Eps 4 Sick at me

750 61 0
                                    

PLAK

Suara tamparan terdengar mengema di ruangan besar itu. Rayan menahan sakit akibat tamparan keras yang berada dipipinya. Mungkin sekarang sudah berwarna merah

"KENAPA PULANG TERLAMBAT!? APA KAU TIDAK LES? DAN KENAPA INI BASAH"

dengan gemetar Rayan menjawab semua bentakan dari ayahnya

"R-ray les pa, karena hujan ray pulang terlambat"

"JANGAN ALASAN KAU! SAYA DENGAR BESOK UJIAN KAN? SAYA HARAP NILAIMU BAGUS BESOK JIKA TIDAK KAU TAU KAN AKIBATNYA?"

Ayahnya lantas pergi dari sana meninggalkan rayan yang berdiri meremat seragamnya.

Nandra berjalan ke arah rayan
"Jangan lupa bersihin lantainya" lalu pergi kekamar

Rayan menghelan napas berat. Dan mulai berjalan membersihkan dirinya baru ia akan mengepel lantai yang kotor karena dirinya.

"Akhirnya selesai" gumamnya

Saat ia berjalan masuk kedalam. Perutnya sakit. Membuatnya terduduk disana.

Ada apa dengan dirinya? Apa ia lupa minum obat? Atau ia belum makan? Ntahlah rayan saja lupa ia sudah makan atau belum

Tangannya meremat perutnya kasar, berharap sakit itu cepat menghilang namun, bukannya menghilang semakin sakit.

"Aww, perut ray kenapa sakit banget?" Ia lalu berjalan kearah dapur mencari sesuatu untuk dimakan agar perutnya tidak sakit.

Hanya roti yang ia dapat. Ia langsung saja mengambil dua roti dan memakannya.

Sedikit demi sedikit rasa sakit itu mulai menghilang. Merasa sudah baik ia kembali kekamarnya dan mulai belajar untuk besok. Karena kata ayahnya masih teriang-ngiang di kepalanya. Ia tidak mau mengecewakan ayahnya lagi

Jam sudah menunjukan pukul satu malam dan rayan masih sibuk dengan tumpukan buku di depannya. Ia harus bisa menyelesaikan semua itu secepatnya walau sesekali menguap karena mengantuk. Mungkin efek dari obat yang dia minum tadi.





























Perempuan yang cantik datang dengan membawa buah buahan ketaman. Melihat mereka bertiga duduk ditaman depan bermain ayunan membuat dia menghampirinya

"Mamaaaa"

Yang dipanggil tersenyum, melihat anaknya menatap dia dengan senyuman.

Senyum yang cantik, pantas saja anaknya juga cantik padahal mereka laki laki.

"Kalian lagi apa? Mama oleh ikut main gak?" Mereka mengangguk menarik tangan mamanya dekat mereka untuk ikut duduk di ayunan

Sedangkan buah buahan itu ditaruh di meja dekat ayunan

Thalia, melihat kedua anaknya antusias bercerita. Ia tersenyum melihat wajah bahagia dari anaknya

"Ma..?"

Thalia tersadar dari lamunanya ia menatap anaknya

"Iya kenapa sayang?"

"Talau ayan dapat nilai celatus nanti kita pelgi jayan jayan ya. Boyeh ma?"

Thalia mengusap kepala anaknya lembut "boleh sayang. Nanti kita jalan jalan. Ray mau kemana?"

"Hmmm, ndak tayu. Kak len kak nana mayunya kemana?"

"Kakak juga belum tau ray"

"Hmmm, gimana kalo ke pantai. Kita belum pernah kepantai kan. Sebentar lagi juga libur. Nanti kita ajak papa. Gimana ray mau?"

Homesick [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang