Pulang dari sana pukul enam lewat dua menit, di perjalanan pemuda yang lebih muda itu tampak kedinginan membuat renja memberi kehangatan pada sang adik. Nandra memberi pelukam agar sang adik tidak kedinginan, sesampainya di rumah renja dan nandra membawa Rayan ke kamar renja meninggalkan ayahnya yang panik karena kondisi anaknya. Aditya ikut naik ke atas melihat kondisinya saat pintu di buka tatapan tajam dan menusuk yang ia dapatkan.
"PAPA NGAPAIN KE SINI?!" Bentak Nandra menatap ayahnya yang hanya diam di depan pintu.
"PERGI PA!!"
Setelah menyelimuti adiknya Renja berjalan mendekat ke ayahnya "liat gara gara liburan ray jadi demam lagi, aku udah bilang kan sama papa kalo ga ada pergi pergi lagi tapi tetep aja ngeyel liat kondisinya drop"
"Maafin papa ren.."
"Ren ga butuh maaf papa, sekarang papa pergi. Ren ga mau liat wajah papa ada di kamar ren" papar renja dengan marah. Dia menutup pintu di kamarnya, aditya diam.
Menghela napas panjang, aditya memilih pergi dari sana, menatap pintu itu dalam sebelum pergi membereskan barang barang dari mobilnya.
"Memang aku lah penyebabnya,, semuanya karna aku"
Seoranh wanita dengan ketiga anaknya pergi meninggalkan kediamannya. Mereka menuju ke sekolah pagi ini setelah sang ayah pergi. Mereka bertiga asik bermain menghilangkan rasa takut untuk adiknya yang pertama kali akan mengikuti lomba, perlahan mobil berhenti di depan gerbang kedua anak itu turun dari mobil bersamaan dengan adik dan mamanya.
Mereka memeluk wanita itu secara bergantian begitu juga sang adik yang berlari memeluk kakaknya "kak ren kak na semangat lombanya" ucapnya oenuh semangat mengepalkan tangannya ke atas
Kedua orang yang di sebutkan itu tersenyum gemas dan mengikuti gerakan sang adik "semangat!" Ucap mereka serempak. Sanga dik tersenyum
"Kamu juga semangat lombanya ya Ray oke!"
Anak itu menunjukan sikap hormat kepada kedua kakaknya "Siap oke".
Yang sulung menatap mamanya "ma kita pergi dulu ya" pamitnya
Wanita itu mengusap rambut kedua putranya bersamaan "iya, ingat pesan papa ya tadi. Hati hati jangan terluka. Nanti mama jemput kalian" mereka berdua mengangguk.
Renja menggandeng tangan nandra berjalan memasuki gerbang tak lupa melambaikan tangannya pada kedua orang yang mereka sayang itu. Sampai mereka sudah tidak terlihat.
"Nah sekarang rayan yang berangkat, kamu siap?" Tanya mamanya
Anak iu mengangguk antusias "siap!!" Teriaknya
Mereka berdua memasuki mobil dan perlahan maju di jalanan.Sampai di lampu merah, mobil itu berhenti, namun sebuah truk berukuran besar melaju tak terkendali menabrak mobil mereka dari belakang membuat mobil itu terhempas kuat.
Di tengah persimpangan lampu, truk itu setelah menabrak mobil milik wanita itu kemudian menabrak ke sisi samping jalan.BRAK!
Dari arah lain sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju ke arah mereka karena tidak tau ada kecelakan di depannya. Wanita itu membuka oaksa pintu mobilnya, kaca sudah pecah dan dan belajang mobilnya hancur anaknya ketakutan di sana dengan darah yang mengakur dari dahinya seperti terkena kaca. Kondisi wanita itu juga tidak baik dan terbuka, dengan segera ia akan membawa sang anak yang menangis namun seseorang menarik tubuhnya dengan cepat bersamaa dengans uara dentuman kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Homesick [END]
Ficção Adolescente"Kau hanya pembawa sial. Aku menyesal mengadopsimu. Kau sama sekali tidak bisa diandalkan!!" Rayan pemuda yang beranjak dewasa. Anak kecil yang dulu bahagia bersama keluarga yang sayangnya bukan keluarga aslinya. Kehidupannya dulu penuh akan kasih s...