Tadi sore rayan pulang bersamaan dengan mobil kedua kakaknya. Mereka masuk bersama, rayan mengedarkan pandangannya mencari ayahnya namun tidak menemukannya. Sang kakak yang melihat adiknya hanya menatap datar dan menuju ke kamar.
"Papa belum pulang" batinnya
Ia lantas mengikuti kedua kakaknya ke atas. Sesampainya di kamar renja, lelaki itu menyuruhnya untuk berbaring, adiknya itu pasti lelah karena bermain di tambah kondisinya yang cukup buruk.
Nandra pergi ke kamarnya untuk membasuh diri, sedangkan renja turun ke bawah untuk mengambil bubur untuk di makan dan meminum obat. Rayan berbaring mengikuti perintah renja. Sejak masuk mereka tidak ada berbicara dan rayan pikir mereka lelah.
Ceklek
Terdengar suara pintu terbuka, itu nandra yang sudah selesai membersihkan tubuhnya. Ia berjalan mendekat ke arah pinggir kasur dan ikut berbaring di samping rayan "gimana tadi main sama jidan? Seru?" Tanya nandra
Rayan tersenyum senang "Seru banget kak na, harusnya tadi kak na ikut, kita bikin kue enak banget!" ucapnya gembira
Nandra terkekeh mendengarnya, tak lama renja datang membawa nampan berisikan mangkok dan air putih hangat "nandra kenapa ikut tidur di sana! Ray kesempitan itu" marah renja saat tau adiknya ikut tidur dengan rayan.
Nandra berdecak sebal kemudian bangkit dari acara berbaringnya "iya iya ini bangun, pelit banget sih cuma numpang bentar aja" renja menatap adiknya kesal
Renja membawa nampan itu dan meletakannya di nakas "nandra ambil jaket kakak itu di lemari" suruh renja
Nandra yang duduk di permadani dan hendak membuka game kembali berdecak sebal menatap horor ke kakaknya yang tampak cuek tidak peduli "kenapa ga bilang dari tadi bikin kesel aja taunya cuma nyuruh nyuruh" gumam nandra.
Renja melirik ke arah nandra "kakak denger kamu ngomong apa"
Menghela napas kesal, nandra berdiri dan menuruti perintah sang kakak, membuka lemari dan mengambil jaket yang tergantung secara asal dan menutup kembali berjalan mendekat ke arah mereka "nih, udah kan? Ga ada lagi yang di suruh kan?" Tanya nandra, renja mengangguk
Nandra kembali melanjutkan aktifitasnya yang terhenti sebentar. Renja membantu rayan mengganti baju pemuda itu dengan pakaian yang hangat, ia juga akan menyuapi adiknya namun rayan menolak ia akan makan sendiri. Berakhir renja menatap nandra yang bermain game dengan fokus ia tidak mau mengganggu rayan makan.
Malam menjelang, udara sedikit dingin. Rayan yang selesai makan meminum obatnya dan tertidur. Renja yang melihat itu menyenggol tangan nandra "apa lagi?"
"Ayo keluar biarin ray tidur" ajak renja.
"Itu doang?"
Renja mengangguk "iya"
Nandra sedikit emosi namun ia menahan agar tidak meledak, bayangkan saja dia sebentar lagi akan menang namun karena kakaknya yang menyenggol lengannya kuat membuat tembakannya meleset dan berakhir kalah padahal tinggal satu musuh lagi yang harus ia bunuh. Renja berjalan keluar tanpa rasa bersalah membuat nandra ingin sekali berteriak tapi teringat ada rayan yang sedang tidur.
Mereka berjalan ke lantai bawah dan duduk di sofa deoan televisi. Renja menyalakannya melihat siaran acara yang menurutnya menarik sedangkan nandra kembali fokus pada ponselnya, kini dia tidak bermain game, ia hanya membuka pesan yang di kirim oleh juan.
Tak lama nandra bangkit dan berjalan ke atas mengambil jaketnya lantas turun membuat renja yang melihat berteriak memanggilnya "Mau ke mana kamu?!"
"Keluar bentar di ajak juan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Homesick [END]
Teen Fiction"Kau hanya pembawa sial. Aku menyesal mengadopsimu. Kau sama sekali tidak bisa diandalkan!!" Rayan pemuda yang beranjak dewasa. Anak kecil yang dulu bahagia bersama keluarga yang sayangnya bukan keluarga aslinya. Kehidupannya dulu penuh akan kasih s...