Eps 6 brother is home

614 54 0
                                    

Setelah razka meneriakinya, ia segera bergegas pergi ke bandara. Ia terlamoau khawatir dengan keadaan sang adik. Tanpa banyak barang yang ia bawa, langsung pergi begitu saja.

Sampai di bandara renja bergegas menuju rumah sakit dengan terus menghubungi nandra. Anak itu setelah mengirim pesan tidak aktif "Sus pasien atas nama Rayan wistara di ruangan berapa?" Tak menunggu lama perawat itu mencari data dan mendapatnya.

"Pasien atas nama Rayan wistara di lantai 2 ruang 56" setelah mendapat informasi, renja segera berlari, mengabaikan tatapan orang orang padanya, di pikirannya sekarang hanya rayan, adiknya.

Mendekati ruangan itu, renja melihat satu orang siswa yang berseragam sama dengan adiknya. Bermain ponsel di luar.

Mendengar ada suara langkah kaki menuju tempatnya siswa itu perlahan menghadap ke netra mata renja. Siapa lagi yang datang? Dia siapanya pemuda itu? Itulah yang di pikirkan alvin saat melihatnya. Tapi renja nampak tidak peduli pemuda lebih tua itu memilih masuk ke dalam ruang inap. Selang infus yang tertancap di tangan adiknya yang lembut juga masker oksigen. Renjun perlahan mendekat melihat dengan jelas rayan yang masih tertidur.

Ia kemudian menatap wajah adiknya dengan teliti. Banyak yang berubah dari wajah adiknya pipinya yang dulu gembul menghilang dan tirus, tubuh adiknya juga tidak sebesar dulu, tubuh itu menjadi kurus seperti tidak di rawat. Wajah kini pucat.

Air matanya jatuh tanpa sadar "Maafin kakak ray karena gak bisa jagain kamu"

Perlahan kedua mata itu membuka, merasa ada sosok yang sedang terisak dengan pandangan yang masih kabur ia menyakini suara itu dari kakak kesayangannya.

"Kak ren..."
















Juan menghentikan kegiatannya bermain gitar, sejak dia mengetik di ponselnya tadi sahabatnya itu lebih melamun. Bahkan, saat pelajaran tadi sampai sampai ia di tegur oleh guru karena tidak fokus pada materi. Juan menyenggol tangan nandra
"heh lo tu mikirin apa? Dari tadi melamun mulu"

Nandra tersentak "gak mikir apa apa"

Juan menyeritkan dahinya "yakin lo gak mikir apa apa? Buktinya tadi lo gak fokus sama pelajaran" nandra mengangkat bahunya seakan mengatakan 'entahlah' dan juan hanya bisa menghela napas panjang.
Beberapa detik kemudian nandra membuka suara "Jangan di bahas gak penting juga" sambungnya

Juan meletakkan gitarnya di bawah kemudian membuka ponselnya melihat jadwal latihan mereka hari ini. Ia lalu mematikan ponselnya lalu menatap nandra "ga ada latihan lo mau lihat kondisi adik kelas tadi ga? Gue di kirimin lokasinya sama jidan"

Nandra mengalihkan pandangannya ke depan "jidan? Siapa?" Tanyanya

"Oh anak basket dia" terdengar deheman.

Keadaan di kelas ini sekarang ramai. Di mana banyak siswa siswi yang bermain di depan papan tulis. Kelas mereka tidak ada yang mengajar jadinya kosong dan hanya di beri tugas saja oleh guru dan harus mengumpulkannya "ga ah, pastinya ada keluarganya" ucap nandra santai. Juan tidak boleh tau jika reksa adiknya

"Ayolah, gue kasian melihatnya. Lagian ga ada salahnya cuma liat kondisinya" bujuk juan.

Tampak nandra bergeming. Mengabaikan rengekan juan yang mengajaknya pergi.

"Enggak, gue harus pergi mengerjakan tugas kelompok di rumah dimas" tolak nandra

"bentar aja, nanti gue traktir deh lo makan. Nanti abis liat cus langsung ke rumah dimas" ajak juan tanpa menyerah. Nandra menghela napas nya pelan, ia menganggukan kepalanya

"Yaudah, ntar liat aja gue bisa apa enggak"

Nandra bingung sekarang, juan mengajaknya pergi ke sana. Sedangkan kakaknya renja juga ada di sana. Bagaimana jika juan tau rayan adiknya. Tidak, itu tidak boleh terjadi, bagaimana pun rahasia itu harus tersembunyi. Ia bimbang setelah mendapat pesan dari kakaknya itu alasannya menolak ajakan juan ia takut semua itu terbongkar.

Nandraa

Na, kakak ada di rumah sakit Citra Anugrah|
datanglah sepulang sekolah|

Lokasi📍|

Kakak tunggu di sana|

Ya, nandra mendapat pesan tadi saat jam kosong di pagi hari. Pesan dari kakaknya membuatnya khawatir dan gelisah.














Sepulang sekolah tadi, mereka tidak jadi pergi kerumah sakit lantaran juan tiba tiba ada urusan mendadak dengan keluarganya. Nandra yang mendengar kabar dari juan bernapas lega, ia tidak perlu repot repot mencari cara agar menyembunyikannya. Dengan masih memakai pakaian seragam, nandra berjalan menelusuri koridor rumah sakit. Dan mengecek layar ponselnya pesan dan panggilan dari kakaknya berkali kali. Mendengar namanya saja sudah membuat dia muak apalagi harus melihat wajahnya setiap hari. Padahal ia berniat bersantai di rumah sebelum pergi ke rumah dimas.

Pintu terbuka, nandra melihat renja yang tertidur dengan posisinya duduk di dekat bangkar rayan, perlahan berjalan mendekat membawa makanan untuk kakaknya yang ia tau kakaknya itu belum makan. Saat meletakannya di lemari kecil tanganya membentur lemari hingga terdengar jelas membuat renja terbangun karena suaranya

Renja mengedarkan pandangannya dan mengedipnya berkali kali agar bisa fokus "Na?"

Nandra mengumpat dirinya dalam hati mendengar suaranya di panggil ia menoleh pada kakaknya "Iya, ada apa kak? Kenapa nyuruh nana buat ke sini"

"Kamu gak mau jengguk adik kamu yang sakit" renja sudah sepenuhnya sadar dan menyuruh nandra mendekat ke adiknya.

Tangan telunjuknya mengarah ke rayan yang tidur "Tapi dia bukan adik aku. Dia cuma anak adopsi dari mama sama papa. Orang tuanya aja gak tau sekarang di mana. Mungkin dia anak haram" jawab nandra dengan santai

Mendengar itu membuat emosi renja naik dan tanpa sadar membentak adiknya "NA!! Kakak gak pernah ngajarin kamu kaya gitu. Tarik ucapan kamu!"

Merasa bentakan itu di arahkan padanya nandra lantas berteriak "BUAT APA KAK?! MAMA MENINGGAL AJA GARA GARA DIA! KALO MAMA MASIH ADA NANA GA BAKALAN NGOMONG GINI!"

"STOP NA!! JANGAN HINA ADEK KAMU LAGI! RAYAN TUH ADIK KITA DARI KECIL!"

"NANA UDAH GA ANGGEP DIA ADEK LAGI SEJAK MAMA MENINGGAL! LAGIAN GA ADA HUBUNGAN SEDARAH BUAT APA REPOT REPOT NGURUSIN DIA YANG UDAH BUAT MAMA MENINGGAL? SEHARUSNYA YANG MENINGGAL TUH DIA BUKAN MAMA!"

"NA!!" Bentak renja

"BELA AJA KAK!! BELA AJA! YANG JADI ADIK KANDUNG KAKAK ITU NANA ATAU DIA. NANA ADIK KANDUNG KAKAK TAPI KENAPA KAKAK SELALU BELAIN DIA YANG JELAS-JELAS BUAT MAMA MENINGGAL? KENAPA KAK?!" nandra menunjuk renja merasa kecewa dengan kakaknya.

Nandra menatapnya sendu, terdengar suaranya serak menahan tangisannya "Kakak di apain dia sampai kakak belain dia daripada adik kandung kakak sendiri. Dia itu cuma parasit yang tinggal di rumah"

Renja lantas mendekat ke adiknya dan akan membuka suara namun terhenti karena teriakan nandra "STOP KAK!! A-Aku belum selesai bicara! Aku udah muak sama perlakuan kakak sama dia! Jadi sampai di sini aja kakak jaga aja dia jangan cari aku karena adik kandung kakak cuma rayan bukan nandra" pemuda itu berdiri dia ambang ointu terkekeh pelan " juga harusnya di ganti ga sih jadi Rayan Adipta bukan rayan wistara?" setelah mengatakan itu dengan air mata yang jatuh, nandra pergi dari ruangan itu menjauh dari mereka. Renja terdiam membisu hanya bisa melihat sang adik pergi begitu saja tanpa ada niat mengejar. Mungkin sang adik butuh waktu untuk sendiri.

"Maafin kakak belum jadi kakak yang baik buat kamu nandra. Kakak tau kakak salah sama kamu, kakak kurang perhatiin kamu" gumamnya pelan. Tentu semua kejadian itu tak lepas dari pendengaran rayan, oemuda itu terbangun karena suara pertengkaran dan berpura-pura masih tidur. Mendengar perdebatan itu membuat hatinya sakit, air mata perlahan jatuh.



Bersambung...

Sorry for typo's

Terpublikasi: kamis, 8 juni 2023
Revisi:-

Homesick [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang