2. Jati diri baru

1.6K 136 8
                                    

Setelah 1 minggu di Indonesia semua keperluan Bima yang dia minta kepada paman Sam benar benar sudah siap.

Kini dia berada di depan cermin rumah barunya, mengenakan seragam sekolah dengan name tag Bayu.

"Hai Bayu" Monolog nya pada cermin.

"Gila ganteng banget gue haha. Apa muka ganteng gue ini turunan dari Papa kali ya? sialan gue gatau muka Papa lagi."

Dia melirik amplop pemberian Paman Sam yang tergeletak di meja dekat ranjang. Hati kecil Bima benar benar ingin membuka amplop tersebut dan melihat seperti apa rupa keluarga yang sangat ia sayangi itu, namun logikanya nya berkata lain.

"Gak Bima, lo harus tahan 3 minggu lagi!"

•••

Suasana pagi di kediaman Adelard berjalan seperti biasanya. Jeffrey atau yang biasa anak-anak panggil Papa Jae sedang terburu buru menuruni tangga untuk mengejar ketertinggalan rapat penting.

Jeno yang melihat hal tersebut dengan cepat menghalangi langkah Jae "Jeno bolos yaa Pah pliss"

"Gak ada, apa apaan bolos. Sekolah yang bener biar jadi anak pinter."

Jeno menurunkan kedua tangan yang tadi ia lipat sebagai permohonan. "Yaelah orang Jeno udah pinter."

"Papa berangkat sekarang ya takut ketinggalan pesawat lagi, kalian jangan nakal!" Jae menatap Mahen dan Jeno bergantian

"Terutama kamu Jeno" Jae kini hanya menantap Jeno. "Jangan buat papa harus dateng ke sekolah kamu lagi!"

Lelah mendengar nasihat yang itu itu saja Jeno hanya mengangguk malas. Mahen yang melihat hal tersebut terkekeh.

"Iya Pah tenang aja, nanti Mahen awasin."

Jae mengangguk lalu mengusap pucuk rambut kedua anak tersayangnya sebelum benar benar pergi kemudian.

"Udahlah Jen buruan mau berangkat bareng ga?" Mahen berjalan keluar, tidak lupa ia mampir ke meja makan, mengambil satu potong semangka untuk ia makan di perjalanan ke kampus.

"Ogah, gue bawa motor."

"Oke. Gue duluan"

SMA Garuda Muda tempat Jeno bersekolah memang memperbolehkan siswa-siswi yang sudah cukup umur dan mempunyai SIM membawa kendaraan. Mayoritas siswa-siswi yang menggunakan kendaraan ke sekolah adalah anak kelas 3.

•••

Note : Sekarang Bima kita panggilnya Bayu ya!

Bayu turun dari taksi di sebrang gerbang sekolah, masih dengan muka masamnya.

"Apaan banget dah ni sekolah. Bisa bisanya tidak memperbolehkan siswa seganteng gue bawa kendaraan. Mana gue udah beli motor baru lagi, kan sayang kalo ga dipamerin."

Setelah menyebrang dan memasuki area sekolah Bayu masih setia mengutuk aturan sekolah yang merugikannya, hingga..

Titttttttt

"Anjing" Bayu yang kaget mengumpat sambil memegangi dada menahan jantung yang sepertinya akan melompat.

Orang yang menekan klakson dengan tidak sopan tadi menaikan kaca helm nya menatap Bayu tajam. "Awasss goblok! ngalangin jalan aja lo!"

Mendengar orang di depannya berteriak seenaknya, mode julid Bayu kini on. "Ya biasa aja kali! suka suka gue dong, emang ini jalan bapak lo?!"

Jeno. Seseorang yang kini tingkat kekesalannya sudah melebihi kapasitas bergegas memarkirkan motor sebelum kembali menghampiri anak yang tadi berurusan dengannya. Bayu hanya menatap malas, berurusan dengan orang menyebalkan di pagi hari adalah awal yang buruk.

"Setan! Nantangin gue lo?!" Suara tinggi Jeno membuat mereka kini menjadi perhatian.

Bayu tak percaya, orang yang baru saja ia temui mengeluarkan sumpah serapah padanya. Ia pastikan orang itu juga mendapat hal yang sama. "Enak aja! lo yang setan!"

Jeno memerhatikan nametag anak dihadapannya. "Oh jadi nama lo Bayu?" tanpa berbicara sepatah katapun lagi Jeno menarik name tag Bayu.

"Dih tolol, gaada otak! Gelud ajalah kita anjing" Bayu berusaha mengambil nametag nya namun sayang cekalan tangan Jeno sangat kuat, Bayu kalah tenaga.

Jeno menaikan susut bibirnya "Welcome to hell hole." Bisiknya sebelum melenggang pergi meninggalkan Bayu.

Bayu bergidik ngeri "Ngeri anjing, bangsat tuh orang" Ia kini merapihkan seragam tempat Jeno menarik nametag nya tadi.

"ASTAGFIRULLAH KAGET, siapa lo?!" Bayu terkejut menyadari seseorang sedang manggut-manggut di sampingnya entah sejak kapan.

"Shaka." Shaka mengulurkan tangannya dan manarik paksa tangan Bayu untuk berjabat.

"Lah?"

"Gue temen sekelas Jeno" Jelas Shaka.

Bayu menaikan satu alisnya bingung "Jeno? yang tadi? " Shaka mengangguk mengiyakan.

"Terus kenapa lo kenalan sama gue?"

"Ya pengen aja hehe, duluan ya bye" Shaka melambaikan tangannya sebelum pergi meninggalkan Bayu.

"Aneh." Gumam Bayu.

Bel berbunyi tanda jam pelajaran pertama akan dimulai. Bayu memasuki kelas bersama seorang guru yang ia ketahui adalah wali kelas nya.

"Selamat pagi anak anak"

"Pagi bu" Jawab murid murid kelas 11 IPS 1 serempak.

"Oke minta perhatiannya, hari ini kalian kedatangan temen baru. Disapa ya! ayo Bayu masuk perkenalkan diri kamu" Bu Anna memanggil Bayu yang masih berada di luar.

Bayu memasuki kelas dengan percaya diri "Hai gue Bayu pindahan dari Bandung, salam kenal!"

"Hai Bayuu" Jawab anak anak lain antusias.

"Bayu silahkan duduk di samping lele."

Lele yang merasa namanya disebut, mengangkat tangan memberi Bayu isyarat.

Setelah berterimakasih kepada Bu Anna, Bayu segera menghampiri kursi kosong di samping Lele.

"Hai Bayu temenan yu" Lele antusias memaksa tangan Bayu berjabat dengannya.

"Ehh i-iya" Bayu mengangguk kaku lalu memberanikan diri bertanya karena rasa penasarannya "Btw nama lo beneran lele?"

Lele langsung melepas jabatan tangannya, ia kesal karena orang orang yang baru saja mengenalnya pasti mempertanyakan perihal namanya yang mirip ikan. "Iya kenapa? masalah buat lo?"

"E-enggak anjir keren kok" Jawab Bayu kelabakan.

"Gue tau apa yang ada di pikiran lo."

Seperti tertangkap basah mencuri, Bayu gelagapan tidak jelas.

"Dahlah anying, lupain aja" Lele yakin tebakannya pasti benar "Nanti ngantin bareng skuy gue traktir."

Sebagai permintaan maaf Bayu si inginnya dia yang mentraktir "Gue aja yang traktik, gue lagi banyak duit."

Lele yang dikenal sebagai Koko rich SMA Garuda Muda tentu tidak mau kalah. "Gue juga banyak duit sat!"

"Trus gimana?"

Lele terdiam sejenak nampak berfikir "Udah Terry aja yang traktir" Finalnya.

"Terry?" Bayu menaikkan satu alisnya heran, lagi lagi mirip ikan.

"Tuh dibelakang Lo" Lele mununjuk arah belakang Bayu menggunakan gerakan bibir.

Terry yang sedari tadi mendengar percakapan keduanya terseyum getir "Anjing lo berdua."

Sedangkan Ayen, teman sebangku Terry mati-matian menahan tawa melihat ekspresi Terry.

Bima Or BayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang