Bel istirahat berbunyi, setelah melewati jam jam pelajaran dengan menjuteki teman teman pelit nya. Bima dengan cepat bergegas keluar menuju kantin, harap harap bertemu Jeno sang kakak.
Disaat gini aja lo ngaku gue Abang lo
Mau atau tidak, Bima harus meminta uang pada Jeno karena tidak ada lagi pilihan lain. Andai saja bang Mahen tidak sedang marah. Pasti pilihan ini sudah Bima skip sejak awal.
Lankah gontai Bima terhenti kala sampai di kantin, ia mengedarkan pandangan mencari seseorang yang akan menyelamatkan hidupnya dari kelaparan.
Alangkah senangnya Bima melihat Jeno baru saja duduk membawa batagor di meja ujung kantin. Ia dengan cepat menghampiri Jeno.
"Oy" Bima menepuk bahu Jeno yang hendak menyuapkan batagor.
"Anjing, apaan si lo ganggu orang aja. Sana lo jauh jauh dari batagor gue!"
Bima nyengir "hehe, minta duit dong."
Jeno menyimpan sendok nya kembali, ia menghela nafas "Apa gue bilang."
"Iya deh iya maafin gue, lo kan ganteng." Bima berdesak desak pada Jeno kemudian memalingkan wajah untuk memasang tampang ingin muntah.
Senyum sumringah nampak di wajah Jeno, namun ia tidak akan memberi Bima uang begitu saja "Halah, minta traktir temen lo sana."
Bima berdecak kesal "Ck, lo mah. Temen temen gue gak ada yang mau traktik hiks."
"Serius? Pelit amat temen lo. Yaudah sana lo ambil makanan, bilang gue yang bayar."
"Benerannn? apa aja boleh nih asli?" Tanya Bima semangat.
Jeno mengangguk mengiyakan sambil lanjut memakan batagor favorit yang tidak pernah ia lewatkan.
Beberapa saat kemudian Bima kembali dengan tangan kosong. Ia menduduki kursi di depan Jeno, masih dengan senyum senyum bahagia. Beberapa orang yang melihat senyum Bima pasti berfikir kupu kupu juga mengikutinya, kecuali Jeno.
"Mana makanan lo?"
"Udah gue pesen, bentar lagi paling dianterin."
Benar saja, mang Yuta sudah datang membawa sepiring batagor. Kemudian datang juga mang Hitman mengantar sepiring tahu pedas dan jamur krispi. Lalu bi Irene juga datang mengantar roti bakar.
Jeno melotot tak percaya, kini sudah ada 7 makanan dan 2 minuman yang dibeli Bima. Entah memang dia kelaparan atau bagaimana, padahal ini baru jam istirahat pertama.
"Lo mau makan atau mukbang?"
Bima menatap Jeno polos "Makan lah."
"Pantes aja temen temen lo gamau nraktir, gue paham sekarang" Jeno mengangguk "Lo beli karena emang mau apa gimana dah?"
"Iya, kecuali yang ini" Bima menunjuk roti bakar yang ada dihadapannya "Gue beli karena yang jualnya cantik."
Jeno tersenyum dan menggelengkan kepalanya "Yaelah cil cil, hati hati tar mirip bapak lo."
"Diem lo anak durhaka." Hardik Bima.
"Oh iya bang eh? kak? aelah gue masih bingung mau panggil lo pake embel embel apa."
Jeno juga tampaknya sedang berfikir, mau dipanggil apa dan memanggil Bima apa.
"Gue panggil lo kk aja deh." Putus Bima.
"Kenapa?" Tanya Jeno, ia heran sebab Bima memanggil Mahen dengan sebutan Bang.
"Karena dalam bahasa Ibrani K dibaca qof yang berarti monyet." Bima cengengesan mendengar ucapannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bima Or Bayu
Fanfiction"kalo gue gamau? mau ngadu sama emak lo? hahaha" "Emak gue udah meninggal" #1 in beomgyu ( 11/11/2022) #4 in angst (22/12/2022) #5 in Jeno (16/11/2022)