21. Apa yang salah?

756 104 0
                                    

Hari keberuntungan Bima sepertinya telah berakhir. Karena tidak seperti hari kemarin saat Bima beruntung tidak bertemu Jeno di kantin, hari ini justru Bima mendapat perintah untuk pergi ke kelas Jeno.

"Males banget jir" monolog nya setelah sampai di depan pintu kelas 12 IPA 1.

Tok tok tok

Bima mengetuk pintu sebelum menarik knop. Terlihat di dalam sangat tenang walaupun guru yang mengajar belum hadir. Sedetik kemudian seluruh atensi mengarah pada Bima.

'anjing malu banget sumpah'

"Ketua kelas nya ada?" Bima mengedarkan pandangan setelah bertanya demikian.

Secara tidak sengaja mata Bima bertemu dengan mata tajam Jeno yang duduk di jajaran paling depan. Bima meneguk ludah.

"Iya ada apa?" Seseorang kemudian berdiri dari duduk nya dan menghampiri Bima.

"Bu Okta katanya gabisa masuk, jadi ngasih tugas ini" Bima menyerahkan lembaran lembaran kertas berisi soal.

"Katanya harus dikumpulin pas jam pelajarannya selesai" Tambah Bima.

"Oke, makasi ya dek."

Bima tersenyum ramah kemudian menutup pintu kembali. Tepat saat pintu tertutup, kericuhan terdengar dari dalam kelas.

"Lah? cuma topeng ternyata."

Semantara itu, Jeno yang berada di dalam kelas merasa kesal karena kebanyakan teman-temannya di kelas membicarakan Bima.

'imut banget anjay'

'iya woy mana ganteng juga lagi'

'kelas berapa dah?'

Jeno dengan tiba tiba berdiri dan menggebrak meja membuat semua orang terkejut terutama para sahabat yang berkumpul di belakang.

"Kenapa Jen?" Tanya Haikal yang sudah berada di samping Jeno.

Jeno hanya menggelengkan kepalanya kemudian bergegas keluar dari kelas.

.
.
.


Tinggg

Pesan masuk dari Hp Bayu membuatnya terpaksa beralih dari obrolan dengan Lele. Bayu mengangkat satu alisnya heran, mengetahui pesan tersebut dari Jeno. Ini adalah pesan pertama yang Jeno kirim padanya.

Jeno anjing
|Gue tunggu di atap!

"Siapa yu?" Tanya Lele.

"Hah? oh itu dari operator" Bohong Bayu, Ia belum juga berani mengatakan hal yang sebenarnya.

"Gue ke toilet bentar deh." Bayu berdiri dari duduknya.

"Nitip deh."

"Gue mau ke toilet goblok bukan ke kantin, lo kira BAB bisa dititipin?"

Ayen dan Terry yang sebelumnya duduk dan makan di lantai beralaskan karpet melotot pada Bayu.

"Kita lagi makan lo ngotak dong sat!" Kesal Ayen.

"Yaelah emang napa sih toh makanan yang lo makan juga bakal jadi tai nantinya."

Tanpa berlama-lama Terry langsung melempar Bayu menggunakan sendal yang tadi ia pakai.

.
.
.

Bima sampai di atap, terlihat Jeno sedang menikmati pemandangan di bawah sana.

"Mau bundir lo?"

Menyadari keberadaan Bima, Jeno kembalikan badannya. Ia memasukan kedua tangannya di saku celana kemudian menatap Bima tajam.

"To the point aja, kenapa lo ke kelas gue? lo lupa sama peringatan gue?"

Pertanyaan bertubi tubi dari Jeno membuat Bima kesal. Bukankah seharusnya Jeno tahu bahwa dia ke sana karena perintah Bu Okta?

Bima menyilangkan kedua tangannya di dada "Kenapa ke gue? protes aja sama Bu Okta" Ucapan Bima yang terkesan santai membuat emosi Jeno semakin tersulut.

"Harusnya lo tolak bangsat!"

Bima menunduk sesaat kemudian ia kembali menatap Jeno dengan tatapan yang berbeda, yang tidak pernah Jeno lihat sebelumnya. Ia terlihat marah namun rasa sakit juga terlihat di tatapannya "Kenapa lo kayak gini ke gue?"

Jeno terdiam. Entalah, sejujurnya Jeno juga tidak mengerti, apa yang membuat dia tidak bisa menerima Bima sebagai adik yang dahulu sangat ia sayangi dan kasihi.

"...karena lo udah nipu gue dan abang gue. Gue dan abang gue ngerasa bodoh, lo tau? lo mikir? mungkin Abang gue udah maafin lo, tapi gue belum, dan nggak bakal!"

"Karena apa? karena gue BENCI sama lo!" Jeno menekan kata benci yang ia ucapkan.

Hati Bima seakan teriris, namun ia tidak peduli. Ia harus membohongi dirinya sendiri setidaknya kali ini. Ia harus membalas ucapan Jeno agar tidak terlihat lemah, agar ia tidak terlihat mengharapkan penerimaan Jeno.

"Asal lo tau. Gue lebih benci sama lo!"

Bima mengambil langkah menjauhi Jeno setelah berkata demikian. Ia pergi untuk menyembunyikan rasa sedih nya, rasa sakitnya karena mengatakan hal yang sebenarnya tidak ingin ia ucapkan.

Setelah kepergian Bima, Jeno memegangi dadanya kasar, entah apa yang terasa sakit. Namun jujur saja, ia merasa benar benar tidak nyaman. Ia merasa ada suatu hal yang tidak benar. Tapi dia tidak tahu apa.

Jeno memukul dadanya berkali kali  berharap dapat meringankan rasa sakitnya walau pada kenyataannya tidak. Entah apa yang sebenarnya terjadi. Entah apa dan siapa yang salah.

[18/11/22]

Udah pada dengerin Lany 'You' Beomgyu cover belum?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Udah pada dengerin Lany 'You' Beomgyu cover belum?

Wajib sih wkwk, masih terngiang ngiang nih dengerin suara + liat visual dia, kenyang banget pokoknya kalian harus dengerin, aku maksa ahaha.

Lop yu kalian hihi :^




Bima Or BayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang