~ selamat membaca ~
Bayu dan Mahen kini mulai menyantap makanan masing masing. Mahen yang semula fokus pada makanannya kini menatap Bayu yang nampak gelisah.
"Kenapa hm? gak nyaman ikut?" tanya Mahen lembut yang sialnya semakin membuat Bayu merasa bersalah.
"Bukan gitu bang, justru Bayu takut kalian yang ga nyaman karena kehadiran Bayu, karena Bayu kan bukan keluarga kalian" jawab Bayu sejujur mungkin.
"Kata siapa kita bukan keluarga? Abang udah anggap Bayu sebagai adik Abang sendiri" Mahen menjeda ucapannya sebelum kembali berbicara "Abang yang seharusnya khawatir kalo Bayu gak nyaman, tapi Abang juga khawatir kalo ninggalin Bayu sendirian. Jadi abang harap Bayu ikut dan jujur sama abang kalo misalnya ada hal yang ngebuat Bayu gak nyaman oke?"
Bayu selalu saja kagum pada tatapan mata dan gaya bicara Mahen yang seakan menghipnotis nya agar berkata iya.
Bayu membalas senyuman tulus Mahen dengan senyumnya yang tak kalah tulus. Ia Mengangguk mantap. Jujur ini adalah hal yang selalu ia damba dambakan, memiliki sebuah keluarga.
"Oke kalo gitu sekarang kamu abisin makanan nya terus ke kamar siap siap buat besok yaa?"
"Okee" Kali ini bayu menjawab dengan antusias.
.
.
.Bayu yang sedari tadi hanya menyederkan bahu nya pada dinding ranjang masih berfikir apa yang akan dia gunakan untuk besok.
Karena keasikan dan terlalu fokus, Bayu tidak menyadari ponsel nya berdering menampilkan nama Jeno memanggil. Sampai beberapa menit setelah nya seseorang membuka kasar pintu kamar yang Bayu tempati.
"WOY!!!"
"Anjing! Kaget gue " Bayu refleks memegang dadanya menetralkan detak jantung yang dirasa akan keluar dari tubuhnya.
"Bener bener congean ya lo!"
"Apaan si lo!" Bayu sedikit meninggikan suaranya lantaran kesal dengan Jeno yang hampir membuat nyawa satu satunya hilang.
Jeno yang sebelumnya berdiri memegangi knop diambang pintu, kini berjalan mendekat dan melemparkan setelan jas pada Bayu "Tuh buat besok, pasti lo gapunya baju ginian kan" ucap Jeno malas.
Bayu menyingkirkan jas dari wajahnya kemudian mengembuskan nafas panjang "Lo tau ga sih? Lo itu orang yang paling sotoy yang pernah gue temuin."
"Bacot" Jeno menarik keras knop pintu, membuat suara pintu tertutup terdengar ke seluruh penjuru rumah.
"Bangsat lo!" Teriak Bayu "makasih!" Lanjutnya Entah Jeno mendengar atau tidak.
•••
Hari berganti. Mahen, Jeno, dan Bayu baru saja keluar dari mobil, sampai di tempat tujuan.
"Mahen, kalian duluan aja ya nanti saya nyusul setelah menyelesaikan urusan pak Jae sebentar. " Jelas Satya sekertaris Jae.
Mahen mengangguk kemudian menatap Bayu yang masih terlihat tidak nyaman "Bayu dari tadi keliatan gugup, gapapa santai aja apalagi sama kak Satya. Dia orang kepercayaan papa udah deket juga sama kita. ayok masuk."
Mahen masuk lebih dulu sedangkan Jeno berjalan beriringan dengan Bayu takut Bayu terjatuh. Bukan khawatir dia hanya takut lebih repot lagi.
"Pantesan bang sat tadi baik" ucap Bayu sambil menatap punggung Satya yang semakin menjauh.
Jeno yang mendengar hal tersebut melotot tak percaya "heh gak sopan banget lo. Dia itu lebih tua dari lo!"
"Dih apaan si sewot banget lo, kurang sopan apa coba gue udah panggil dia bang sat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bima Or Bayu
Fanfiction"kalo gue gamau? mau ngadu sama emak lo? hahaha" "Emak gue udah meninggal" #1 in beomgyu ( 11/11/2022) #4 in angst (22/12/2022) #5 in Jeno (16/11/2022)