Tay duduk di sebuah sofa yang ada di markasnya sambil menyentuh bibirnya. Senyuman Tay mengembang saat membayangkan ciuman tadi.
Itu adalah ciuman pertama Tay, dan ciuman pertamanya terasa sangat indah.
Hingga saat ini, Tay bisa merasakan bibir kenyal milik laki-laki tadi di bibirnya. Bibir itu terasa sangat lembut.
Tay tak menyangka ia akan mencium seseorang yang bahkan Tay tak kenal dia siapa. Dan yang membuat Tay makin tak menyangka adalah saat kenyataan ia mencium seorang laki-laki. Ya, laki-laki.
"Itu otak pasti lagi mikir mesum," sindir Off yang kini duduk di sebelah Tay.
"Emang nya lo?" Balas Singto yang kini juga duduk di sofa lainnya.
"Lo kenapa sih Tay? Dari tadi senyum-senyum. Kerasukan setan janda lo?" Ujar Off yang kini menatap Tay ngeri.
Tay yang mendengar itu pun berdecak kesal. "Apaan sih."
"Lo dari tadi senyum mulu, kenapa?" Giliran Singto yang bertanya.
Tay terdiam sebentar. Tay tak sadar jika ia terus tersenyum sejak tadi.
"Emang gue senyum?" Tanya Tay balik.
"IYA!" balas Singto dan Off kompak.
Tay menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Kenapa lo?" Off memicingkan matanya curiga.
Tay berdeham, "gak kenapa."
"Bohong." Singto memicingkan matanya curiga.
Tay yang ditatap seperti itu pun mengerjap salah tingkah.
Tay diam sebentar untuk berpikir. Haruskah ia bertanya pada dua temannya ini tentang kejadian tadi?
Tay ragu dua temannya ini akan membantunya. Tapi Tay penasaran dengan dirinya.
Akhirnya Tay berdeham, "gue mau tanya sama kalian."
"Apaaaaa??" Tanya Off heboh.
"Kalian pernah ciuman?" Tanya Tay.
"Dih, pernah lah! Anak SD juga pernah ciuman!" Balas Off.
"Ya pernah lah, Tay. Udah SMA masa gak pernah?" Balas Singto.
"Sama siapa??" Tay menatap kedua sahabatnya bergantian.
"Sama pacar gue dulu lah," jawab Singto.
"Sama bunda, sama Oma, sama Aunty Risa, Aunty Maya, Aunty—"
Plakkkk.
Tay memukul kepala Off dengan kesal.
"Gue serius!" Bentak Tay.
Off terkekeh, "ya sama pacar gue lah, Tay."
Tay terdiam untuk sesaat, "emang harus ya ciuman itu sama pacar?"
"Yaiyalah! Lo mau cium siapa emangnya? Stranger? Gila lo," balas Off.
"Kenapa emangnya kalau stranger?" Tanya Tay lagi.
"Tay, jangan gila. Kita ini di Asia. Kita masih menganut budaya timur. Gak usah sok bule deh," balas Singto.
Tay yang mendengar itu kembali terdiam.
"Kenapa lo nanya gini? Lo mau ciuman??" Off memicingkan matanya curiga.
"Ciee, mau cium siapa tuh??" Goda Singto.
Tay menatap kedua temannya dengan serius.
"Off, Singto, lo kalau liatin gue, pengen cium gue gak?"
Plakkk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cutie Tea(cher) | End✓
Fanfiction⚠️ BOYSLOVE ⚠️ TAYNEW💙 "Buka buku kalian halaman lima belas." "Buka hati Pak New untuk saya aja gimana?" "Tay, saya mohon diam." "Sudah pak. Saya sudah diam, diam-diam mencintai bapak." "Tay! Kamu saya hukum ya?!" "Siap pak! Mau hukum pakai apa? Bo...