"jadi ke Indonesia?"
Pemuda yang kini sedang berkemas menoleh pada sang paman yang berdiri di ambang pintu.
"Jadi, Bima udah gamau nunggu lagi. Bima udah muak."
Sam menghembuskan nafas panjang "Papa kamu kan udah bilang tunggu satu bulan lagi Bima."
Bima tidak menjawab, memilih mempercepat kegiatannya yang sedang memasukan semua barang yang sudah ia pilih ke dalam koper.
Sam sang paman menyerah untuk membujuk Bima.
"Oke anggap paman setuju, tapi gimana cara kamu ketemu mereka kalo muka mereka aja kamu ga tau Bim?"
"Ga peduli, orang Bima gabakal nemuin Abang atau Papa. Bima bakal tunggu sebulan lagi sesuai kemauan papa baru Bima kasih tau kalo Bima udah di Indo."
Sam menghampiri Bima dan duduk di sampingnya, memasukan sebuah amplop berisi foto keluarga Bima ke dalam koper.
"Foto papa sama abang abang kamu. Buka kalo kamu bener bener mau ketemu secara langsung sama mereka."
Bima menghentikan kegiatannya, kini atensi sepenuhnya ia tunjukan pada Sam "Makasi paman, pasti Bima buka tapi nanti satu bulan lagi. Bima gamau langgar aturan papa."
"Dengan kamu ke indo diem diem gini kamu pikir ga langgar aturan papa kamu?"
"Kecuali buat yang satu ini, paman harus tepatin janji paman buat ga kasih tau papa."
Sam tersenyum lalu mengangguk. Dia tidak tega melihat keponakannya tersiksa lebih lama, sudah cukup Bima menderita hidup 16 tahun tanpa pernah tahu wajah keluarga nya, walau sering berkabar lewat sebuah surat.
Flashback on
Panggilan telpon beberapa kali dari Tia membuat Sam terbangun dari tidur siangnya. Dia menaikan satu alis bertanya tanya mengapa sang adik menelpon di jam ini, padahal perbedaan waktu antara Kanada dan Indonesia adalah 11 jam menandakan sekarang jam 1 malam di Indonesia.
"Hallo Tia?"
"Hhh...hhh..hhh..kak Sam bantuin Tia kak" Isakan Tia terdengar di sebrang sana.
Sam panik, hal negatif tentang apa yang terjadi pada sang adik di negara agraris sana terus terlintas dipikirannya.
Tia mengatur nafas nya sebelum kembali berbicara "Tia udah ga kuat kak hiks, tapi Tia harus bertahan demi anak yang ada dalam kandungan Tia."
"Tia ada apa?? Jangan buat kakak panik. Kamu dimana sekarang?? Jae mana?!"
"Tia dikejar Samuel kak, dia mau bunuh Tia sama anak Tia hiks" Jawab Tia dengan suara yang bergetar.
"ASTAGAA TIAAA, kamu dimana sekarang?"
"Aku di jalan Dikaryanata nomor 12."
"Oke sekarang kamu tenang, atur nafas. Kamu gaboleh terus di situ karena Samuel pasti tau keberadaan kamu, dia pasti lacak hp kamu. Buang hp kamu terus pergi ke apart belakang mal kata sandi nya hari pernihakan kamu. Itu apart tersembunyi kakak di daerah sana, tunggu sampe temen kakak dateng dan jemput kamu buat ke Kanada. Kamu sama anak kamu udah gak aman di sana Tia!"
Tia benar benar berangkat ke Kanada. Satu bulan di sana tidak merubah apapun. Tia sakit sakitan dia benar benar merindukan kelurganya, apalagi memikirkan kedua anaknya yang masih kecil sudah ia tinggalkan. Dia mengangis setiap hari membuat Sam benar benar khawatir. Dan sayangnya Jae belum juga menemukan keberadaan Samuel. Tia sudah berprinsip ia tidak akan kembali ke negeri asalnya sebelum Samuel mati. Dia yakin kedua putra nya akan aman karena Samuel hanya ingin membunuh bayi yang ada dalam kandungannya.
Hingga akhirnya Tia melahirkan di Kanada namun naas setelah benar benar bahagia melihat wajah si bungsu, Tia meninggal dunia karena penyakit yang selama ini disembunyikannya.
Flashback off
KAMU SEDANG MEMBACA
Bima Or Bayu
Fanfiction"kalo gue gamau? mau ngadu sama emak lo? hahaha" "Emak gue udah meninggal" #1 in beomgyu ( 11/11/2022) #4 in angst (22/12/2022) #5 in Jeno (16/11/2022)