10. Bocah drama

791 105 1
                                    

Hallo!
Kalian nemu cerita ini dari mana nih?
Seru ga sih? Kalo seru ajak temen temen kalian buat baca yaa!
terimakasih :)

~~~~

Suara deringan ponsel beberapa kali membuat kepala Jeno serasa akan pecah saat ini juga.

"Anjing siapa si masih pagi juga" Dalam keadaan setengah sadar Jeno meraba raba sekitar mencari keberadaan ponselnya.

Setelah ditemukan ia mengangkat telpon dari seseorang yang begitu tidak ingin ia lihat.

"JENOOOO LO HARUS KESINI ANJIRRR SUMPAH PENTING BANGET" Bayu yang berteriak di sebrang sana langsung mematikan panggilan secara sepihak.

"Apaan si tu bocah" Jeno yang tidak peduli kembali tertidur.

Beberapa saat kemudian dia mengacak acak rambutnya, beranjak dari kasur mengambil jaket lalu bergegas ke rumah Bayu.

"Apa?" Tanya Jeno setelah sampai di rumah Bayu yang terlihat sedang duduk di sofa depan televisi.

"Untung banget lo dateng Jen, ambilin remot dong gue mau nonton tv" Bayu menunjuk remot yang berada di meja depan sofa yang ia duduki.

"Anjing serius? lo nyuruh gue dateng pagi buta begini cuma buat ambilin remot yang ada di depan mata lo?!"

"Pagi buta dari mana orang udah jam 6, gue takut lo keburu sekolah."

Kepala Jeno benar benar terasa pusing mengadapi kelakuan Bayu. Dengan pasrah Jeno mengambil remot dan melemparkannya ke hadapan Bayu sebelum ia kembali menaiki motor dan menarik gas secara brutal.

Sampai di rumah Jeno segera mandi dan berangkat ke sekolah ia harap dengan bertemu teman temannya stres yang akhir akhir ini melanda berkurang.

"Woy Jen" Nana memanggil Jeno segera setelah Jeno turun dari motornya.

Jeno melambaikan tangan menjawab sapaan Nana. Keduanya kemudian berjalan beriringan menuju kelas yang sama.

"Tumben pagi."

"Stres gue."

"Kenapa? masalah semalem? wajar lah no biasanya juga lo kalo jatuh biasa aja ga bakal kenapa napa juga."

"Iya kalo itu gue juga tau."

Nana menghentikan langkahnya menatap Jeno "terus?"

Jeno balik menatap dengan tatapan lelah, jujur ia belum mau bercerita "Bolos aja yok, ngerokok di tempat biasa."

"Gassssssssss" Haikal yang baru saja tiba menjawab sambil merangkul kedua temannya.

"Najis jauh jauh lo" Jeno melepaskan rangkulan Haikal dan berlari menghindar begitupun Nana yang terus tertawa melihat ekspresi Haikal.

"Bangsatttttt" Haikal mengejar keduanya, sombong baru sembuh cedera.

.
.
.


"Sudah ditemukan?"

"Belum pak, target kembali menghilang."

"Terus cari di daerah ini, saya yakin dia tidak bisa kemana mana" Jae langsung melemparkan ponsel setelah memutuskan panggilan.

Kini ia mengeluarkan sebuah foto dari dompetnya.

"Tia, sabar ya. Aku masih berusaha." Tanpa sadar jae menteskan air mata, dia sangat merindukan istri dan anak bungsu yang belum pernah ditemuinya.

.
.
.

Baru saja bel pulang sekolah berbunyi Jeno dan teman temannya sudah siap pergi. Mereka saat ini menaiki motor masing masing di parkiran.

"Tempat biasa?" Pertanyaan Guan dibalas anggukan oleh temannya.

"Yok lah gas" Shaka dengan semangat memakai helmnya.

Baru saja hendak menarik gas, ponsel Jeno berdering.

Jeno melepas helm "Lo semua duluan aja, tar gue nyusul" ucap Jeno tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel yang baru saja dia pegang.

Juna membalas dengan acungan jempol. Kini semua sudah berangkat kecuali Jeno. Ia menggeser tombol terima ke atas.

"Kenapa lagi si lo?"

Mendengar nada bicara Jeno yang tidak bersahabat, tidak mengurungkan niat Bayu untuk tetap meminta tolong.

"Ini beneran penting Jen, lo harus kesini kalo ngga gue bisa mati."

Mendengar kata 'mati' Jeno memutuskan panggilan. Ia segera memakai kembali helm yang tadi ia lepaskan. Kemudian melanjukan motornya menuju rumah Bayu.

Setelah tiba terlihat Bayu sedang berdiri di depan pintu.

"Apa lagi hah?" Jeno membuka pagar dan berdiri dihadapan Bayu.

"Galon dirumah gue abis Jen kalo ga minum gue bisa mati, lo isiin ya" Bayu menyodorkan galon pada Jeno.

Jeno hampir saja melayangkan pukulan pada Bayu jika tidak ingat dengan tanggung jawabnya.

"SIALAN BISA GILAAAA GUEEEE ARRRGGHHH."

"Trus Jambak yang kenceng biar botak kepala lo" Ucap Bayu melihat Jeno menarik kuat rambutnya terlihat frustasi. Memang frustasi sebenarnya.

Jeno kembali menaiki motornya "Naik lo anjing!"

"Gue bukan anjing sat!"

"Babi lo! mau gue bantu ga sih setan. Kunci pintu rumah lo, terus naik ke jok motor gueee bangsatt!"

"Nyeyenye" Dirasa lelah meladeni bacotan Jeno, Bayu akhirnya dengan hati hati bergerak mengunci pintu rumah lalu menaiki motor Jeno walau diiringingi berbagai umpatan di dalam hati.

Jeno tanpa aba aba langsung saja menarik gas nya.

"ANJING" Bayu reflek memegang pundak Jeno "Lo mau gue mati hah???!!!"

"Iya mati aja lo!"

Perdebatan panjang tidak pernah berhenti sampai mereka tiba di sebuah rumah.

Perdebatan panjang tidak pernah berhenti sampai mereka tiba di sebuah rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bima Or BayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang