Jan lupa voteee!!!
~~~~
"Rumah lo?"
"Bukan, puas lo!" Jawaban Jeno membuat Bayu refleks memukul helm yang Jeno gunakan dari belakang.
"Iyalah tolol, turun lo!"
Bayu turun dari motor dengan hati hati mengingat keadaan kakinya yang belum sepenuhnya baik "Nyuruh mulu kerjaan lo."
"Mau naik lagi terus beli kaca?"
"Bangke bangke" keluh Bayu yang sudah lelah bertengkar dengan sang pembawa emosi.
Mereka bergegas memasuki rumah. Bayu dibantu Jeno, tidak henti hentinya melihat lihat interior rumah yang menurutnya sangat unik. Entah mengapa dia sangat menyukai semua hal tentang rumah ini. Dimulai dari warnanya yang soft, bentuknya yang simple dan mewah serta segala menempatan barang barang yang menurutnya sangat sempurna.
"Duduk lo" Jeno memapah Bayu menuju sofa sebelum kemudian bergegas ke dapur.
Setelah mendudukan bokong nya di sofa Bayu merasa inilah sofa yang selalu diidam idamkannya yang menjadi penyebab perdebatan dengan Sam sang paman, itu karena ia terlalu sering membeli sofa namun tidak ada yang menurutnya senyaman sofa yang didudukinya sekarang.
Ngomong ngomong soal paman Sam, Bayu jadi merindukannya. Bagaiamana kira kira keadaan paman Sam saat ini, apakah dia baik baik saja? Bayu sadar dari lamunan begitu Jeno tiba dihadapannya.
"Nih biar lo ga mati" Jeno menyodorkan gelas berisi air putih yang hampir terisi penuh.
Bayu membuka mulut tak percaya "Rumah elit jus aja sulit" tetap saja ia ambil dan teguk segelas air tersebut sampai tandas.
"Bodoamat dah lo mau bacot apaan, pokoknya mulai hari ini detik ini lo tinggal di rumah gue selama satu minggu titik!!"
BYURRRRR
Perkataan Jeno sukses membuat Bayu mengeluarkan kembali air dalam mulutnya.
Jeno refleks berdiri menatap Bayu jijik "SETANNNN"
Bukannya meminta maaf Bayu malah menyimpan gelas secara kasar "GILAAA YA LO!"
"LO YANG GILAAAA!"
"WAHHH" Bayu menggunakan tangan kanan untuk menutup mulutnya yang terbuka lebar "fiks lo pasti pemakai narkoba!" Tangan yang tadi menutup mulutnya kini ia gunakan untuk menunjuk nunjuk wajah Jeno di hadapannya.
"Inget yang keseleo itu kaki lo bukan otak lo Bayu!" Jeno bergantian menunjuk kaki dan kepala Bayu.
"Otak lo yang udah gaada Jenonggggg, ngapain gue tinggal disini anjing gue masih punya rumah. Udah gue bilang kan kalo gue itu kaya."
"Kaya monyet maksud lo?"
"Serius bangsat" Bayu kembali menutup mulutnya setelah suatu hal terlintas di pikirannya "lo pasti mau jadiin gue babu di rumah lo kan?!ngaku loo!!"
"Justru gue yang udah cape jadi babu lo Bayu setan. Lo itu nyusahin!pokoknya lo tinggal di sini nanti bakal ada bibi yang bakal bantuin lo pagi sampe sore jadi gaada alesan buat lo telpon telpon gue!"
"Itu namanya lo lempar tanggung jawab, bangsat. Gue bakal bilangin ke bang Mahen" Bayu merogoh saku celana nya mencari ponsel.
Jeno melipatkan kedua tangan dan menyandarkan kepalannya "Laporin aja orang dia udah tau."
"Jangan bohong deh lo!" Hendak menekan nomor Mahen namun kegiatan Bayu terhenti begitu suara tak asing terdengar.
"Iya jeno ga bohong kok" Mahen yang baru tiba meletatakkan kantong keresek yang dibawanya di meja kemudian duduk di sebelah Jeno.
Bayu benar benar terkejut "Hah?serius bang mahen?" Mahen hanya memberi senyuman serta anggukan sebagai jawaban.
"Gausah bang, serius. Bayu gamau ngerepotin."
"Justru kalo lo gak tinggal disini lebih ngerepotin, tolol."
Mahen mencubit paha Jeno disamping nya "Jen bahasanya"
"Iya iya maap" Kini Jeno mengelus elus bekas cubitan Mahen.
"Tapi Bayu ga bawa apa apa bang."
"Ya gapapa pake aja barang barang Jeno." Ucap Mahen santai.
Yang disebut sontak melotot tidak terima "lah kok gitu si bang!"
"Yaudah si Jen, udah pokoknya kalian jangan berantem abang mau ngerjain tugas" Mahen berdiri dari duduk nya kemudian berjalan menuju kamar untuk menyelesaikan beberapa tugas kuliah.
Jeno berdecak sebal "Ck, ikut gue" berdiri melangkahkan kaki ke kamar tamu namun berbalik kembali untuk membatu Bayu. Sampai di kamar tamu Jeno membantu Bayu duduk di kasur kemudian berdiri di ambang pintu.
"Lo tidur disini, nanti gue bawain deh baju baju gue yang udah buluk."
"Kenapa lo ga anterin gue balik buat ambil barang barang aja si?" Bayu yang kini duduk di kasur mengerutkan kedua alis menatap Jeno yang masih setia berdiri di ambang pintu.
"Males" Jeno keluar lalu menutup pintu. Hampir saja Bayu melemparkan sebuah bantal ke arahnya.
Jeno menaiki anak tangga menuju kamar tidurnya. Ia berniat memilih beberapa baju untuk dipinjamkan pada Bayu.
Setelah dirasa cukup Jeno bergegas kembali ke kamar tamu dimana Bayu berada. Ia membuka pintu, terlihat Bayu sedang berdiri di depan jendela dengan tongkat kakinya, membuat Jeno merasa sedikit iba.
"Woy, nih buat lo" Jeno melemparkan beberapa keperluan Bayu ke atas kasur.
Bayu menoleh ke arah barang itu terlempar sebentar lalu pandangannya kembali terfokus ke luar jendela. Jeno heran apa yang menarik di luar sana, sontak ia menghampiri Bayu.
"Liat apaan si lo" Jeno mencari objek yang diperhatikan Bayu.
"hujan" Bayu menjawab tanpa memalingkan wajahnya.
"Najis alay lo hujan aja diperhatiin, so cool"
"Emang gue cool lo aja yang ga tau."
"Pftt, ngakak dah. Lo ngaca coba cool apaan? kek gembel lo, kaki buntung aja belagu."
Kini Bayu menatap Jeno "goblok kaki gue gini juga gara gara lo, sok sok an ngajak balapan, gara gara kucing aja oleng lo!"
Jeno menjitak kepala Bayu " Lo juga, tolol."
Hendak menerima pukulan tongkat dari Bayu, Jeno dengan cepat lari keluar kamar namun dia segera kembali setelah suara yang cukup keras terdengar dari kamar Bayu.
"Lo gapapa?" Jeno muncul dari balik pintu.
"Katarak emang lo, bantuin tolol" Bayu jatuh ke lantai, disampingnya terdapat tongkat yang patah sepertinya sudah patah.
Jeno membantu Bayu bangun dan duduk di kasur "Makanya jangan banyak tingkah, kaki pincang tuh diem bukan kejar kejaran."
Eksrepsi Bayu :
"Capek salah mulu gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bima Or Bayu
Fanfiction"kalo gue gamau? mau ngadu sama emak lo? hahaha" "Emak gue udah meninggal" #1 in beomgyu ( 11/11/2022) #4 in angst (22/12/2022) #5 in Jeno (16/11/2022)