. Seburuk apapun mood Tay, New selalu bisa membuatnya merasa lebih baik.
"Pak New sarapan apa?"
"Waffle stroberi," jawab New.
"Sesuka itu ya sama makanan manis?"
New mengangguk sebagai jawaban sambil memotong waffle nya.
"Suka sama saya kapan?"
New yang sedang melahap waffle pun langsung terbatuk-batuk.
Tay terkekeh dan mendorong gelasnya ke arah New.
"Minum dulu, Pak."
New langsung mengambil gelas itu dan meneguk airnya.
"Gak usah gugup gitu pak. Saya kan cuma nanya," goda Tay.
New yang mendengar itu pun mendengus kesal dan mendorong gelas Tay kembali.
"Apaan sih!"
Tay terkekeh dan mengambil gelasnya lagi, lalu mencium gelas itu.
"Kamu ngapain Tay?"
"Lagi ciuman sama Pak New nih. Udah lama gak ciuman sama Pak New, cium bekasnya aja deh dulu," jawab Tay.
Wajah New seketika merona mendengar ucapan Tay itu.
Ya, memang sudah lama sejak terakhir kali Tay mencium bibirnya. Sudah nyaris satu minggu.
"Cie.. pipinya merah banget. Kenapa merah gitu? Mau ciuman?" Goda Tay lagi.
New yang mendengar itu pun langsung melemparkan sendok ke arah Tay, namun dengan cepat Tay menghindar.
"Ayo cepetan makan kalau gak mau terlambat!" New langsung melahap waffle nya kembali dengan kesal, sedangkan Tay hanya terkekeh melihat wajah kesal New.
***
Taksi yang ditumpangi oleh Tay dan juga New akhirnya berhenti di depan sekolah. New membayar uang taksinya dan menoleh ke arah Tay yang kini hendak keluar dari taksi itu.
"Sebentar, biar saya yang buka," ujar New sebelum keluar dari taksi dan berlari ke arah Tay untuk membukakan pintu mobil.
"Ayo turun." New mengulurkan tangannya untuk membantu Tay. Tay yang melihat itu pun tersenyum dan meraih tangan New.
Dengan sigap New membantu Tay keluar dan menutup pintu mobil itu.
Setelah Tay berhasil keluar, New melepaskan tangan Tay, namun dengan cepat Tay meraih kembali tangan New dan menggenggamnya.
"Tay!"
"Sstt, bantu saya ke kelas, Pak," ujar Tay dengan manjanya.
"Tay, yang sakit itu tangan kamu, bukan kaki kamu. Kamu bisa jalan sendiri ke kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cutie Tea(cher) | End✓
Fanfiction⚠️ BOYSLOVE ⚠️ TAYNEW💙 "Buka buku kalian halaman lima belas." "Buka hati Pak New untuk saya aja gimana?" "Tay, saya mohon diam." "Sudah pak. Saya sudah diam, diam-diam mencintai bapak." "Tay! Kamu saya hukum ya?!" "Siap pak! Mau hukum pakai apa? Bo...