"Kak ren.."
Renja membeku di sana, mendengar semua itu, merasa tidak percaya selama ini mereka berdua tidak memberitahukan tentang penyakit sang adik. Renja benar benar sangat kecewa.
Nandra berjalan mendekat ke sang kakak tapi renja berjalan mundur "Kak..."
Tangan nandra di tepis begitu saja, amarahnya memuncak.
"KENAPA KALIAN NYEMBUNYIIN INI DARI KAKAK! APA KAKAK BUKAN KELUARGA KALIAN?! KALIAN ANGGAP APA KAKAK?!"
"GAK PERCAYA SELAMA INI KALIAN NYEMBUNYIIN HAL YANG PENTING DARI KAKAK. DAN KAMU RAYAN, KAKAK PERCAYA SAMA KAMU TAPI KAMU MALAH HANCURIN KEPERCAYAAN KAKAK SAMA KAMU!. KAKAK KECEWA SAMA KALIAN, BENER BENER KECEWA!"
"kak ini engga semua yang kakak deng-"
"LANTAS APA YANG TADI KAU BICARAKAN NANDRA?! KEBOHONGAN?" renja terkekeh "KEBOHONGAN APA HAH YANG KU DENGAR"
mereka diam tidak menjawab, memang semua itu benar tapi mereka mempunyai alasan di balik itu semua.
"TIDAK ADA YANG MENJAWABNYA KAN? BERARTI BENAR SEMUA YANG KALIAN KATAKAN. KENAPA KALIAN SEPERTI INI..."
"Kenapa hiks.."
Nandra mendekat sang kakak dan memeluknya "maafkan kami kak, kami berdua punya alasan di balik semua ini"
"Asal kalian tau, kalian jahat dengan kakak kalian sendiri!" Renja tak memberontak saat nandra memeluknya. Seakan masih tidak percaya dengan apa yang di katakan barusan.
Setelah itu, mereka berdua mengatakan yang sebenarnya pada renja, sejujurnya mereka tidak mau tapi jika sudah seperti ini dan renja yang bersikeras untuk mengetahuinya akhirnya mereka beritahukan.
Nandra terbangun dari tidurnya, napasnya terengah engah. Mencoba untuk sadar dan menormalkan pernapasannya yang memburu dengan mengusap dadanya berkali-kali. Renja terbangun karena gerakan spontan dari nandra di sampingnya. Dengan setengah sadar renja menepuk pundak nandra membuat pemuda itu terkejut.
"Kenapa na?" Nandra lantas mengeleng
"Gak ada apa apa kak. Kak ren bangun gara gara nana ya? Kakak tidur lagi aja" renja hanya mengangguk karena dirinya kelelahan. Tak lama nandra berdiri membuat renja kembali menatap sang adik
"Mau keluar bentar cari angin" ucapnya singkat dan pergi dari sana mengambil jaketnya.
"Jadi kangen mama lagi"
"Kira kira mama lagi apa di atas? Nana penasaran deh. Udah sepuluh tahun mama ninggalin kita. Mama apa gak kangen sama kita?" Duduk di taman rumah sakit dengan melihat bulan yang kini bersinar terang.
Malam semakin larut begitu juga dengan udara yang samakin dingin, semakin mengeratkan jaketnya untuk menahan dingin. Ia kembali bergumam dengan pelan di sana mengutarakan semuanya pada bulan, nandra yakin mamanya juga mendengarkan
"Mama..." ia menghentikan ucapannya
"Nana boleh minta permintaan gak?" Ucapnya tertahan beberapa detik
"Nana minta tolong jangan bawa ray pergi..Nana belum siap kehilangan lagi, masih banyak yang ingin nana lakuin sama ray buat menembus semua kesalahan nana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Homesick [END]
Fiksi Remaja"Kau hanya pembawa sial. Aku menyesal mengadopsimu. Kau sama sekali tidak bisa diandalkan!!" Rayan pemuda yang beranjak dewasa. Anak kecil yang dulu bahagia bersama keluarga yang sayangnya bukan keluarga aslinya. Kehidupannya dulu penuh akan kasih s...