Tay menatap layar handphonenya dan sesekali menatap ke dalam rumah New yang ada di depannya saat ini.
Rumah New terlihat sangat sepi. Tak ada suara sama sekali dari dalam sana, padahal jam belum menunjukkan tengah malam atau waktu tidur.
Tay menatap makanan yang kini ada di tangannya yang lain. Itu adalah crepes, makanan manis yang Tay beli untuk New. Namun New masih belum membalas pesannya sejak tadi.
"Kalau chat lagi, Pak New merasa terganggu gak ya? Apa dia makin kesel?" Gumam Tay.
Tay benar-benar bingung tentang apa yang harus ia lakukan. Selama beberapa hari terakhir, sejak pertengkaran mereka, Tay tak tau apa yang harus ia lakukan untuk membujuk New.
Tay ingin bertindak seperti dirinya, namun Tay takut New akan semakin muak dengannya.
Tay sudah berusaha membujuk New dengan cara yang halus, tak terlalu mendesak seperti dirinya yang biasanya. Namun New masih belum memberikan tanda ia akan berbaikan dengan Tay.
Tay sudah berusaha melakukan berbagai cara. Tay bertanya pada seluruh temannya, namun tak ada yang bisa diandalkan.
Kini Tay hanya mencoba bersikap lembut, tak ingin terlalu mengusik New dengan kehadirannya, namun Tay tetap berada di dekat New.
"Apa cara ini bener? Udah tiga hari, tapi kayaknya gak berhasil," gumam Tay lagi.
Tay kembali menatap handphonenya, berharap New akan membalas pesannya.
Namun hasilnya nihil. New tak membalas pesannya, padahal New sudah membacanya.
"Apa dia gak suka ya pakai cara kayak gini? Pak New gak risih kan?"
Tay menghela nafasnya panjang. Tay benar-benar sangat frustasi.
Disaat Tay tengah merasa frustasi, tiba-tiba saja beberapa motor berhenti di sekitarnya dan membuat Tay menoleh.
Tapi detik berikutnya Tay menggertakkan giginya dengan kuat saat mengetahui siapa yang kini ada di depannya.
Tay tak bisa melihat wajah semua laki-laki itu, tapi Tay sangat yakin jika keempat laki-laki yang ada di depannya saat ini adalah laki-laki yang menyebabkan tangannya patah.
"Kalian siapa—"
Bughhhh
Bughhh
Bughh
"Aahh—" Tay meringis kesakitan saat tiba-tiba keempat laki-laki itu menendang dan memukulnya dengan kuat disaat Tay belum siap.
Bughhh
Laki-laki itu terus menendang Tay hingga Tay terhuyung, lalu terjatuh.
Bughh
Bughh
Tay tak bisa melawan keempat laki-laki itu. Bukan karna lemah, tapi Tay sudah salah sejak awal. Tay telah kalah sejak awal.
"Aahhh—" Tay meringis kesakitan saat laki-laki itu menendang perutnya serta lengannya berulangkali dengan sangat kuat.
"KALIAN SEDANG APA?!!!!!!!!!!"
Sebuah teriakan membuat keempat laki-laki itu berhenti dan langsung berlari menuju motornya, lalu langsung kabur.
"SIALAN!!!!!!! AKAN SAYA LAPORKAN KALIAN KE KANTOR POLISI!!!!!!" Teriak New.
Ya, New. New tadi langsung berlari turun saat melihat Tay dipukuli oleh segerombolan laki-laki.
Tay sangat tau itu suara New, namun saat ini Tay sedang menahan rasa sakit di tubuhnya hingga tak bisa melihat New.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cutie Tea(cher) | End✓
Fanfiction⚠️ BOYSLOVE ⚠️ TAYNEW💙 "Buka buku kalian halaman lima belas." "Buka hati Pak New untuk saya aja gimana?" "Tay, saya mohon diam." "Sudah pak. Saya sudah diam, diam-diam mencintai bapak." "Tay! Kamu saya hukum ya?!" "Siap pak! Mau hukum pakai apa? Bo...