BismillahHappy 10k pembaca
Makasih yang udah mampir di cerita saya ini.
Udah nggak sabar sama kelanjutannya?
Ya udah, tanpa basa-basi lagi.
Happy reading All❤️
"Siapa?"
Dinar membuka pintu depan, namun tak menemukan siapa-siapa di sana. Perasaan tadi ada yang membunyikan bel rumah, apa jangan-jangan tadi itu hanya halusinasi Dinar saja? Ah, rasanya tidak mungkin. Jelas-jelas Dinar mendengar suara bel dengan sangat nyaring, atau mungkin tadi itu hanya orang iseng saja?
Dinar menatap sekeliling halaman rumah, tetapi tetap saja tak menemukan siapapun di sana. Ia mengedarkan netra ke arah tangga teras, betapa terkejutnya gadis itu ketika menemukan sebuah kotak kecil yang telah diberi bungkusan kertas kado.
Apa jangan-jangan yang menekan bel rumah tadi adalah tukang pos? Tapi rasanya sangat tak mungkin. Bagaimana bisa seorang pengantar paket membiarkan paketan yang ia bawa di sembarangan tempat?
Dan setahu Dinar, ia dan Athala sama-sama tak memesan apapun dari aplikasi jualan online.
Entahlah, Dinar benar-benar tak paham dengan kejadian hari ini.Rasanya aneh saja, tiba-tiba ada titipan kotak kecil di depan rumah tanpa ada orang yang mengantarnya? Merasa penasaran, Dinar pun mendekati kotak tersebut dan mencoba untuk membukanya.
Ternyata, isi di dalam kotak yang tergeletak di tangga teras itu adalah sebuah kertas yang terlipat menjadi tiga bagian. Di dalamnya terdapat sebuah gelang bergambar jangkar serta berwarna hitam yang tampaknya sudah sangat lusu.
Hal tersebut mengingatkan gadis berparas cantik itu pada kejadian yang terjadi beberapa tahun lalu.
Dinar mengangkat gelang itu dengan perasaan yang sangat gugup. "I–ini bukannya gelang punya Kak Ra—" Gadis itu segera membekap mulutnya. Menggeleng sebentar sembari menatap lekat benda yang berada dalam genggamannya. "Nggak, nggak mungkin!"
Gadis mungil itu membaca sebuah tulisan yang tertera di kertas yang sempat menjadi bungkusan gelang tersebut. 'Hai, Dinar. Masih ingat dengan gelang itu? Gelang milik orang yang telah kau lenyapkan beberapa tahun lalu? Selamat menikmati semua ini, pembunuh!'
Ya, begitulah tulisan yang tertera di kertas putih itu, tinta yang digunakan pun berwarna merah. Tidak! Itu bukan seperti tinta pulpen, melainkan darah. Namun, siapa yang telah mengirimkan kotak itu, dan apa tujuannya?
"Tidak, saya bukan pembunuh! Saya tidak pernah melenyapkan seseorang!"
"Semua yang terjadi bukan salah saya! Saya bukan pembunuh!"
"AAAAAAAA ... Saya bukan pembunuh!"
Dinar mulai merasa ketakutan, bahunya bergetar hebat, bayangan masa lalu kembali menghantui dirinya. Gadis itu refleks membuang gelang yang berada di tangannya lantas menutup kedua telinganya.
Tubuh Dinar terkulai di lantai dengan sisa-sisa keberanian yang ada. Peluh mulai bercucuran membasahi wajah gadis tersebut. Disaat ia sudah mulai mencoba melupakan semua yang terjadi beberapa tahun lalu, kenapa baru sekarang ada yang menorornya seperti ini? Apa orang yang melakukan semua ini ada hubungannya dengan masa lalu Dinar juga?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Pacar Halal (End)
Teen Fiction⚠️Awas Baper⚠️ "Kamu mau ke mana?" "ke Balkon, mau murojaah hafalan." "Kenapa harus di balkon? kan ada aku di sini." "Terus, kalau ada kamu emangnya kenapa?" "Kamu di sini aja, biar aku yang dengerin kamu murojaah." "Serius boleh?" "Iya, fatimah kec...