Eps 3 Its rain

676 71 53
                                    

Sudah tiga jam hujan turun membasahi bumi. Terlihat awan mendung membuat banyak orang memilih tidur karena cuaca yang dingin.

Seperti Nandra yang masih berada di kasur dengan selimut yang berada di tubuhnya. Berbeda dengan Rayan pemuda itu sudah merasa panas lantaran sedari tadi ia sudah melakukan aktifitas seperti biasanya sebelum berangkat.

Terlebih hari ini mendung, bahaya jika ia tidak cepat-cepat pergi ke sekolah. Dan terlambat lagi karena hujan, akan membuat masalah lagi. Dan itu yang sangat dirinya benci.

Setelah menyiapkan sarapan, rayan langsung pergi ke kamarnya bersiap akan ke sekolah.

"Ayo Ray semangat"

"Mama, ray sekolah dulu ya. Nanti ray pulang ketemu mama" ucapnya memandang foto mamanya di bingkai foto. Seakan mamanya berada di depannya dan melihat dirinya yang semakin dewasa

Ia lantas keluar dan pergi ke sekolah secepat yang ia bisa. Karena sudah mulai rintik-rintik hujan jatuh.


















BYURRRRR



Rayan mengatur napasnya yang terengah-engah. Jarak antara rumah dan sekolahnya lumayan jauh. Untuk naik bus ia tidak punya uang berakhir harus berlari untuk sampai ke sekolah.

Walau bajunya basah, Namun bukunya tidak, ia beruntung semenit setelah ia sampai hujan deras langsung turun.

Ia berjalan menuju kelasnya. Sepi. Itu yang rayan rasakan karena hujan banyak siswa yang menghangatkan dirinya di dalam kelas. Karena di luar cuaca dingin. Ia menguruti dirinya sendiri karena lupa membawa hoodie atau jaket untuk menyelimuti dirinya yang basah.

Ia lantas masuk ke dalam dan langsung duduk. Kelas itu masih sepi hanya dua dan tiga anak yang sudah ada di sana. Ia mencoba mengosok gosok tangannya agar membuatnya hangat. Dan sesekali melihat ke jendela luar. Hujan yang turun di pagi ini.

"Kira kira di sana hujan juga gak ya?"

Sambil menunggu bel masuk. Rayan mencoba untuk mengerjakan tugas dan sesekali menghangatkan badannya. Jika sudah terkena hujan ia akan langsung terserang flu dan itu sangat merepotkan.

Kring~~~

Bel masuk berbunyi, kelas semakin ramai oleh murid-murid. Mereka lantas berhamburan ketempatnya masing masing. pelajaran pun dimulai.

"Hari ini harus bisa dapat 100!"




























Ucapan dari kakaknya tadi malam membuat nandra sulit tidur. Menurutnya hal itu tidak penting tapi tidak tau kenapa ada rasa mengganjal setelah mengatakan hal itu.

Nandra tetap pada egonya, menyalahkan rayan atas kematian mamanya. Di saat umur mereka masih ingin merasakan sosok ibu. Nandra tau rayan bukanlah saudara kandung mereka. Karena itu nandra membenci karena kematian mamanya.

Hal itulah yang membuat nandra masih ada di kasur empuknya. Apalagi mendung dan hujan rintik-rintik, membuatnya malas untuk beranjak pergi ke sekolah. Selain karena masih mengantuk karena tidak tidur.
Tapi mau tidak mau ia harus pergi karena nanti sore akan latihan untuk ikut pertandingan

Ia beranjak dari tidurnya, lalu menuju dapur. Ia duduk dimeja makan. Dan seperti biasa sudah ada makanan diatas meja itu. Namun, nandra manatapnya tanpa napsu. Mendengar suara langkah kaki nandra menoleh kebelakang.

Rayan berjalan keluar rumah dengan terburu buru

Tak lama setelah rayan pergi. Ayahnya datang ke meja makan dan duduk didepannya

Homesick [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang