25. Hujan?

2.5K 289 58
                                    

Tay menatap tajam laki-laki yang kini ada di depannya dan mengeratkan genggaman tangannya pada kerah baju seragam laki-laki itu.

"T-tay.. gue gak ngerti apa maksud lo," ujar Earth.

Tay tertawa sarkas, "gak ngerti? Berhentilah berpura-pura. Gue tau itu lo."

"T-tay.."

"Gue udah curiga pelakunya orang dalem, bukan Hyperion."

"Gue gak ngerti maksud lo apa Tay—"

"Cepetan bilang mau lo apa, hah?" Mata Tay benar-benar berkilat tanda ia sangat marah.

"Gue gak mau apapun," balas Earth.

"BILANG MAU LO APA, BANGSAT!!!!" Tay mendorong tubuh Earth dan menendangnya hingga Earth tersungkur di bawah.

"Tay!!!"

"Anjir lo ngapain?!!"

Off dan Singto berlari ke arah Tay dan menahan tubuh Tay.

"Lepas!" Tay menatap kedua temannya dengan tajam.

"Gak! Lo ngapain sih? Kalau mau latihan tinju tuh di samsak, bukan di markas, terlebih sama anggota," ujar Singto kesal.

"Iya nih, atau boleh main solo aja. Kan lo biasa main pedang solo di kamar mandi," ujar Off.

"Gue gak lagi main-main! Dia— dia yang dorong motor gue dan gebukin gue kemarin!" Tay menghempaskan tangan Off dan Singto dengan kesal.

"Hah? Yang bener??" Off menatap Earth yang masih tersungkur di lantai dengan tak percaya.

"Lo yakin, Tay?" Tanya Singto.

"Gue sangat yakin. Dia salah satu dari empat orang itu," jawab Tay.

"Bukan gue, Tay!" Teriak Earth.

"Itu lo!!"

"Bukan!!!!"

"Ada apa ini ribut-ribut?" Ujar Bright yang kini berjalan ke arah Tay dan kedua temannya itu.

"Ini Tay nuduh Earth yang gebukin dia waktu itu," jawab Singto.

"Gue gak nuduh! Itu memang dia!" Balas Tay kesal.

"Tau darimana?" Tanya Bright.

Tay menoleh ke arah Bright. "Dia udah nyakitin gue dua kali. Gimana bisa gue gak kenalin dia?"

"Jadi ini firasat lo aja?" Balas Bright.

"Ini bukan firasat gue, gue yakin seratus persen," balas Tay.

"Kenapa bisa seyakin itu Tay?" Tanya Singto.

"Mata, tubuh, jaket, dan motor. Semua bukti mengarah sama dia," jawab Tay.

"Jaket? Ini jaket di jual di mall, dan semua orang bisa punya Tay!" Balas Earth.

"Tapi motor? Apa semua motor punya plat yang sama?!!!" Balas Tay.

"Udah, jangan berantem. Kalian tenang dulu. Menyelesaikan masalah gak bisa pakai emosi," ujar Bright menengahi.

Tay menatap Earth dengan dadanya yang sudah naik-turun menahan emosi.

"Tenang dulu." Bright menepuk pundak Tay pelan.

Hening..

Tak ada yang mengeluarkan suara lagi, termasuk Tay.

Bright yang melihat itu pun berjalan ke arah Earth dan menatap Earth tajam.

"Itu bener lo?" Tanya Bright.

"Bukan. Ngapain gue nyakitin Tay? Kita satu geng," jawab Earth.

"Trus kenapa lo punya motor yang Tay maksud?" Tanya Bright lagi.

My Cutie Tea(cher) | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang