25. Untuk kakak

756 97 5
                                    

Bima menunggu Jeno di parkiran sepulang sekolah. Ia menunggu sambil memainkan ponsel, mengscroll tiktak aplikasi kesukaannya. Karena itu pula teman teman Bima sering mengejek nya dengan sebutan Boti, alias bocah tiktak.

Bima sangat marah dengan sebutan tersebut, karena memiliki arti lain yang menurutnya sangat bagong.

Kini Bima beralih membuka aplikasi pesan antar. Ia mencari toko kue terenak yang bisa langsung diantar saat ini juga. Setelah lama memilih Bima akhirnya tertarik dengan kue berbentuk semangka, buah favorit sang kakak.

"Asik, bagus nih." Gumam Bima.

"Oy"

Bima menoleh pada asal suara, terlihat Jeno berlari kecil menghampirinya "Lama lo." keluh Bima.

"Sorry, mapel terakhir guru killer soalnya."

"Hmm, eh liat bang gimana kalo kita pesen ini aja?" Bima bertanya sambil menunjukan layar ponsel nya pada Jeno.

"Hmm, eh liat bang gimana kalo kita pesen ini aja?" Bima bertanya sambil menunjukan layar ponsel nya pada Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno manggut manggut "Boleh, bagus tuh."

"Lo yang bayar semua kan bang?" Bima mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Lah? duit haram gue udah abis dipake lo jajan. Ada sih tapi dikit, gak bakal cukup."

"Yah, gimana dong?"

Bima dan Jeno nampak berfikir. Mencari cara mendapatkan uang dengan cepat dan tentunya halal. Lama berfikir, keduanya tak kunjung mendapat jalan keluar. Mencari uang dengan cepat memang mudah jika dilakukan dengan cara haram, seperti mencopet, judi dan ngepet tapi pilihan cara haram sudah Jeno skip sejak awal. Kecuali Bima mau menjadi babi nya.

"Kita bikin aja deh, yang bentuk eskrim semangkanya doang" Ucap Jeno "Uang gue cukup kalo beli bahannya" Lanjutnya.

"Oke, mau beli bahannya sekarang?"

Jeno menggeleng "Kalo ketahuan papah kita bisa mati, langsung pulang aja, pesen online."

Keduanya segera bergegas pulang dengan Bima yang menebeng pada Jeno.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pesanan Bima dan Jeno tiba di rumah, mereka bergegas membawanya ke dapur, segera berkutat dengan barang barang yang sedari tadi sudah disiapkan.

"Lo tau cara bikinnya?" Tanya Jeno yang kini tengah membuka beberapa bungkus bahan bahan.

Bayu yang sedang menghitung telur menggeleng.

"Serius?" Jeno mengehentikan kegiatannya, ia menatap Bima "Gue kira lo tau."

"Lah? yang ngusulin buat bikin kan lo bang." Bima mulai meninggikan volume bicaranya.

"Tapi lo yang nunjukin foto kue nya." Ucap Jeno dengan suara tak kalah tinggi.

Kebucinan diantara keduanya sepertinya hanya berlangsung beberapa saat, pada waktu dan situasi tertentu saja.

Bima Or BayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang