Eps 9 impossible

331 50 0
                                    

Kemarin lomba di menangkan oleh tim nandra, renja bangga dengan adiknya itu. Nandra tidak menyadari kehadiran mereka karena fokus dengan pertandingan di tambah lagi teriakan-teriakan dari banyak orang membuatnya hanya bersikap acuh saja. Dan sepulang dari sana renja mengajak adiknya untuk makan bersama di restoran, serta mengajak nandra. Namun anak itu, tidak menjawab panggilannya membuat mereka hanya berdua.

Pagi ini renja bersiap akan pergi kembali ke China karena razka tadi malam menelponnya untuk segera kembali. Papanya akan datang nanti sore. Rayan bangun lebih awal dia tidak ingin di pisahkan kembali dengan kakaknya itu tapi mau bagaimana pun ia harus menerimanya. Renja turun dengan pakaian rapi bersama dengan nandra menuju meja makan. Sedangkan rayan masih memakai pakaian biasa.

"Wah, banyak sekali makanannya" ucap renja menatap meja yang banyak makanan itu.

Nandra? Menatap biasa saja bukannya ini sudah biasa untuknya. Rayan berjalan menuju meja makan dan menaruh makanan lagi "kamu yang masak?" Tanya renja yang mulai siap makan

Rayan menjawab dengan sangat pelan

"hehe iya kak"

"Sini ikut makan bersama sebelum kakak pergi" dia mengangguk dan menuruti perintah renja sedangkan nandra menatap malas dan muak melihat hal itu.

Saat makanan mulai akan masuk ke mulutnya, tiba-tiba perutnya sakit. Ia tidak tau kenapa sakit, apa karena waktu itu ya?. Renja yang melihat raut dan gelagat adiknya membuatnya menatap sang adik "kamu kenapa?" Tanya renja

Dengan cepat rayan menggeleng, kakaknya tidak boleh tau soal ini. Nanti akan menghambatnya untuk pergi.

"Gak ada apa-apa kak" renja awalnya curiga tapi melihat perubahan wajah reksa yang kembali, membuatnya mempercayainya.

Setelah makan bersama renja pergi meninggalkan rayan dan nandra di luar rumah. Tak lupa renja berpelukan pada rayan, dia harus kembali meninggalkan adiknya. Ia lalu menatap nandra menyuruhnya mendekat tapi pemuda itu tidak mau.

"Ray, kamu bisa ambilkan buku kakak di kamar yang berwarna kuning?" Rayan mengangguk

"Iya kak, bentar ray ambilin" ia lalu masuk ke dalam untuk mengambil buku itu

Renja mendekat ke nandra "Na, jaga ray ya. Kakak tau kamu benci sama dia tapi kamu harus tau kalo rayan sayang banget sama kamu." Renja menghela napas "Semua itu udah takdir dari tuhan. Jika kamu tidak merubah sikapmu suatu saat kamu akan menyesal"

"Maaf kalau kakak lebih sering memperhatikan ray daripada kamu. Maaf kakak belum bisa jadi kakak yang baik buat kamu, kakak tau kakak salah. Tolong jangan benci sama dia. Percayalah tuhan punya rencana baik buatmu"

"Pikirkan, jika mama pergi tanpa hadirnya ray kamu pasti sendirian di rumah ga ada temen. Kamu tau kan papa gimana? Kalo mama ga ada papa akan bersikap kaya gitu sama kita. Kakak pati tetap di kirim ke luar negeri untuk belajar dan kamu sendirian. Maka dari itu tuhan memberimu malaikat kecil walau bukan dari keluarga kita. Rahasiakan hal ini padanya untuk sesaat, ada saatnya dia tau kebenarannya. Kakak tau kamu ga bisa berjanji sama hal itu, tapi kakak cuma pengen kamu jagain dia dengan cara kamu sendiri tanpa menyakitinya. Kakak paham dan ngerti perasaanmu. Jadi maafkan kakak sekali lagi" ucap renja menatap nandra sendu

Nandra membalas pelukan kakaknya dengan wajah datar, namun kata-kata kakaknya membuatnya mulai berpikir.

"KAK RENN YANG INI KAN?" Teriak rayan berlari dari dalam.

Pelukan itu terlepas karena teriakan rayan yang tiba-tiba. Rayan yang melihat itu berhenti tersenyum kikuk dan mengaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ray ganggu ya? Yaudah ray balik lagi aja" saat akan membalikkan badan. Suara renja membuat rayan menatap kakaknya.

Homesick [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang