Kejutan

421 43 1
                                    


Hai, semua! Rasanya sudah lama ya, author gak nyapa kalian.

Gimana nih, masih ada yang ingat sama kisah cinta antara Dinar dan Athala?

Oke deh, tanpa berlama-lama lagi, setelah sekian purnama cerita tidak terlanjut. Akhirnya, author kembali update lagi. Semoga suka ya ...

***

“Kenapa, Nar?” tanya Athala membuat Dinar yang sedari tadi hanya melamun kini mengalihkan pandangan padanya. “Ada masalah, ya? Coba cerita ke aku.”

“Eh, ngak kok, Tha. Aku baik-baik aja,” ujar Dinar berusaha menyakinkan dengan menyunggingkan senyuman manisnya.

“Yakin?” Athala masih belum puas atas jawaban yang diberikan oleh sang pacar halal.

“Iya, Tha. Gak ada yang perlu dikhawatirin kok.” Lagi, Dinar mencoba untuk menyakinkan Athala. “Udah gih, kamu pergi mandi. Ntar kita telat datang ke sekolah.”

Athala mengiyakan perintah sang istri, tetapi sebelum ia beranjak dari tempat duduknya, pemuda itu mengusap kepala Dinar beberapa kali membuat jilbab yang digunakan gadis tersebut terlihat sedikit berantakan. Dasar, Athala! Tingkah usilnya kembali kumat.

“Athala, ih!” Teriak Dinar, ia hendak memukul Athala, tetapi tak berhasil karena sang pacar halal sudah lebih dahulu melarikan diri.

Keusilan Athala tadi cukup membuat hati Dinar kembali tenang. Namun, tak bertahan lama. Lagi dan lagi Dinar mengingat kejadian semalam. Dan yap, teror yang ia alami tersebut membuat gadis nan ayu itu susah untuk tidur.

Dinar mulai kembali larut dengan banyak pertanyaan yang muncul, apalagi  tentang teror yang terjadi padanya beberapa hari terakhir. Gelang, tulisan berlumuran darah, belum lagi bingkisan aneh yang entah siapa pengirimnya.

Gadis itu hanya takut, jika masa lalu yang terjadi padanya akan kembali menghantui. Padahal sudah sangat lama ia mencoba untuk melepaskan segala trauma itu.

Terlebih tentang hujan, ditambah lagi barang-barang yang ia temui—benda yang berhubungan dengan masa lalu. Ah, Dinar tak tahu harus berbuat apa untuk sekarang ini.

“Nar, buku PKN-ku di mana, ya?” tanya Athala yang muncul dari balik pintu kamar.

Dinar yang tengah memikirkan cara untuk mengetahui dalang dari semua teror yang ia alami, seketika terkejut setelah melihat kehadiran Athala. Ia yang sejak tadi duduk di sofa ruang tengah, lantas beranjak dan menghampiri sang suami.

Gadis itu berjalan menuju meja belajarnya lalu memindahkan satu per satu buku yang tertumpuk di atas sana. Dan yap, ia menemukan buku milik Athala. Semalam, Dinar memakai buku Athala untuk menyalin catatan yang telah tertinggal dan  memang gadis tersebut  tak memberitahu pada sang pacar halalnya.

“Ini buku kamu.” Dinar menyerahkan buku berwarna  merah pada Athala. “Jadi gimana? Kita langsung berangkat ke sekolah, atau kamu mau sarapan dulu?”

Athala memasukkan buku PKN nya dalam tas. “Mau sarapan dulu dong, masa iya istri aku yang cantik ini udah masak yang enak terus gak dimakan? Kan aneh.”

“Ya udah deh, kamu sarapan dulu, gih.”

“Emang kamu gak sarapan, Nar?”

“Aku nanti sarapan di sekolah aja.”

Athala hanya mengangguk. “Kalau gitu, kamu harus suapin aku ya? Pokoknya gak nerima penolakan sama sekali titik! Gak pake koma.”

Setelah menghabiskan sarapan, Athala dan Dinar lantas bergegas menuju sekolah. Seperti biasa, setibanya di depan gerbang sekolah, Dinar langsung  menyalimi tangan Athala dan dibalas dengan kecupan di kening. Tak ingin berlama-lama lagi, gadis itu langsung turun dari mobil, ia tak ingin ada siswa ataupun siswi yang melihatnya bersama Athala.

Dear Pacar Halal (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang