Pemuda itu menganggukkan kepalanya, setelah penjelasan lumayan singkat itu mereka paham. Sedikit bercerita tentang bagaimana dia punya adik secara tidak ada yang tau kenapa tidak di publis bahkan temannya sendiri tidak di beritahu. Alasannya simple ayah dan ibunya hanya tidak mau teman temannya bertanya macam macam.
Penjelasan yang sangat rumit untuk di mengerti pada mereka. Singkatnya begini,
Razka dan jidan adik dan kakak, saat masuk usia enam tahun. Jidan di bawa ke rumah kakek dan neneknya yang lumayan jauh dari sana. Mereka masih di satu kota hanya berbeda tempat, sedangkan razka yang sudah kelas dua sekolah bersama sahabatnya renja.
Ayah dan ibu razka menyuruhnya untuk diam soal adiknya, dengan alasan dari ayahnya agar adiknya aman dan razka menurutinya. Tidak ada siapa pun yang tau keculi mereka, semakin besar orang tua razka semakin sibuk pula mereka berdua. Razka yang sudah menginjak usia empat belas tahun lebih sering pergi ke rumah renja. Dulunya saat umurnya masih delapan tahun keluarga mereka sangatlah harmonis, tidak ada kebencian yang membuatnya hancur. Razka sudah dekat dengan mereka, tak heran jika adik adik renja sangat senang bersama pemuda itu.Di samping itu, jidan tinggal bertiga dengan kakek dan neneknya. Dia juga di sekolahkan di sana sekolah yang elit di itu hanya saja sedikit jauh. Jidan sangat pemalu dan takut. Pertemuan tidak sengaja di gerbang membuat jidan dan rayan berteman dan lama-lama menjadi seorang sahabat. Saling berbagi, mereka sama-sama tidak tau jika mereka adik dari kakak kakaknya. Saling memberi hadiah, dan memarahi semua orang jika ada yang berani membully sahabatnya. Lima tahun mereka menjalin persahabatan sampai di mana jidan menghilang tanpa kabar, selama itu jidan tidak ada di kelas. Ternyata saat itu jidan mengurus surat perpindahan sekolah bersama ayahnya. Rayan berjalan dan melihat jidan yang berjalan keluar dari ruang guru menghampirinya. Menanyakan semua pikirannya dan merasa lega saat sang sahabat ada di sini. Namun perkataan jidan membuat rayan shock dan menangis menumpahkan semua kesedihannya harus berpisah dengan sahabatnya.
Yang mereka punya satu sama lain adalah gelang persahabatan mereka. Beberapa tahun berlalu dan sekarang jidan tinggal sendiri di rumah besar itu, ayah dan ibunya pergi ke luar negeri membahas masalah pekerjaan sedangkan kakaknya pergi bersekolah di negara tirai bambu. Jisung tidak cemburu karena ia tau pekerjaan mereka dan juga ia sering di tinggal. Tak di sangka mereka kembali bertemu tapi dengan kepribadian yang berbeda. Di satu sekolah yang sama.
"Jadi gitu ceritanya, karena udah besar ya gak di rahasiain lagi lah"
Mereka semua mengangguk termasuk rayan, di tambah sedikit penjelasan dari jidan tentang dirinya yang bersahabat dengan pemuda itu. Jidan hendak mengatakan tentang dirinya yang jahat oada rayan namun Rayan mengeleng tidak memperbolehkan jidan mengatakan hal yang di perbuat, dia mengatakan bahwa itu tidak sengaja.
Melalui tatapan itu, jidan ragu. Sampai suara dari renja mengalihkan pandangan mereka pada pemuda itu."Ray, kamu mau ketemu sama ayah dan ibu kamu gak? Kakak udah dapat alamat rumahnya"
Rayan tersenyum dan mengangguk, dia sangat ingin bertemu dengan orang tua kandungnya.
"Mau kak"
"Kamu harus sembuh dulu"
Memaksa untuk tersenyum "ray udah sembuh kak"
Nandra tau senyuman itu hanyalah kebohongan belaka, adiknya sangat tidak ingin memberitahukan penyakitnya yang semakin parah. Setakut itukah rayan menghancurkan hati sang kakak tersayangnya?
Kebahagiaan menghiasi ruang rawat itu dengan lelucon juga hubungan yang kian membaik. Membuat rayan tersenyum dan merekam semua ini di kepalanya, tawa bahagia dan wajah renja yang bertabur krim.
"Terima kasih semesta kau telah mengabulkan permintaanku dengan memberiku kebahagiaan di hari spesial ini. Aku sungguh berterima kasih padamu"
Di balik itu juga renja menatap wajah adiknya yang tertawa bahagia dan berkata dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Homesick [END]
Novela Juvenil"Kau hanya pembawa sial. Aku menyesal mengadopsimu. Kau sama sekali tidak bisa diandalkan!!" Rayan pemuda yang beranjak dewasa. Anak kecil yang dulu bahagia bersama keluarga yang sayangnya bukan keluarga aslinya. Kehidupannya dulu penuh akan kasih s...