17. Patah

2.6K 311 23
                                    

Tay melajukan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Langit sudah sangat gelap karna kini jam sudah menunjukkan pukul tujuh lebih lima belas menit.

Sejak pulang dari rumah New, Tay tak bisa berhenti tersenyum bahagia. Walaupun New terus bersikap ketus kepadanya, entah kenapa Tay malah semakin menyukai New. Apalagi tadi ia mencium bibir New lagi setelah seminggu terakhir tidak menyentuhnya.

Bibir New masih terasa sama. Bibir New masih terasa lembut dan kenyal. Sebenarnya Tay ingin melumat habis bibir New saking gemasnya, tapi Tay masih punya etika sopan santun sebagai murid kepada gurunya walaupun ciuman tadi sudah termasuk melanggar itu. Tay sedang mencoba menahan dirinya sampai New benar-benar menjadi miliknya.

Sekarang, Tay benar-benar merasa bahagia karna hubungan mereka mulai ada kemajuan. New sudah mulai penasaran dengan dirinya, New mulai menyentuhnya walaupun hanya sebuah genggaman tangan, tapi itu adalah suatu kemajuan besar menurut Tay.

Tay merentangkan satu tangannya, menikmati angin malam yang terasa sejuk sambil memelankan laju motor kesayangannya.

Ya, saat ini Tay sedang membawa motor ninja kesayangannya.

Drttt drrtttt drttt

Tiba-tiba saja handphone Tay bergetar. Tay mengerutkan keningnya bingung.

"Siapa yang nelfon? Jangan bilang pak New lagi??"

Tay kembali tersenyum dan mengambil handphonenya yang ada di dalam jaket kulitnya.

Tay mengerutkan keningnya kesal saat nama yang tertera bukanlah nama New melainkan nama temannya.

Tay akhirnya menekan tombol berwarna hijau lalu memasukkan handphonenya kembali ke dalam jaketnya. Untungnya Tay menggunakan airpods, jadi ia tak perlu berhenti untuk menjawab telfonnya.

"Kenapa?!" Ujar Tay kesal.

"Lo dimana? Kenapa tiba-tiba hilang dari markas?"

"Nyamperin calon pacar, sekarang gue ke markas," jawab Tay.

"Oke, hati-hati di jalan ya—"

BRAKKK.

Motor Tay seketika terjatuh dengan cukup kencang ke pinggir jalan setelah ada dua motor yang tadi mendekati motor Tay, lalu menendang Tay dengan cukup kencang.

"Aahh—" Tay memegang lengannya yang terasa sangat sakit hingga membuat seluruh tubuhnya kaku.

"Tay??"

"Halo?"

"Tay?? Lo kenapa??"

"Tay??"

"Tay.. lo masih disana?!!!"

"T-tolong.." ujar Tay dengan tertatih.

"Tay??! Lo kenapa? Lo dimana?!!!"

"T-tolongin g-gue—" ucapan Tay terputus karna kini ia telah kehilangan kesadarannya.

"Tay??!!"

"Tay!!!!!"

***

New membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menatap ruang obrolannya dengan Tay di Instagram.

Ya, Instagram. Hingga saat ini New masih belum memberikan nomor handphone nya ke Tay karna merasa jika ia harus memiliki privasi dari Tay.

"Kenapa Tay belum kabarin ya? Biasanya kalau udah sampai rumah atau markas ngabarin kok," gumam New.

New menggigit bibir bawahnya. New sedang berpikir, haruskah ia mengirimkan pesan?

My Cutie Tea(cher) | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang